Tren Pariwisata Dark Tourism, Apakah itu?

Reporter

Tempo.co

Selasa, 28 Desember 2021 12:20 WIB

Warga mengarak peti jenazah saat ritual Ma`Palao di Kecamatan Kesu, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, 25 Agustus 2015. Ma`palo merupakan proses mengarak jasad dari rumah adat Tongkonan ke komplek pemakaman yang disebut Lakkian pada ritual pemakaman masyarakat Toraja atau Rambu Solo. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO, Jakarta - Satu lagi tren di dunia pariwisata yang juga tidak kalah menarik, yaitu dark tourism. Dalam bahasa Inggris, dark tourism diterjemahkan sebagai wisata gelap. Namun, bukan berarti gelap dalam makna sesungguhnya. Gelap di sini merupakan sebuah kata kiasan yang bermakna kelam. Dengan demikian, dark tourism adalah sebuah konsep wisata kelam dengan melakukan wisata ke tempat-tempat terjadinya tragedi di masa lampau.

Fenomena dark tourism memiliki tradisi yang panjang. Dalam artian, dark tourism merupakan kunjungan ke suatu tempat kejadian beberapa peristiwa tergelap dalam sejarah manusia. Adapun yang termasuk dark tourism, mulai dari lokasi terjadinya genosida, pembunuhan, perang, hingga bencana baik disengaja maupun tidak disengaja.

Kelahiran tren dark tourism dicetuskan pertama kali pada era 1990-an, mengutip dari kemenparekraf.go.id. Tepatnya, istilah ini dikemukakakn oleh seorang profesor pariwisata di Glaslow Caledonian University, di Skotlandia, bernama J. John Lennon bersama rekannya pada 1996. Pada dekade tersebut, dark tourism dianggap sebagai hal yang tabu.

Meskipun tidak ada data statistik resmi mengenai jumlah pengunjung yang berpartisipasi dalam tren dark tourism setiap tahunnya, tetapi jumlah tersebut terus mengalami peningkatan. Melansir dari Dark-Tourism.com, setidaknya terdapat 900 tempat yang tergolong dark tourism dalam 112 negara di dunia.

Indonesia menjadi salah satu negara penyumbang lokasi untuk dark tourism cukup banyak. Tidak sedikit daerah-daerah di Indonesia menjadi bagian sejarah kelam dan peristiwa penting yang sarat akan tragedi di masa lalu. Dilansir dari kemenparekraf.go.id., pada 2012, perusahaan penyedia layananstreaming Netflix, meliput acara Rambu Solo, sebuah acara pemakaman khas di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, di salah satu episode serial dokumenter bertajuk Dark Tourist.

Advertising
Advertising

Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi cukup besar untuk turut serta menarik wisatawan dalam hal dark tourism. Bagi generasi milenial, keberadaan dark tourism sangatlah penting. Sebab, melalui dark tourism sekaligus mempelajari latar belakang dan mengenang proses kejadian terbentuknya sejarah di tempat tersebut.

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca: Destinasi Dark Tourism di Indonesia Tempat Mengenang Tragedi Masa Lalu

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

22 jam lalu

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

23 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

4 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

4 hari lalu

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

Jepang memasang tembok pembatas yang menghalangi turis berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

5 hari lalu

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran mengatakan pantai Pangandaran pasca terjadinya gempa Garut dalam situasi aman.

Baca Selengkapnya

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

5 hari lalu

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

Foto Gunung Fuji yang berdiri megah di delakang toko Lawson itu menarik bagi wisatawan asing

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

5 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

6 hari lalu

Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

Relawan yang ikut membantu bencana alam diminta untuk memperhatikan kebutuhan anak-anak yang menjadi korban.

Baca Selengkapnya

Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

8 hari lalu

Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

Tak hanya dipimpin raja, Majapahit pernah dipimpin perempuan. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

8 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya