Wisata Kuliner Ganja di Thailand, Makannya di Rumah Sakit
Reporter
Antara
Editor
Rini Kustiani
Jumat, 22 Januari 2021 12:52 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Thailand mencabut ganja dari daftar narkotika. Kebijakan ini membuat masyarakat dapat membudidayakan ganja asalkan mengantongi izin dari pemerintah. Rumah Sakit Chao Phya Abhaibhubejhr di Prachin Buri, salah satu yang punya izin dan menggunakan ganja sebagai pengobatan sekaligus bisnis kuliner.
Pengelola rumah sakit menyajikan kuliner ganja di kantin. Di sana, pengunjung dapat mencicipi aneka menu yang terbuat dari ganja. Di antaranya roti lapis daging babi dengan daun mariyuana, salad daun ganja dicampur daging babi giling dan sayuran, dan sup daging babi plus ganja. Nama hidangan itu cukup menarik, seperti "roti cekikikan" dan "salad menari bahagia".
Seorang pengunjung Kantin Chao Phya Abhaibhubejhr, Ketsirin Boonsiri mengatakan cita rasa makanan di kantin itu berbeda dari makanan sejenis. "Rasanya aneh, tapi enak," kata Ketsirin Boonsiri yang baru pertama makan ganja lewat menu di kantin itu.
Adapun Nattanon Naranan mengatakan rasa daun ganja di dalam roti, sup, maupun salad, mirip sayuran biasa. "Cuma efek sampingnya berbeda," kata Nattanon Naranan yang merasa tenggorokannya kering setelah menyantap hidangan berbahan mariyuana."Saya jadi ingin makan makanan manis."
Pimpinan proyek olahan daun ganja di Rumah Sakit Chao Phya Abhaibhubejhr, Pakakrong Kwankao mengatakan, takaran daun ganja dalam makanan di kantin relatif aman. "Jumlahnya sangat sedikit dan makanan ini bisa membantu pasien cepat pulih," katanya. Selain membuat pasien merasa lebih baik, menurut Pakakrong Kwankao, daun ganja dapat meningkatkan nafsu makan dan bikin tidur nyenyak.
Upaya rumah sakit itu dalam mempopulerkan makanan berdaun ganja mendapat dukungan dari Wakil Menteri Pendidikan Thailand, Kanokwan Vilawan. Pemerintah Thailand akan mempromosikan masakan tradisional, seperti sup kari hijau, yang dicampur daun ganja dengan dosis aman, supaya mendunia.