Lereng Gunung Merapi Bopeng Tak Lestari, Sultan Yogyakarta: Bukti Keserakahan

Senin, 13 September 2021 18:53 WIB

Warga melintas di jalur evakuasi Desa Argomulyo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, 22 Mei 2018. Sejumlah jalur evakuasi di kawasan Gunung Merapi mengalami kerusakan cukup parah akibat lalu lalang truk penambangan pasir yang bermuatan melebihi tonase. ANTARA

TEMPO.CO, Yogyakarta - Raja Keraton yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pedih melihat kondisi sekitar lereng Gunung Merapi yang kini tak elok lagi. Sultan berkunjung ke kawasan lereng Gunung Merapi pada akhir pekan lalu bersama permaisuri, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas.

Pada kesempatan itu, Sultan terkejut karena bongkahan tanah masuk ke area Sultan Ground atau wilayah milik Kesultanan Yogyakarta di kaki Merapi, terutama di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Kondisi ini merupakan cermin kian parahnya penambangan pasir liar secara membabi buta.

Selama sekitar empat jam, Sultan menginspeksi wilayah terdampak pertambangan dan lokasi-lokasi yang selama ini dinilai cukup tersembunyi. Di antaranya di Sungai Gendol, Sungai Opak, Sungai Kuning, serta wilayah Umbulharjo, Argomulyo, Glagaharjo, Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan. "Saya terkejut dan tak membayangkan kerusakan di lereng Gunung Merapi ini begitu parah," kata Sultan di Yogyakarta, Senin 13 September 2021.

Dari pengamatannya, menurut Sultan, bekas-bekas tambang ilegal itu dibiarkan menganga tanpa reklamasi. Penambangan pasir berlangsung setiap hari oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab dan menyisakan lubang-lubang besar dengan kedalamanan 50 sampai 80 meter. "Penambang itu hanya mencari duitnya saja, bentuk keserakahan yang saya maksud, tanpa upaya reklamasi, iki nambang opo, golek pasir opo golek opo (ini menambang apa, cari pasir atau mencari apa?)," ujar Sultan.

Petugas Satpol PP merazia truk pengangkut pasir di kawasan Kali Gendol, Sleman, Yogyakarta, (4/12). Bagi pengendara truk yang tidak memiliki surat lengkap harus menjalani sidang di tempat. ANTARA/ Wahyu Putro

Sultan menolak jika alasan penambangan karena hanya ingin memanfaatkan material muntahan erupsi Merapi yang terus terjadi. "Kalaupun digali sedalam 100 meter, ya tetap akan bertemu karena di Yogyakarta ini lava semua," kata Sultan yang sudah menginstruksikan aksi penambangan liar di tanah Sultan Ground itu disetop.

Advertising
Advertising

Selama ini Keraton Yogyakarta dan Pemerintah DI Yogyakarta tak pernah mengeluarkan izin penambangan pasir liar di kaki Gunung Merapi. "Saya tutup semua, ada 14 titik penambangan di situ," ujar Sultan yang merinci dari 14 titik itu, sebanyak delapan titik di area Sultan Ground dan sisanya di luar tanah Sultan Ground.

"Yang di luar tanah Sultan Ground juga tak ada izin. Jadi yang menutup Dinas Dinas Energi Sumber Daya Mineral," ujarnya. Sultan juga telah mengumpulkan dan memberi titah kepada warga di lereng Gunung Merapi, khususnya kelompok tani Desa Hargobinangun Pakem hingga Pemerintah Kabupaten Sleman di Desa Hargobinangun, Pakem Sleman, pada Sabtu, 11 September 2021.

"Ingsun kagungan kersa. Gunung bali gunung. Kuwi opo sing bisa tak andhareke marang sliramu kabeh, muga-muga bisa kelaksanan," demikian titah Sultah kepada warga di lereng Gunung Merapi. Jika diterjemahkan, "Saya punya keinginan. Gunung harus kembali ke gunung. Itu yang aku pesankan kepadamu semua, semoga bisa dilaksanakan."

Puluhan warga bantaran Kali Code yang merupakan hilir dari Sungai Boyong di lereng Gunung Merapi panen pasir yang terbawa arus sungai di Krikilan, SInduharjo, Ngaglik, Sleman. TEMPO/Arif Wibowo

Sultan pun memerintahkan agar Kawasan Gunung Merapi harus dijaga kelestariannya seperti sedia kala dan tidak diperkenankan mengeksploitasi sumber daya alam di sekitarnya. Ini sesuai semboyan Hamemayu Hayuning Bawana atau turut memperindah keindahan dunia, yang menjadi falsafah atau pegangan hidup masyarakat Jawa sebagaimana diajarkan pendiri Kasultanan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono I.

Menurut Sultan, alam tidak butuh manusia, melainkan manusia yang butuh alam. Untuk itu, manusia sejatinya harus memperlakukan alam dengan baik. Sri Sultan juga menegaskan kepada masyarakat yang terdampak penambangan pasir liar berupaya mengembalikan kelestarian lingkungan di lereng Gunung Merapi setelah pemerintah menutup seluruh praktik tambang pasir ilegal.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DI Yogyakarta, Biwara Yuswantana menuturkan, hingga kini Gunung Merapi belum berhenti mengeluarkan lava pijar. Sebagai langkah antisipasi, pemerintah telah menutup 14 tambang ilegal di hulu sungai Gunung Merapi. "Penutupan itu atas permintaan penduduk Kecamatan Cangkringan," kata Biwara.

Penutupan 14 tambang pasir ilegal tersebut berada di kawasan rawan bencana. Kondisi tambang juga mengkhawatirkan karena menyisakan lubang-lubang yang begitu dalam sehingga rentan runtuh. Penutupan tambang ilegal dengan cara memasang portal setinggi dua meter dan lebar empat meter. Dengan begitu, tiada alat berat dan truk pengangkut pasir yang bisa masuk.

"Penutupan tambang ilegal tersebut mengurangi bahaya ancaman erupsi Gunung Merapi," kata Biwara. "Setidaknya akses penyelamatan masyarakat lebih lancar karena selama ini truk-truk pasir tersebut lalu lalang melewati jalur evakuasi."

Baca juga:
Rekomendasi Uji Coba Buka Destinasi Wisata Yogyakarta PPKM Level 3 Berubah Semua

Berita terkait

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

21 jam lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Terlibat Tambang Timah Ilegal, Pimpinan Media Online di Bangka Belitung Ditahan Polisi

21 jam lalu

Terlibat Tambang Timah Ilegal, Pimpinan Media Online di Bangka Belitung Ditahan Polisi

Polda Kepulauan Bangka Belitung menahan pimpinan salah satu media online terkait dalam kasus penambangan timah ilegal.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

1 hari lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

2 hari lalu

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

2 hari lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

2 hari lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

2 hari lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

3 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

5 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

5 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya