Foto Orang Pakai Koteka di Papua Mesti Bayar: Bukan Mata Duitan, Ada yang Gratis

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Kamis, 12 November 2020 19:55 WIB

Anak-anak melemparkan tombak ke lingkaran rotan dalam permainan Puradan di Festival Budaya Lembah Baliem, di Distrik Welesi, Kabupaten Jayawijaya, Wamena, Papua, 9 Agustus 2017. Pemenang dalam lomba ini, bagi pserta yang mampu melempar tombak dan mengenai sasaran saat bulatan rotan sedang berguling. Tempo/Rully Kesuma

TEMPO.CO, Jakarta - Para wisatawan yang datang ke Papua mungkin pernah mendapat tawaran untuk berfoto bareng pria yang memakai koteka. Jika diminta membayar, jangan langsung menganggap mereka mata duitan atau matre, apalagi berpikir ini mata pencahariannya.

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menjelaskan sebab orang membayar saat berfoto bersama atau memotret pria yang memakai koteka. "Bagi masyarakat Papua, itu sebagai bentuk apresiasi dan tanda terima kasih," kata Hari Suroto kepada Tempo, Kamis 12 November 2020.

Begitu tiba di Bandara Wamena, sejumlah orang berkoteka akan menyambut wisatawan dan mereka menawarkan diri untuk berfoto bersama. Begitu juga jika ada pendatang yang masuk ke Lembah Baliem. Koteka merupakan pakaian tradisional sebagai pembungkus alat kelamin pria.

Koteka terbuat dari buah labu yang bentuknya panjang. Isi buahnya dibuang lalu kulitnya dibakar sampai kering berwarna coklat kehitaman. Koteka digunakan oleh pria dari suku-suku yang tinggal di wilayah pegunungan Papua.

Peserta mempertunjukan tarian tradisional dalam Festival Budaya Lembah Baliem, di Distrik Welesi, Kabupaten Jayawijaya, Wamena, Papua, 8 Agustus 2017. Tempo/Rully Kesuma

Advertising
Advertising

Lantas berapa besaran tanda terima kasih yang patut diberikan kepada pria berkoteka itu? "Sekitar Rp 50 ribu per orang yang memotret," ucap Hari yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih.

Jika tak punya uang, Hari Suroto mengatakan, ada satu momentum di mana wisatawan bebas memotret orang yang memakai koteka. "Saat Festival Budaya Lembah Baliem berlangsung, wisatawan bebas memotret orang berkoteka," ucapnya. "Tak perlu bayar dan banyak pilihan spot foto atraksi orang memakai koteka."

Ketika sudah memiliki potret pria yang memakai koteka, jangan asal mengunggah gambar itu ke media sosial. Hari Suroto menceritakan seorang pengajar Australian National University yang mengunggah para pria dari Suku Dani berkoteka ke media sosialnya. "Foto-foto itu diblokir," ucap Hari Suroto.

Adalah Facebook dan Instagram yang memblokir foto tersebut karena dianggap bermuatan pornografi, tak peduli itu adalah bagian dari atraksi seni dan budaya. Sebab itu, Hari Suroto menyarankan agar memburamkan foto-foto pria berkoteka jika ingin mengunggahnya ke media sosial.

Berita terkait

Berkas Perkara Penyuplai Senjata untuk TPNPB Diserahkan ke Kejaksaan

10 jam lalu

Berkas Perkara Penyuplai Senjata untuk TPNPB Diserahkan ke Kejaksaan

Polres Nduga, Papua, melimpahkan berkas perkara Epson Nirigi, anggota TPNPB pimpinan Egianus Kogeya yang bertugas menyuplai senjata

Baca Selengkapnya

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

12 jam lalu

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

Jokowi mengumpulkan menteri dan kepala lembaga negara di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu siang. Bahan soal anggaran operasi khusus Papua.

Baca Selengkapnya

Polda Papua sebut TPNPB Serang Polsek dan Koramil di Distrik Homeyo dari Berbagai Sisi

14 jam lalu

Polda Papua sebut TPNPB Serang Polsek dan Koramil di Distrik Homeyo dari Berbagai Sisi

Serangan terbaru TPNPB di Intan Jaya terjadi dalam dua hari berturut

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menonaktifkan Sementara Akun Facebook

19 jam lalu

Begini Cara Menonaktifkan Sementara Akun Facebook

Menonaktifkan akun Facebook sementara bisa dijadukan opsi jika ingin beristirahat dari media sosial. Berikut caranya.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menghapus Semua Postingan di Facebook

21 jam lalu

Begini Cara Menghapus Semua Postingan di Facebook

Menghapus semua postingan di Facebook mungkin menjadi opsi bagi beberapa orang yang ingin membersihkan akun. Begini caranya.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Indonesia Desak Polisi Bebaskan Pelajar Nabire yang Ditangkap Usai Perayaan Kelulusan

22 jam lalu

Amnesty International Indonesia Desak Polisi Bebaskan Pelajar Nabire yang Ditangkap Usai Perayaan Kelulusan

Amnesty International Indonesia juga mendesak pemerintah, untuk memastikan hak-hak dasar seluruh individu di Tanah Papua.

Baca Selengkapnya

Kapolri Beri Penghargaan bagi Polisi yang Bertugas di Papua Pegunungan: Dari Pin Emas hingga Kenaikan Pangkat

23 jam lalu

Kapolri Beri Penghargaan bagi Polisi yang Bertugas di Papua Pegunungan: Dari Pin Emas hingga Kenaikan Pangkat

Kapolri memberikan kenaikan pangkat luar biasa kepada lima polisi di Papua, yaitu KPLB satu tingkat lebih tinggi dari pangkat lama.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ingatkan Jaga Persaudaraan Kebangsaan Menjelang Pilkada 2024

1 hari lalu

Bamsoet Ingatkan Jaga Persaudaraan Kebangsaan Menjelang Pilkada 2024

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mengingatkan kepada seluruh kader Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI - Polri (FKPPI), untuk menjaga persaudaraan kebangsaan dalam menghadapi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Terus Perpanjangan Kontrak Freeport Sampai 2061, Bagaimana Kronologinya Sejak Kontrak Pertama?

1 hari lalu

Terus Perpanjangan Kontrak Freeport Sampai 2061, Bagaimana Kronologinya Sejak Kontrak Pertama?

Kontrak Freeport adalah salah satu kontrak pertambangan terbesar dan paling signifikan di dunia, yang terletak di Provinsi Papua, Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tiga Regu Brimob akan Diturunkan Amankan Kampung Pogapa Setelah Diserang TPNPB-OPM

1 hari lalu

Tiga Regu Brimob akan Diturunkan Amankan Kampung Pogapa Setelah Diserang TPNPB-OPM

Polda Papua akan menerjunkan tiga regu Brimob imbas serangan TPNPB-OPM di Intan Jaya

Baca Selengkapnya