Sejarah Malioboro sebagai Jalan Kerajaan, Jauh Sebelum PKL Malioboro Direlokasi

Reporter

Tempo.co

Senin, 7 Februari 2022 19:20 WIB

Prajurit budaya berbaju merah mengikuti Kirab Budaya untuk Kemanusiaan Indonesia Timur di sepanjang jalan Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (14/04/2012). TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Jalan Malioboro telah menjadi salah satu destinasi wisata ikonik di Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satu hal yang membuat Jalan Malioboro ikonik adalah pemandangannya yang dipenuhi oleh Pedagang Kaki Lima atau PKL Malioboro.

PKL di Malioboro kini akan berpindah tempat dari Jalan Malioboro di dua titik relokasi. Para PKL rencananya akan menempati kios baru mereka di bekas bangunan Bioskop Indra yang disebut Teras Malioboro 1, dan di sebelah Hotel Garuda sebagai Teras Malioboro 2.

Jalan Malioboro merupakan jalan yang telah didirikan sejak zaman kerajaan, kolonial, dan bertahan hingga saat ini. Dilansir dari arsipperpustakaan.jogjakota.go.id, Malioboro dibangun bertepatan dengan pembangunan Keraton Yogyakarta. Kala itu, Jalan Malioboro dibangun sebagai manifestasi dari sumbu imajiner yang menghubungkan tiga titik sakral di Jogja, yakni Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta, dan Pantai Selatan.

Selain sebagai manifestasi sumbu imajiner, Jalan Malioboro pada waktu itu juga berfungsi sebagai jalan kerajaan atau rajamarga. Dikutip dari Jurnal Lembaran Sejarah, Jalan Malioboro kerap kali difungsikan untuk menggelar seremoni, perayaan, dan pertemuan dengan tamu-tamu kerajaan. Kondisi ini bertahan hingga Pemerintah Kolonial Belanda datang pada 1790-an.

Kedatangan Pemerintah Kolonial Belanda ternyata tidak menghilangkan fungsi Jalan Malioboro. Jalan yang berada di pusat Kota Yogyakarta tersebut justru semakin populer. Banyak bangunan-bangunan strategis yang dibangun di sekitar Malioboro, seperti The Dutch Club, Benteng Vredeburg, dan kantor-kantor pemerintahan lainnya. Dilansir dari berbagai sumber, bangunan-bangunan tersebut didirikan oleh Pemerintah Kolonial Belanda untuk menandingi legitimasi Keraton Yogyakarta pada waktu itu.

Advertising
Advertising

Dilansir dari pariwisata.jogjakota.go.id, banyaknya bangunan-bangunan yang berdiri di Jalan Malioboro ketika masa Pemerintahan Kolonial Belanda membuat Jalan Malioboro tidak lagi menjadi jalan kerajaan. Selama masa Pemerintahan Kolonial Belanda, Jalan Malioboro mulai populer di kalangan umum. Karena itu, banyak masyarakat umum yang kemudian menjadikan Jalan Malioboro sebagai destinasi wisata.

BANGKIT ADHI WIGUNA

Baca: PKL Malioboro Sudah Pindah Semua, Masih ada Barang yang Tertinggal di Malioboro

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

4 jam lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

9 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

13 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Liburan di Yogyakarta Semakin Menarik dengan Promo dari Traveloka

16 hari lalu

Liburan di Yogyakarta Semakin Menarik dengan Promo dari Traveloka

Yogyakarta adalah destinasi wisata yang memukau dan layak dikunjungi. Kekayaan budaya dan ragam kulinernya yang enak menjadi alasan terbaik untuk berlibur ke kota ini.

Baca Selengkapnya

Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

16 hari lalu

Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

Wisatawan banyak yang belum mengetahui bahwa Malioboro termasuk kawasan tanpa rokok sejak 2018.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

17 hari lalu

Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

Pemudik maupun wisatawan yang masuk ke Yogyakarta dengan kendaraan pribadi tak sedikit yang melewati jalur alternatif.

Baca Selengkapnya

Sembilan Destinasi Wisata Terfavorit Selama Lebaran, Malioboro sampai Bromo

18 hari lalu

Sembilan Destinasi Wisata Terfavorit Selama Lebaran, Malioboro sampai Bromo

Kemenparekraf mengungkap sejumlah destinasi wisata yang menjadi tujuan utama wisatawan selama libur Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Puncak Arus Balik, Ini Area Padat Arus Kendaraan di Yogyakarta

19 hari lalu

Puncak Arus Balik, Ini Area Padat Arus Kendaraan di Yogyakarta

Pada masa arus balik, jalan-jalan nasional yang menghubungkan Yogyakarta dengan Jawa Tengah hampir semuanya tersendat.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

20 hari lalu

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

20 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?

Baca Selengkapnya