Apes Berkali Lipat Jika Tabrak Babi Betina di Papua, Ini Perhitungan Ganti Rugi

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Jumat, 19 Februari 2021 05:06 WIB

Babi peliharaan berkeliaran di jalanan dengan latar belakang pegunungan Jayawijaya di Kurulu, Wamena, Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya, Papua, 11 Agustus 2017. Honai sengaja dibangun sempit atau kecil dan tidak berjendela yang bertujuan untuk menahan hawa dingin pegunungan Papua. Tempo/Rully Kesuma

TEMPO.CO, Jakarta - Wisatawan yang sedang berjalan-jalan di Papua harus ekstra waspada selama berkendara. Jangan sampai menabrak babi yang merupakan hewan bernilai tinggi di sana.

Babi bukan sekadar binatang peliharaan. Masyarakat Papua menganggap babi sebagai tabungan, alat pembayaran maskawin, menu utama dalam tradisi bakar batu, hingga membantu membajak lahan kebun. Berbagai persoalan adat dan perang suku juga selesai dengan babi.

Baca juga:
Jangan Sembarangan Memotret Babi di Papua, Bisa Diminta Bayar Sampai Rp 30 Juta

Kendati bernilai tinggi, masyarakat Papua tidak mengurung babi di dalam kandang. Mereka membuka kandang babi di pagi hari agar binatang itu bebas berkeliaran dan pulang saat matahari mulai tenggelam. Selama hari terang, babi bebas berkeliaran sampai ke jalanan.

"Pengendara mobil atau sepeda motor harap berhati-hati jangan sampai menabrak babi," kata Hari Suroto, peneliti Balai Arkeologi Papua pada Kamis 18 Februari 2021. Jika pengendara sampai menabrak babi, maka dia harus membayar denda atau ganti rugi yang tidak sedikit.

Advertising
Advertising

Tak peduli ukuran dan usia, semua babi yang tertabrak senilai babi dewasa. Lebih apes lagi kalau yang tertabrak adalah babi betina karena punya cara penghitungan ganti ruginya berbeda. Harga seekor babi dewasa di Papua sekitar Rp 15 juta. Namun di pegunungan Papua harganya bisa mencapai Rp 30 juta per ekor.

Apabila menabrak babi betina, maka jumlah ganti ruginya semakin besar. Cara menghitungnya, harga babi dewasa tadi dikalikan jumlah puting susu babi betina yang tertabrak.

Pengendara juga mesti bertanggung jawab jika menabrak babi. Sebab jika terjadi tabrak lari pada babi, maka masyarakat akan memberikan sanksi kepada pengendara lain yang melintasi jalan tersebut. Biasanya pengendara terkena sasaran adalah yang mengendarai mobil berwarna sama dengan penabrak.

"Karena sangat sulit mengingat pelat nomor mobil penabrak lari, maka yang menjadi sasaran adalah mobil yang berwarna sama," kata Hari Suroto yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih, Papua. Misalkan mobil yang menabrak babi berwarna merah, maka semua mobil merah yang melewati tempat itu harus membayar denda hingga angkanya senilai dengan harga babi yang tertabrak.

Berita terkait

Polisi Sebut KKB Serang Jemaat Gereja yang Sedang Ibadah Minggu di Pegunungan Bintang Papua

6 jam lalu

Polisi Sebut KKB Serang Jemaat Gereja yang Sedang Ibadah Minggu di Pegunungan Bintang Papua

Polisi menyebut Kelompok Kriminal Bersenjata menyerang jemaat gereja yang tengah ibadah minggu di Distrik Borme, Pegunungan Bintang Papua.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

1 hari lalu

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

1 hari lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

1 hari lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

2 hari lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

2 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

2 hari lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

2 hari lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

2 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya