Pendakian Gunung Semeru Dibuka Lagi 1 April, Simak Persyaratan untuk Pendaki

Rabu, 31 Maret 2021 07:33 WIB

Pendaki menikmati pemandangan danau Ranu Kumbolo, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Sabtu, 26 September 2020. Pendakian Gunung Semeru ditutup setahun lalu akibat kebakaran dan pandemi Covid-19. TEMPO/Abdi Purmono

TEMPO.CO, Malang - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) akan kembali membuka pendakian Gunung Semeru mulai 1 April 2021.

Pembukaan jalur pendakian Gunung Semeru ini tertuang dalam pengumuman yang dirilis Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Nomor: PG. 08/T.8/BIDTEK/BIDTEK.1/KSA/3/2021 tertanggal 29 Maret 2021. Pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa itu sempat ditutup selama 4 bulan meningkatnya aktivitas vulkanik sejak 28 November 2020.

Kepala Subbagian Data, Evaluasi Laporan dan Hubungan Masyarakat Balai Besar TNBTS Sarif Hidayat mengatakan pembukaan pendakian gunung setinggi 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) itu diputuskan dalam rapat koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan, dengan tetap merujuk pada rekomendasi yang disampaikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). “Untuk sementara kuota pendaki dibatasi 180 orang per hari atau 30 persen dari daya dukung atau daya tampung harian 600 orang,” kata dia, Selasa malam, 30 Maret 2021.

Menurut Sarif, ada sejumlah syarat yang harus dipatuhi oleh para calon pendaki. Para pendaki wajib mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 pada masa adaptasi kebiasaan baru, yaitu memakai masker, membawa cairan pembersih tangan atau hand sanitizer, menjaga jarak serta wajib membawa surat keterangan sehat yang masih berlaku—minimal surat keterangan sehat bebas ISPA (infeksi saluran pernapasan atas).

Selain surat keterangan sehat, calon pendaki wajib membawa bukti transfer, bukti cetak pendaftaran, surat pernyataan, daftar perlengkapan dan perbekalan serta fotokopi identitas resmi (KTP/Kartu Pelajar/KTM/SIM/Pasport) yang masih berlaku. Pendaftaran dilakukan secara online melalui laman https://bookingsemeru.bromotenggersemeru.org/.

Advertising
Advertising

Guguran lava pijar teramati dari Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Selasa, 1 Desember 2020. Aktivitas Gunung Semeru mengalami peningkatan selama lima hari terakhir, ditandai dengan meluncurnya guguran lava pijar dari Kawah Jonggring Saloko. ANTARA/Seno

Para calon pendaki juga wajib membayar tarif Simaksi (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi). Tarifnya masih sama. Pada hari kerja atau hari biasa (weekday), pendaki lokal dikenai tarif Rp 19 ribu per orang per hari. Besaran tarif ini mencakup karcis masuk Rp 10 ribu, tarif kegiatan di dalam kawasan Rp 5.000, serta asuransi Rp 2.500.

Pad hari libur, pendaki lokal dikenai tarif Rp 24 ribu per orang per hari. Tarif ini meliputi karcis masuk Rp 15 ribu, tarif melakukan kegiatan di dalam kawasan Rp 5.000 serta asuransi Rp 2.500.

Sedangkan pendaki mancanegara dikenai tarif masuk di hari kerja Rp 210 ribu per orang per hari. Besaran tarif ini terdiri dari karcis masuk Rp 200 ribu, tarif berkegiatan di dalam kawasan Rp 5.000, serta asuransi Rp 5.000.

Pada hari libur, pendaki mancanegara harus bayar Rp 310 ribu per orang per hari. Ongkos ini mencakup karcis masuk Rp 300.000, tarif berkegiatan di dalam kawasan Rp 5.000 dan asuransi Rp 5.000.

“Prinsipnya, pendaki WNA (warga negara asing) sudah boleh masuk karena mereka terseleksi di bandara atau pintu masuk RI. Kita sebenarnya menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah saja terkait masuknya wisman (wisatawan mancanegara),” kata Sarif.

Selain itu, usia pengunjung dibatasi antara 10 sampai 60 tahun. Pembatasan usia diberlakukan untuk alasan kesehatan. Selain alasan imunitas tubuh, pendaki berusia lebih dari 60 tahun dikategorikan sebagai pendaki berisiko tinggi dalam hal ketahanan fisik dan mental.

Pendakian Gunung Semeru yang tercatat sepanjang 55 kilometer pergi-pulang dengan kelerengan 30-75 persen menuntut kondisi fisik dan mental yang betul-betul prima. Apalagi sudah cukup banyak pendaki yang mengalami celaka hidup maupun meninggal.

Adapun durasi pendakian Gunung Semeru mulai 1 April nanti berlaku untuk tiga hari dua malam dengan pembatasan rute pendakian hanya sampai Pos Kalimati.

Tempo mencatat sepanjang 2019 hingga Maret 2021, pendakian Gunung Semeru ditutup dua kali. Pertama, pendakian Semeru ditutup akibat kebakaran hebat pada akhir September 2019, disusul program rutin tahunan pemulihan ekosistem Bromo-Semeru. Pendakian dibuka lagi mulai 1 Oktober 2020.

Kedua, belum genap dua bulan penuh sejak 1 Oktober 2020, pendakian ke Gunung Semeru ditutup lagi akibat meningkatnya aktivitas vulkanik ditambah program rutin tahunan pemulihan ekosistem dan masuknya pandemi Covid-19 sejak awal Maret tahun lalu.

Baca juga: Berniat Mendaki Gunung Semeru, Pelajari Panjang Rute Pendakiannya

Berita terkait

7 Tips Ikut Open Trip Naik Gunung Agar Tak Kena Tipu

4 hari lalu

7 Tips Ikut Open Trip Naik Gunung Agar Tak Kena Tipu

Sebelum mendaki, sebaiknya ketahui beberapa tips ikut open trip naik gunung agar tidak kena tipu oknum. Berikut beberapa tipsnya.

Baca Selengkapnya

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

5 hari lalu

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

Ada tujuh kali gempa tektonik jauh yang terekam dengan amplitudo 4-26 mm, S-P 12-60 detik, dan lama gempa 29-533 detik.

Baca Selengkapnya

12 Syarat Naik Gunung Gede Pangrango, Wanita Haid Tidak Disarankan Mendaki

8 hari lalu

12 Syarat Naik Gunung Gede Pangrango, Wanita Haid Tidak Disarankan Mendaki

Saat berencana mendaki ke Gunung Gede Pangrango, sebaiknya ketahui terlebih dahulu beberapa syarat naik Gunung Gede Pangrango berikut ini.

Baca Selengkapnya

5 Syarat Naik Gunung Rinjani dan Cara Daftar Pendakiannya

9 hari lalu

5 Syarat Naik Gunung Rinjani dan Cara Daftar Pendakiannya

Untuk mendaki Gunung Rinjani ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan. Berikut ini beberapa syarat naik gunung Rinjani.

Baca Selengkapnya

Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

13 hari lalu

Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

Bencana banjir dan longsor yang dipicu intensitas hujan yang tinggi di wilayah Gunung Semeru menimbulkan korban jiwa dan merusak sejumlah fasilitas

Baca Selengkapnya

Setidaknya 11 Jembatan di Lumajang Rusak Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

13 hari lalu

Setidaknya 11 Jembatan di Lumajang Rusak Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

Setidaknya ada 11 jembatan di Lumajang yang dilaporkan rusak akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru.

Baca Selengkapnya

3 Orang Meninggal Akibat Longsor dan Lahar Dingin di Kawasan Gunung Semeru

13 hari lalu

3 Orang Meninggal Akibat Longsor dan Lahar Dingin di Kawasan Gunung Semeru

Satu warga meninggal akibat tertimbun material longsor dan dua warga meninggal akibat terbawa arus lahar dingin Gunung Semeru

Baca Selengkapnya

Selain Erupsi Gunung Ruang, Aktivitas Lewotobi Laki-laki sampai Semeru dan Gamalama Sedang Naik

14 hari lalu

Selain Erupsi Gunung Ruang, Aktivitas Lewotobi Laki-laki sampai Semeru dan Gamalama Sedang Naik

Aktivitas gunung berapi tidak hanya terjadi pada Gunung Ruang , tapi juga Lewotobi Laki-laki sampai Gamalama dan Semeru.

Baca Selengkapnya

Jembatan yang Dilintasi Mendadak Putus, Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Lahar Dingin Gunung Semeru

14 hari lalu

Jembatan yang Dilintasi Mendadak Putus, Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Lahar Dingin Gunung Semeru

Sepasang suami-istri menjadi korban lahar dingin Gunung Semeru. Mereka jatuh ke sungai saat jembatan yang mereka lintasi terputus.

Baca Selengkapnya

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

14 hari lalu

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.

Baca Selengkapnya