Uni Eropa Pertimbangkan Perlunya Vaksinasi Covid-19 Booster untuk Bepergian

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Selasa, 14 Desember 2021 16:53 WIB

Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Negara-negara Uni Eropa memulai mempertimbangkan perlu tidaknya memasukkan vaksinasi Covid-19 booster sebagai syarat bepergian. Seperti diketahui, pandemi masih terjadi dan kini terdapat jenis baru virus corona, yakni varian Omicron.

Vaksinasi Covid-19 booster atau vaksin dosis ketiga diperkirakan mampu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap virus corona. Terlebih jika orang tersebut sering bepergian atau melewati lintas batas negara. Komisi Eksekutif Uni Eropa masih berkoordinasi ihwal perlu tidaknya para pendatang memiliki sertifikat vaksin booster tersebut.

Saat ini, wisatawan yang datang ke sejumlah negara di Eropa wajib menunjukkan sertifikat vaksinasi Covid-19 dosis lengkap (dua kali suntik) dan tes swab PCR dengan hasil negatif Covid-19. Mengenai kebijakan karantina berbeda di setiap negara. Begitu juga dengan nominal asuransi perjalanan yang disyaratkan.

Pemerintah Yunani mengusulkan agar para pelaku perjalanan hanya dapat bepergian jika telah mendapat vaksinasi Covid-19 booster minimal enam bulan sebelum sampai di negara tujuan. Bukti atau sertifikat vaksinasi itu harus tertera dalam dokumen perjalanan.

Menteri Luar Negeri Luksemburg, Jean Asselborn mengatakan, penting bagi 27 negara Uni Eropa untuk menyepakati satu standar yang berlaku bagi semua. "Kami tidak dapat menerapkan sistem yang berbeda dengan negara lain di kawasan yang sama," katanya. "Jangan sampai kebijakan di Luksemburg berbeda dengan Yunani, berbeda lagi di Jerman, Prancis, dan lainnya."

Advertising
Advertising

Menteri Urusan Uni Eropa - Irlandia, Thomas Byrne mengatakan, sertifikat vaksinasi Covid-19 digital Uni Eropa yang berlaku mulai Juli 2021, bisa menjadi sarana untuk memfasilitasi sekaligus mengawasi pergerakan wisatawan. Sementara Menteri Urusan Uni Eropa - Jerman, Michael Roth mengingatkan agar kebijakan perlu tidaknya vaksinasi Covid-19 booster untuk wisatawan berpijak pada studi ilmiah.

"Apakah vaksin booster ini benar-benar meningkatkan kekebalan?" kata Michael Roth. "Betul bahwa sertifikat vaksinasi digital sangat penting saat ini, namun tetap harus berlandaskan pengetahuan ilmiah."

ANDINI SABRINA | REUTERS

Baca juga:

Pemerintah Diminta Kaji Ulang Rencana Vaksinasi Booster pada Januari 2022

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

11 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

14 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

3 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

3 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa, UNODC dan ILO Luncurkan PROTECT untuk Lindungi Hak Perempuan Pekerja Migran

3 hari lalu

Uni Eropa, UNODC dan ILO Luncurkan PROTECT untuk Lindungi Hak Perempuan Pekerja Migran

PROTECT ditujukan untuk memperkuat hak-hak perempuan pekerja migran, anak-anak dan kelompok berisiko di Indonesia

Baca Selengkapnya

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

4 hari lalu

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

Peneliti Unair menilai penarikan vaksin AstraZeneca dari pasar akan memicu pro dan kontra. Masyarakat bisa ragu terhadap program vaksinasi nasional.

Baca Selengkapnya

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

4 hari lalu

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

Berikut peraturan baru untuk mempermudah proses mencari kerja di Jerman bagi warga negara di luar Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

5 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

9 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

9 hari lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya