Akibat Pandemi, Masyarakat Lebih Suka Perjalanan Wisata ke Kawasan Terpencil

Reporter

Antara

Kamis, 21 Oktober 2021 13:27 WIB

Pengunjung memotret dengan gawainya di taman wisata Pusuk Sembalun, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, NTB, Jumat, 8 Oktober 2021. Taman wisata Pusuk Sembalun yang berada di ketinggian 1250 mdpl di bawah kaki Gunung Rinjani tersebut menyuguhkan panorama alam tebing yang curam merupakan salah satu destinasi wisata favorit di wilayah NTB. ANTARA/Ahmad Subaidi

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) mencatat ada peningkatan pemesanan perjalanan wisata dari wisatawan domestik setelah ada kebijakan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM. Pemesanan perjalanan kini sudah mencapai sekitar 40 persen dari kondisi normal atau meningkat hingga dua kali lipat dari kondisi sebelum ada pelonggaran.

Penyedia layanan hospitality OYO menilai kenaikan ini merupakan salah satu dampak dari berbagai stimulus dan kebijakan yang dilakukan pemerintah, seiring dengan peningkatan angka vaksinasi dan kebiasaan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan. "Kami juga melihat arus wisatawan lokal yang berangsur mulai kembali, serta membawa perubahan perilaku yang membuat industri harus terus beradaptasi," kata Country Head OYO Hotels and Homes Indonesia, Agus Hartono Wijaya dalam keterangannya, Kamis, 21 Oktober 2021.

Agus menjelaskan terdapat sejumlah perubahan preferensi masyarakat dalam melakukan perjalanan wisata saat dan pasca pandemi Covid-19. Pertama adalah preferensi perjalanan domestik.

Menurut Agus, saat ini destinasi wisata di kawasan terpencil dan tidak banyak kerumunan menjadi preferensi baru wisatawan karena dinilai lebih dapat memberikan keamanan dan kenyamanan dalam berwisata di tengah pandemi. Selain itu, staycation di hotel budget dengan gaya unik.

"Hotel-hotel boutique dengan kapasitas yang lebih kecil ini akan lebih diminati karena dapat memberikan rasa aman dan nyaman ketika berlibur pasca Covid-19 dikarenakan pelanggan dapat menghindari kerumunan orang demi menjaga jarak sosial dan higienitas saat menginap," kata Agus.

Advertising
Advertising

OYO juga melihat tiga faktor utama yang menjadi kunci dalam momentum pemulihan sektor pariwisata. Pertama adalah peran teknologi yang semakin krusial.

"Mengingat kini masyarakat lebih senang dengan opsi tanpa kontak fisik (contactless) untuk melakukan pemesanan," kata Agus.

Selain itu, Agus menilai pelaku industri pariwisata dan perhotelan perlu bersiap untuk berkolaborasi menjadi sebuah ekosistem yang lebih kuat dan lebih tangguh usai pandemi. Terakhir adalah pentingnya keberlanjutan pariwisata ramah lingkungan pasca pandemi. "Selama pandemi, kita dapat melihat pulihnya lingkungan dari polusi dampak kegiatan manusia, baik itu air sungai yang kembali jernih atau langit yang lebih cerah," kata dia.

Baca juga: Perjalanan Wisata Usai Covid-19 Lebih Ribet, Begini Ilustrasinya

Berita terkait

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

6 menit lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

5 jam lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

5 jam lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

1 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

3 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

Bandara Adi Soemarmo turun status dari internasional ke domestik. Bagaimana nasib pariwisata di Solo? Ini tanggapan Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

4 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

7 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

8 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

8 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang

9 hari lalu

Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang

Rencana pemerintah memberlakukan penarikan iuran pariwisata di tiket pesawat dinilai berpotensi melanggar undang-undang.

Baca Selengkapnya