Stadion Lukas Enembe untuk PON XX Papua 2021 Dulunya adalah Sekolah

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Selasa, 12 Oktober 2021 06:45 WIB

Suasana pertunjukan kembang api saat pembukaan PON Papua di Stadion Lukas Enembe, Sentani, Papua, Sabtu, 2 Oktober 2021. Perhelatan olahraga empat tahunan tersebut mengangkat tema 'Torang Bisa'. ANTARA/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Jakarta - Perhelatan Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua 2021 berlangsung di berbagai tempat. Salah satu venue utama kompetisi olahraga nasional ini adalah Stadion Lukas Enembe.

Di Stadion Lukas Enembe ini pembukaan dan penutupan PON XX Papua 2021 berlangsung pada 2 dan 15 Oktober 2021. Stadion Lukas Enembe terletak di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua.

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menceritakan apa yang ada di stadion dan area di sekitarnya saat Belanda menduduki Papua. "Dalam masa pemerintahan Belanda di Papua pada 1944 hingga 1962, saat itu Kampung Harapan bernama Kota Nederlandsch Indië Civil Administratie atau Netherlands-Indies Civil Administration atau NICA," kata Hari Suroto kepada Tempo.

Pemerintah Belanda di Papua atau disebut juga Gouvernement van Nederlands Niew-Guinea membangun tiga sekolah kejuruan di Kota NICA. "Sekarang lahan sekolah itu menjadi tempat di mana Stadion Lukas Enembe berdiri," ucapnya.

Tiga sekolah yang dibangun oleh pemerintah Belanda saat itu adalah sekolah pertanian, sekolah peternakan dan sekolah kehutanan. Seluruh siswanya adalah anak asli Papua dan biaya pendidikan di sekolah ini ditanggung sepenuhnya oleh Gouvernement van Nederlands Niew-Guinea.

Advertising
Advertising

Seluruh siswa tinggal di asrama. Para siswa mendapatkan uang saku setiap bulannya. Siswa kelas satu mendapat uang saku 10 gulden, siswa kelas dua 20 gulden, dan siswa kelas tiga mendapat 30 gulden.

Pelajaran di sekolah ini sepenuhnya menggunakan bahasa Belanda. Adapun kurikulum di tiga sekolah tersebut adalah dua tahun teori menyusul praktik selama satu tahun. Pemerintah Belanda kemudian menutup semua sekolah itu pada 1962.

Seperti diketahui, pada 15 Agustus 1962 terjadi Perjanjian New York yang ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda dengan difasilitasi oleh Amerika Serikat. Salah satu kesepakatan dalam perjanjian itu adalah pemerintah Belanda harus menyerahkan Papua pada badan PBB, United Nation Temporary Executive Authority (UNTEA) paling lambat 1 Oktober 1962. Inilah yang menjadi cikal-bekal berlangsungnya Penentuan Pendapat Rakyat atau Pepera pada 1969.

Baca juga:
PON XX Papua 2021, Tempat Cari Oleh-oleh, Apa Saja Pilihannya, dan Kisaran Harga

Berita terkait

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

13 jam lalu

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

15 jam lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

16 jam lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

1 hari lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

1 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

1 hari lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

1 hari lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

1 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

2 hari lalu

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya