Jangan Sembarangan Memotret Babi di Papua, Bisa Diminta Bayar Sampai Rp 30 Juta

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Jumat, 1 Januari 2021 22:11 WIB

Acara balap babi pada acara Festival Budaya Lembah Baliem di Distrik Wosilimo, Jayawijaya, Papua, (12/8). Festival tahunan ini menampilkan perang antar suku, musik dan tari tradisional, bakar batu, dan balap babi. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Wisatawan yang datang ke Papua sebaiknya mengetahui dan memperhatikan apa saja aturan tidak tertulis untuk mengambil gambar atau memotret di sana. Ada beberapa kondisi di mana wisatawan dilarang memotret sembarangan alias tanpa izin orang atau pemilik objek yang hendak difoto.

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan, di Lembah Baliem, Papua, beberapa aturan tidak tertulis dalam memotret adalah dilarang mengambil gambar Suku Dani yang sedang berkoteka tanpa izin. "Sebaiknya izin dulu dan seusai memotret wajib berikan tips kepada pria berkoteka itu," kata Hari Suroto kepada Tempo, Jumat 1 Januari 2021.

Pemberian tips, menurut dia, bukan berarti pria yang memakai koteka tersebut minta bayaran, melainkan sebagai bentuk penghargaan atas izin memotret tersebut. Ketentuan tidak tertulis lainnya adalah wisatawan yang hendak memotret babi.

Sebagaimana diketahui, babi adalah binatang peliharaan yang berharga bagi masyarakat Papua. Babi pun dibiarkan berkeliaran di jalanan dan kebun. Babi yang berkeliaran di jalan atau permukiman biasanya menjadi daya tarik bagi wisatawan karena merupakan pemandangan unik dan objek foto yang bagus.

Seorang ibu menggendong anak babi peliharaannya di Distrik Welesi, Kabupaten Jayawijaya, Wamena, Papua, 10 Agustus 2017. Ibu-ibu Wamena Papua menyayangi anak babi miliknya sama seperti mereka menyayangi anaknya. Tempo/Rully Kesuma

Advertising
Advertising

Mengenai aturan memotret babi, Hari Suroto yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih menjelaskan, wisatawan yang sedang trekking di Lembah Baliem boleh memotret babi milik Suku Dani yang berkeliaran tanpa harus membayar.

Hanya saja, jika wisatawan sedang mampir ke pasar tradisional dan ingin mengambil gambar babi yang diperjualbelikan di sana, mereka harus minta izin kepada pemiliknya. "Apalagi kalau yang akan dipotret adalah anak babi yang sedang digendong," katanya.

Jangan nekat jika pemilik tidak berkenan babinya difoto. Jika memaksa, wisatawaan akan diminta membayar babi yang difoto tersebut. Artinya, wisatawan harus membeli babi tersebut. Lantaran menjadi binatang peliharaan yang bernilai, harga seekor babi di Lembah Baliem sangat mahal. Harga seekor babi dewasa mencapai Rp 30 juta.

Berita terkait

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

33 menit lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

11 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

11 jam lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

12 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

15 jam lalu

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

Masyarakat Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan TPNPB-OPM untuk meninggalkan kampung Pogapa, Intan Jaya, yang merupakan daerah konflik.

Baca Selengkapnya

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

17 jam lalu

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

TPNPB mengaku bertanggung jawab atas pembakaran sebuah gedung SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

19 jam lalu

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

Kodam XVII/Cenderawasih membenarkan ada serangan dari TPNPB kepada Satgas Yonif 527/BY yang sedang berpatroli di Kampung Bibida, Paniai, Papua

Baca Selengkapnya

Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

20 jam lalu

Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

TNI-Polri akan kirim pasukan tambahan imbas serangan TPNPB pada 30 April dan 1 Mei 2023 di Intan Jaya

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

20 jam lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Polres Yahukimo Tangkap 5 Tersangka Pembunuhan Bripda Oktavianus Buara, Polisi: Dua Masih Dikejar

1 hari lalu

Polres Yahukimo Tangkap 5 Tersangka Pembunuhan Bripda Oktavianus Buara, Polisi: Dua Masih Dikejar

TPNPB-OPM menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan seorang polisi Bripda Oktovianus Buara di Distrik Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan.

Baca Selengkapnya