Wisatawan ke Yogyakarta Rasakan Suhu Udara Panas, Begini Penjelasan BMKG

Selasa, 10 November 2020 06:36 WIB

Kawasan Malioboro Yogyakarta mulai padat dengan kendaraan wisatawan berbagai daerah, Sabtu 24 Oktober 2020. TEMPO | Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Bagi wisatawan yang sedang melancong ke Yogyakarta, terutama ke objek-objek wisata di Kabupaten Sleman, mungkin beberapa hari terakhir sempat merasakan suhu udara yang cukup panas.

Suhu udara yang terasa gerah dan mulai dirasakan memasuki awal November itu bertepatan dengan naiknya status Gunung Merapi dari waspada menjadi siaga sejak 5 November lalu. Pada Jumat, 6 November atau sehari setelah status siaga Merapi ditetapkan, angka maksimumnya sempat menunjukkan angka 34 derajat Celcius.

Namun tak perlu khawatir. Sebab suhu gerah di Yogya itu bukan karena aktivitas Merapi. “Tidak ada hubungannya suhu udara Yogya saat ini dengan aktivitas Gunung Merapi,” ujar Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Reni Kraningtyas saat dihubungi, Senin, 9 November 2020.

Reni menuturkan suhu udara puncak di Yogya bulan November ini memang bisa membuat suasana gerah karena kenaikan suhu udara itu memang cukup tinggi. “Suhu udara maksimum itu saat ini berfluktuatif, antara 30 sampai 35 derajat Celcius,” ujarnya.

Dari analisis BMKG Yogyakarta, kenaikan suhu udara di Yogya bulan November ini karena pengaruh faktor meteorologi. Maksudnya, pada bulan ini posisi matahari sudah berada di belahan bumi selatan sehingga pulau Jawa memang sedang menerima intensitas radiasi yang masih tinggi.

Advertising
Advertising

Tercatat suhu udara maksimum pada 6 November lalu 34 derajat Celcius, lalu pada 7 November 33 derajat Celcius dan 8 November 32 derajat Celcius serta pada 9 November tercatat 31 derajat Celcius.

“Faktor meteorologis lain yang berpengaruh adalah kondisi cuaca cerah,” ujar Reni.

Ia menjelaskan beberapa hari terakhir di Yogya terpantau adanya tutupan awan, maka hampir tidak ada yang menghalangi sinar matahari masuk ke bumi. Ini menyebabkan suhu bumi cepat tinggi dan terasa panas terik.

Kondisi ini signifikan dirasakan di Kota Yogya beberapa terakhir dan kebetulan bersamaan dengan naiknya status Merapi walaupun tak ada keterkaitannya.

Adapun terkait aktivitas Merapi yang meningkat dengan munculnya guguran sejak Ahad, 8 November 2020, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida meminta agar Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten dapat mempersiapkan segala sesuatu sebagai upaya mitigasi jika Merapi erupsi terjadi.

“Juga untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB (kawasan rawan bencana) III kami rekomendasikan dihentikan sementara serta tidak ada aktivitas wisata di kawasan itu,” kata Hanik.

Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta memastikan berbagai objek wisata di luar kawasan rawan bencana (KRB) III Gunung Merapi masih beroperasi walau status Gunung Merapi sudah siaga. “Yang ditutup sementara di Sleman hanya objek wisata yang radiusnya lima kilometer dari puncak, sedangkan obyek wisata lain masih buka,” ujar Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata Sleman, Aris Herbandang.

Beberapa objek wisata yang ditutup itu antara lain Bukit Klangon, Bunker Kaliadem, Kinahrejo (Petilasan Mbah Maridjan) dan Wisata Religi Turgo.

Berita terkait

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

21 menit lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

8 jam lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

10 jam lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

11 jam lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

20 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

1 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

1 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

1 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

1 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

1 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya