Kunci Desa Wisata di Yogyakarta Bisa Bertahan Kala Pandemi

Jumat, 1 April 2022 06:31 WIB

Wisatawan berkunjung ke Desa Wisata Ledok Sambi, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, pada Minggu, 21 November 2021. TEMPO | Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kampung dan desa wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terbukti bisa bertahan dan melewati ganasnya dampak pandemi Covid-19 yang sudah menerjang Indonesia kurun dua tahun terakhir.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menilai faktor utama yang membuat desa dan kampung wisata bertahan selama pandemi itu salah satunya karena kepercayaan wisatawan yang terjaga. "Sangat penting meraih kepercayaan wisatawan itu selama pandemi Covid-19," kata Pelaksana Tugas Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Frans Teguh dalam dialog daring yang melibatkan 10 pengelola desa dan kampung wisata di Kota Yogyakarta, Rabu, 30 Maret 2022.

Kepercayaan wisatawan kepada desa dan kampung wisata di Yogya saat pandemi terjaga antara lain melalui gerakan-gerakan Sapta Pesona, CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) dan pelayanan prima. "Gerakan-gerakan itu menjadi fondasi dasar agar destinasi bisa survive tidak hanya di masa pandemi melainkan juga ke depannya,” kata Frans.

Soal pelayanan prima desa wisata, Frans mengatakan desa wisata di Yogya secara umum menyadari pentingnya aspek hospitality sehingga pengunjung betah selama berada di desa wisata. "Standar pelayanan yang optimal itu yang menjadi kunci meningkatkan daya saing bagi produk produk desa wisata," ujarnya.

Frans menegaskan untuk bertahan di masa pandemi tak cukup hanya itu. Modal yang dimiliki Yogyakarta adalah desa wisata mampu mempertahankan karakteristik, keunikan, dan nilai-nilai lokal yang dimiliki.

Advertising
Advertising

“Lokalitas dan karakteristik ini juga penting, jangan kehilangan itu sebagai bagian orisinalitas menarik wisatawan dan perlu terus berinovasi, diperbaharui kemasannya," kata Frans.

Inovasi, adaptasi dan kolaborasi, menurut Frans, menjadi kunci untuk mendorong industri pariwisata agar semakin berkualitas dan berkelanjutan.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko menyatakan saat ini 1.000 pelaku kampung wisata di Kota Yogyakarta tengah mendapat pendampingan bersama Kemenparekraf untuk mengoptimalkan potensi wisata masing-masing. "Terutama penguatan produk pariwisata, kewirausahaan dan pelatihan bidang pariwisata sesuai lokalitas masing masing," kata dia.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatof Sandiaga Uno mengatakan Sapta Pesona plus CHSE di destinasi dan desa wisata saat ini menjadi suatu hal yang sangat krusial dan penting untuk meyakinkan wisatawan. Sebab, itu akan mengubah wajah pariwisata dan ekonomi kreatif. "Saat ini wisatawan akan cenderung memilih destinasi yang mengedepankan rasa aman, nyaman, bersih, sehat dan seiring keberlanjutan lingkungan” kata dia.

Baca juga: NTB Bersiap Mengutus 150 Desa Wisata di Lomba Anugerah Desa Wisata 2022

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

9 jam lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

2 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

2 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

2 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

2 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

2 hari lalu

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

Jepang memasang tembok pembatas yang menghalangi turis berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

3 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

3 hari lalu

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran mengatakan pantai Pangandaran pasca terjadinya gempa Garut dalam situasi aman.

Baca Selengkapnya

Rangkuman Pro Kontra Iuran Pariwisata, Anggota Komisi V DPR: Sebaiknya Tidak Diterapkan

3 hari lalu

Rangkuman Pro Kontra Iuran Pariwisata, Anggota Komisi V DPR: Sebaiknya Tidak Diterapkan

Iuran dana Pariwisata pada tiket pesawat yang direncanakan pemerintah menjadi kontroversi. Bagaimana tanggapan dari berbagai pihak?

Baca Selengkapnya

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

3 hari lalu

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

Foto Gunung Fuji yang berdiri megah di delakang toko Lawson itu menarik bagi wisatawan asing

Baca Selengkapnya