Kisah Teladan Mangrove Center Balikpapan, Pelajaran dari Angin Pelibas Rumah

Reporter

Antara

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 21 November 2020 19:22 WIB

Ketekunan Agus Bei membuahkan Teluk Balikpapan menghijau dengan mangrove yang ditanamnya. TEMPO/ Sapri Maulana

TEMPO.CO, Jakarta - Agus Bei tak pernah lupa peristiwa angin kencang dari laut yang meluluh-lantakkan rumahnya pada 1997. Saat itu, hampir seluruh permukiman di kawasan Graha Indah, Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, hancur diterpa angin laut. Musababnya, tiada 'benteng' antara perairan dengan darat.

Agus Bei lantas mempelajari apa yang terjadi dengan lingkungan di sekitarnya. Dia pun berniat membangun 'tameng' antara perairan dengan daratan. "Saat itu saya hanya ingin melindungi rumah-rumah kami di Graha Indah ini dari angin kencang dari laut," tutur Agus.

Agus Bei pun memulai sekemampuannya. Pada 2001, dia menanam pohon bakau Rhizopora mucronata pada tanah berlumpur di sekitar rumah. Hingga akhir 2015, Agus Bei bersama warga Graha Indah sudah menanam lebih dari 20 ribu pohon bakau atau mangrove di areal seluas 40 hektare.

Sejak lingkungan mulai asri, satwa pun berdatangan. Burung-burung yang lama tak terlihat, muncul di atas pucuk-pucuk mangrove. Pada waktu tertentu, bekantan (Nasalis larvatus) kini berani mendekat sampai ke deretan mangrove di depan rumah Agus. Pehobi mancing juga kerap melepaskan kail di dekat bakau karena banyak ikannya.

Suasana ini menarik perhatian masyarakat untuk datang. Kemudian mulai mengalir kunjungan wisatawan dari dalam kota, lur kota, lintas provinsi, bahkan dari mancanegara. "Setiap akhir pekan, apalagi saat libur panjang, orang ramai berkunjung," kata Agus.

Advertising
Advertising

Wisatawan yang datang dapat menyumbang seikhlasnya. "Donasi untuk mangrove," kata Kate Elise, relawan dari Australia. Dari misi menyelamatkan rumah dari angin laut, kini menjadi destinasi wisata menarik. Masyarakat sekitar mulai menikmati manfaat, mulai dari berjualan cenderamata khas Balikpapan, menjual jasa perahu klotok untuk berkeliling hutan bakau, menjadi pusat pembibitan mangrove, sampai budidaya ikan kerapu.

Pada 2017, Agus Bei mendapatkan penghargaan Kalpataru untuk kategori Penyelamat Lingkungan karena berhasil membangun kawasan Hutan Mangrove Center. Lantaran dianggap mampu melestarikan lingkungan, Balai Karantina Ikan Balikpapan melepaskan ratusan kepiting yang tak lolos karantina ke hutan bakau.

Juga mengalir bantuan dari pemerintah maupun swasta. Mulai dari pembuatan dermaga, bantuan jaket pelampung untuk penumpang dan operator perahu klotok, hingga pembangunan menara pengawas, pos pengamatan, dan perahu patroli. "Semoga apa yang saya lakukan ini bisa menginspirasi," ucap Agus.

Berita terkait

30 Ribu Personel Polri akan Pindah ke IKN secara Bertahap hingga 2040

2 hari lalu

30 Ribu Personel Polri akan Pindah ke IKN secara Bertahap hingga 2040

Polri akan memindakan puluhan ribu anggotanya ke IKN dalam empat tahap hingga 2040

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

3 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Terus Menyusut Sejak Tahun 1990-an, Pesisir Sumsel Kembali Ditanami Mangrove

6 hari lalu

Terus Menyusut Sejak Tahun 1990-an, Pesisir Sumsel Kembali Ditanami Mangrove

Tidak kurang dari 1.000 batang mangrove ditanam di areal Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Api-api.

Baca Selengkapnya

Jaga Potensi Ekowisata di Sungsang Banyuasin, Seribuan Mangrove Ditanam di Areal Pelabuhan TAA

7 hari lalu

Jaga Potensi Ekowisata di Sungsang Banyuasin, Seribuan Mangrove Ditanam di Areal Pelabuhan TAA

Mangrove juga punya potensi pemanfaatan jasa lingkungan seperti pengembangan ekowisata serta tempat berkembang aneka biota laut.

Baca Selengkapnya

Menanam Mangrove jadi Daya Tarik Turis di Batam, Wisata sambil Menyelamatkan Lingkungan

8 hari lalu

Menanam Mangrove jadi Daya Tarik Turis di Batam, Wisata sambil Menyelamatkan Lingkungan

Sampai saat ini tercatat sudah 700 orang turis menanam mangrove di pesisir Batam.

Baca Selengkapnya

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

10 hari lalu

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.

Baca Selengkapnya

Ada 107 Titik Panas di Kaltim, BMKG Ingatkan Bahaya Cuaca Kering

12 hari lalu

Ada 107 Titik Panas di Kaltim, BMKG Ingatkan Bahaya Cuaca Kering

BMKG Balikpapan masih mendeteksi 107 titik panas di area Kalimantan Timur hingga 19 April lalu. Jumlahnya menurun namun tetap harus diantisipasi.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

14 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

Meningkat, BMKG Temukan 167 Titik Panas di Kalimantan Timur

18 hari lalu

Meningkat, BMKG Temukan 167 Titik Panas di Kalimantan Timur

Sebanyak 167 titik panas ini terpantau sepanjang hari Minggu kemarin mulai pukul 01.00 hingga 24.00 WITA.

Baca Selengkapnya

BMKG Deteksi 169 Titik Panas di Kalimantan Timur, Terbanyak di Kutai Timur

21 hari lalu

BMKG Deteksi 169 Titik Panas di Kalimantan Timur, Terbanyak di Kutai Timur

BMKG mendeeteksi ada 169 titik panas di Kalimantan Timur. Terbanyak di wilayah Kutai Timur.

Baca Selengkapnya