Kunjungan Wisatawan Turun, Pendapatan Perajin Baduy Terpukul

Reporter

Antara

Selasa, 9 Februari 2021 09:01 WIB

Warga Suku Baduy Luar menenun kain khas Baduy di Desa Kanekes, Lebak, Banten, Senin, 29 Juni 2020. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas

TEMPO.CO, Jakarta - Para perajin beragam produk khas Baduy mengalami penurunan pendapatan sejak pandemi Covid-19. Penutupan kawasan wisata budaya Baduy itu membuat tak ada kunjungan wisatawan yang biasa membeli kerajinan.

Meski begitu, Jali, 65 tahun, salah seorang perajin mengatakan ia dan sejumlah rekannya tetap bertahan meski permintaan konsumen rendah. "Meskipun permintaan konsumen itu relatif kecil, namun tetap produksi aneka kerajinan bertahan," kata dia, Ahad, 7 Februari 2021.

Sampai 17 Februari 2021, kawasan Baduy ditutup dan tidak boleh dikunjungi wisatawan sehubungan diberlakukan Pembatasan Sosial berskala Besar atau PSBB. Hal tersebut membuat kunjungan wisatawan menurun.

Para perajin biasanya menggelar lapak dagangannya di teras rumah. Namun saat ini, banyak perajin yang berhenti berproduksi.

"Kami paling bantar sekarang mendapatkan omzet sekitar Rp400 ribu/pekan," kata Jali yang menjual beragam produk kerajinan seperti lomar atau ikat kepala, tas koja, kain tenun Baduy, batik Baduy, selendang khas Baduy hingga souvenir.

Seorang perajin kain tenun Baduy, Neng mengaku bahwa dirinya hingga kini masih melayani permintaan konsumen namun jumlahnya sangat kecil. Ia bisa mengerjakan dua sampai lima kain tenun dengan pendapatan Rp 1,2 juta perbulan.

Selama ini, dirinya juga masih bertahan menjual aneka produk kerajinan Baduy, meski kunjungan wisatawan ditutup. "Kami tetap bersikap sabar, sebab adanya pandemi COVID-19 merupakan ujian," kata Neng.

Sementara itu, Tetua masyarakat Suku Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes Jaro Saija mengatakan tak kurang 2.000 pelaku kerajinan masyarakat Suku Baduy terancam gulung tikar akibat pandemi. Mereka yang masih bertahan memproduksi kerajinan dan pedagang di kawasan Baduy sangat menurun karena produknya tidak laku. "Kami berharap penyebaran pandemi Corona segera berakhir dan kunjungan wisatawan kembali normal," ujarnya.

Baca juga: Wisatawan Belajar Hidup Sederhana dari Suku Baduy, Tetap Cukup di Masa Pandemi

Advertising
Advertising

Berita terkait

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

5 hari lalu

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

Kain tenun Bima yang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima ini memiliki ciri khas, misalnya warna hitam pada tenun Donggo.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

9 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

PNM Sukses Berdayakan Nasabah Hingga Mengekspor Produknya

14 hari lalu

PNM Sukses Berdayakan Nasabah Hingga Mengekspor Produknya

Nasabah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Unit Cempaka Banjarmasin, Salasiah, berhasil mengolah rumput purun menjadi berbagai produk yang fungsional seperti tikar, topi, dompet dan tas sebagai produk andalan.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

30 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

BRI tetap optimistis atas keputusan OJK untuk menghentikan stimulus restrukturisasi kredit terdampak Covid-19.

Baca Selengkapnya

BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

31 hari lalu

BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan terjadi kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman pada Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

34 hari lalu

Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

Otoritas kesehatan Jepang telah memperingatkan adanya lonjakan infeksi radang tenggorokan yang berpotensi mematikan

Baca Selengkapnya

Nyepi di Baduy Dalam

53 hari lalu

Nyepi di Baduy Dalam

Warga Baduy kini sedang menjalani Kawalu, ritual penyucian diri pada masyarakat adat tersebut, sebagai perwujudan rasa syukur atas hasil panen pertani

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

57 hari lalu

Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

Saat Pandemi Covid-19 berbagai kehidupan 'normal' berubah drastis. Saat itu yang kerap terdengar seperti protokol kesehatan, jaga jarak, rapid test.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kesehatan Diminta Sosialisasikan Apa Itu Penyakit X

59 hari lalu

Kementerian Kesehatan Diminta Sosialisasikan Apa Itu Penyakit X

Masyarakat yang tidak paham mungkin berpikir penyakit X berarti ada virus baru yang sedang menyebar global seperti Covid-19 yang baru lalu.

Baca Selengkapnya