Hanya Satu Pasar di Yogyakarta yang Siap Terapkan Aplikasi PeduliLindungi

Selasa, 19 Oktober 2021 08:38 WIB

Pengunjung melakukan scan aplikasi Peduli Lindungi sebelum memasuki Pasar Mayestik, Jakarta, Rabu, 29 September 2021. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Seluruh pasar tradisional di Kota Yogyakarta bersiap menerapkan QR Code aplikasi PeduliLindungi. Dari 28 pasar tradisional di Kota Gudeg itu, hanya satu yang benar-benar siap.

Pasar itu adalah Pasar Prawirotaman yang terletak di tengah perkampungan wisatawan mancanegara. "Dari sejumlah persyaratan untuk menerapkan aplikasi PeduliLindungi, baru Pasar Prawirotaman yang memenuhi Standar Nasional Indonesia," ujar Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Yunianto Dwi Sutono pada Senin, 18 Oktober 2021.

Yunianto menuturkan pasar di Jalan Parangtritis itu menjadi megah setelah dipugar beberapa waktu lalu dan menjadi pasar yang paling bagus dari sisi sarana prasarana. Namun untuk menerapkan aplikasi PeduliLindungi bukan hanya soal kondisi bangunan pasar. Masih ada beberapa syarat lain yang harus dipenuhi.

Pasar tersebut bisa mengadaptasi aplikasi PeduliLindungi apabila seluruh pengelola, pedagang, juru parkir, petugas keamanan, dan pekerja lainnya sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19. "Yang penting seratus persen sudah divaksin," ujar Yunianto.

Pasar Prawirotaman Yogya disiapkan menjadi sentra blusukan wisatawan mancanegara. TEMPO/Pribadi Wicaksono

Pasar Prawirotaman menjadi satu pasar favorit wisatawan. Di Kampung Prawirotaman juga tersebar ratusan homestay, hotel, kafe, dan restoran yang menjadi lokasi tempat singgah wisatawan mancanegara saat ke Yogyakarta.

Advertising
Advertising

Penerapan aplikasi PeduliLindungi di pasar tradisional ini, menurut Yunianto, bukan untuk membatasi kunjungan dan membuat pedagang kehilangan pelanggan. Cara tersebut guna mengantisipasi penularan Covid-19 serta mendeteksi keamanan dan keselamatan setiap pengunjung pasar.

Yunianto menuturkan penerapan aplikasi PeduliLindungi di pasar tradisional jelas bukan perkara mudah karena ini menjadi hal yang baru. Tantangan terbesar, menurut dia, kapasitas sumber daya manusia dan peralatan. Masyarakat harus "melek" teknologi untuk menggunakan aplikasi ini dan membutuhkan telepon pintar yang selalu terhubung dengan internet.

Sementara sebagian pengunjung pasar tradisional adalah orang lanjut usia. Bisa jadi mereka belum akrab dengan teknologi, bahkan tidak punya ponsel pintar. Ditambah lagi banyaknya pintu masuk ke pasar tradisional membuat petugas harus bersiaga di banyak titik.

#pakaimasker #jagajarak #cucitanganpakaisabun #hindarikerumunan #vaksinasicovid-19

Baca juga:
Yogyakarta Hujan Lebat, BMKG Beri Peringatan Hujan Petir di Destinasi Wisata

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

3 jam lalu

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

Selain gula pasir, bahan pokok lain yang dikeluhkan adalah keberadaan minyak kita yang hilang dari peredaran.

Baca Selengkapnya

Ramai Kemenkop UKM Batasi Jam Operasional Warung Madura, Ini Respons Ikatan Pedagang Pasar

7 jam lalu

Ramai Kemenkop UKM Batasi Jam Operasional Warung Madura, Ini Respons Ikatan Pedagang Pasar

Ikappi menyatakan keuntungan dari warung madura itu akan berputar di daerah masing-masing dan mendorong upaya peningkatan ekonomi daerahnya.

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

8 jam lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

15 jam lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

18 jam lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

18 jam lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

23 jam lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

1 hari lalu

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

Jepang memasang tembok pembatas yang menghalangi turis berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

1 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

1 hari lalu

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran mengatakan pantai Pangandaran pasca terjadinya gempa Garut dalam situasi aman.

Baca Selengkapnya