Cara Petugas Gunung Semeru Bedakan Pendaki Sembrono dengan Pendaki Pintar

Minggu, 4 Oktober 2020 09:00 WIB

Pucuk Gunung Semeru terlihat dari shelter Kalimati, 4 Juni 2013. TEMPO | Abdi Purmono

TEMPO.CO, Malang - Petugas Gunung Semeru yang memeriksa kesiapan pendaki bisa mengetahui mana pendaki yang sembrono dan mana pendaki yang pintar. Ketika mengecek barang bawaannya, mereka dapat memahami karakter pendaki tersebut, apakah tergolong pemula atau sudah terbiasa mendaki gunung.

Petugas Pengendali Ekosistem Hutan Satuan Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Senduro, Bambang Joko Shiddiq Purnama mengatakan sebelum naik gunung, petugas memberikan arahan singkat atau briefing kepada para pendaki sembari memeriksa barang bawaan mereka. Pembekalan dan pemeriksaan itu dilakukan di salah satu bangunan kantor Resor Ranupani yang berada di tepi Danau Ranupani.

Resor Ranupani di Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, menjadi titik awal keberangkatan pendaki. Resor yang berada di bawah Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Senduro ini bertugas memeriksa tiket pengunjung, identitas pribadi, serta memeriksa kelengkapan pendakian, terutama logistik dan obat-obatan, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi) Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Wujud baru Kantor Pelayanan Pengunjung Taman Nasional Bromo Tengger Semeru atau TNBTS Resor Ranupani di Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, pada Jumat, 25 September 2020. TEMPO | Abdi Purmono

Segala kelengkapan dokumen pribadi dan logistik pendaki juga harus ditunjukkan kepada petugas. Di tempat itu pula petugas membekali pendaki dengan informasi tentang peta dan rute pendakian. "Kami memeriksa jumlah sampah yang harus mereka bawa turun sesuai dengan jumlah logistik makanan-minuman dan logistik penunjang lainnya, seperti yang ada di dalam Simaksi," kata Bambang kepada Tempo, Sabtu 3 Oktober 2020.

Advertising
Advertising

Semua persiapan ini penting karena mendaki bukan soal kekuatan fisik dan mental saja. Bambang menjelaskan, kelalaian, kesengajaan melanggar aturan, dan kurangnya persiapan menjadi penyebab utama terjadinya sejumlah kecelakaan yang dialami pendaki Gunung Semeru dalam kawasan TNBTS.

Tim Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger (TNBTS) dan beberapa pendaki mengecek kondisi jalur pendakian Gunung Semeru hingga Ranu Kumbolo pada Jumat, 25 September 2020. TEMPO | Abdi Purmono

Menurut Bambang, sikap sembrono biasanya terlihat pada diri pendaki pemula. Umumnya persiapan mereka sangat kurang dan hanya bermodal nekat dan semangat. Contohnya ketika booming film 5 Cm, banyak pengunjung kawasan TNBTS datang dengan berpakaian bagai hendak ke pusat perbelanjaan. Mereka juga tidak melapor di Resor Ranupani dan umumnya hanya ingin melihat keindahan Ranu Kumbolo seperti digambarkan dalam film tersebut.

Lantaran tidak memiliki persiapan yang cukup, Bambang mengatakan, petugas TNBTS melarang mereka melanjutkan perjalanan. Para pendaki yang terbilang sembrono ini kemudian dipandu untuk keluar kawasan. "Kalau dulu begitu kondisinya. Sekarang sudah lebih baik," kata Bambang. "Paling-paling mereka hanya kurang membekali diri dengan informasi yang cukup, khususnya tentang peta dan karakter pendakian."

Siluet Gunung Semeru terlihat dari Kota Malang, Jawa Timur, pada 4 Februari 2015. TEMPO | Abdi Purmono

Petugas Balai Besar TNBTS sudah cukup banyak membuat rambu peringatan keselamatan dan larangan. Bahkan, biasanya, petugas di Kantor Pelayanan Pengunjung Resor Ranupani TNBTS membekali para pendaki pengetahuan tentang iklim, peta dan karakter rute atau jalur pendakian, serta segala aturan yang harus dipatuhi. Terlebih dengan berlakunya pendaftaran secara online sejak 2018, petugas TNBTS di lapangan kini lebih mudah mendata pendaki dan segala barang bawaan mereka, termasuk dokumen pribadi.

Pendakian ke Gunung Semeru yang tingginya mencapai 3.676 meter di atas permukaan laut atau mdpl itu kembali buka pada Kamis, 1 Oktober 2020. Untuk sementara, kuota pendaki dibatasi hanya 120 orang per hari atau 20 persen dari kapasitas normal harian 600 orang. Hanya pendaki dalam negeri yang boleh masuk dan untuk selanjutnya kuota pendaki bisa ditambah secara bertahap sesuai adaptasi kenormalan baru.

Berita terkait

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

10 hari lalu

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

Ada tujuh kali gempa tektonik jauh yang terekam dengan amplitudo 4-26 mm, S-P 12-60 detik, dan lama gempa 29-533 detik.

Baca Selengkapnya

5 Syarat Naik Gunung Rinjani dan Cara Daftar Pendakiannya

14 hari lalu

5 Syarat Naik Gunung Rinjani dan Cara Daftar Pendakiannya

Untuk mendaki Gunung Rinjani ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan. Berikut ini beberapa syarat naik gunung Rinjani.

Baca Selengkapnya

Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

18 hari lalu

Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

Bencana banjir dan longsor yang dipicu intensitas hujan yang tinggi di wilayah Gunung Semeru menimbulkan korban jiwa dan merusak sejumlah fasilitas

Baca Selengkapnya

Setidaknya 11 Jembatan di Lumajang Rusak Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

18 hari lalu

Setidaknya 11 Jembatan di Lumajang Rusak Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

Setidaknya ada 11 jembatan di Lumajang yang dilaporkan rusak akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru.

Baca Selengkapnya

3 Orang Meninggal Akibat Longsor dan Lahar Dingin di Kawasan Gunung Semeru

18 hari lalu

3 Orang Meninggal Akibat Longsor dan Lahar Dingin di Kawasan Gunung Semeru

Satu warga meninggal akibat tertimbun material longsor dan dua warga meninggal akibat terbawa arus lahar dingin Gunung Semeru

Baca Selengkapnya

Selain Erupsi Gunung Ruang, Aktivitas Lewotobi Laki-laki sampai Semeru dan Gamalama Sedang Naik

18 hari lalu

Selain Erupsi Gunung Ruang, Aktivitas Lewotobi Laki-laki sampai Semeru dan Gamalama Sedang Naik

Aktivitas gunung berapi tidak hanya terjadi pada Gunung Ruang , tapi juga Lewotobi Laki-laki sampai Gamalama dan Semeru.

Baca Selengkapnya

Jembatan yang Dilintasi Mendadak Putus, Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Lahar Dingin Gunung Semeru

19 hari lalu

Jembatan yang Dilintasi Mendadak Putus, Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Lahar Dingin Gunung Semeru

Sepasang suami-istri menjadi korban lahar dingin Gunung Semeru. Mereka jatuh ke sungai saat jembatan yang mereka lintasi terputus.

Baca Selengkapnya

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

19 hari lalu

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.

Baca Selengkapnya

Warga Lumajang Evakuasi Mandiri Pasca Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

19 hari lalu

Warga Lumajang Evakuasi Mandiri Pasca Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

Banjir lahar dingin itu menyebabkan debit air Daerah Aliran Sungai (DAS) Regoyo meluap hingga merendam permukiman warga pada Kamis, pukul 19.30 WIB.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Gunung Semeru Semakin Intens, Warga Diminta Waspadai Awan Panas, Guguran Lava dan Lahar

21 hari lalu

Aktivitas Gunung Semeru Semakin Intens, Warga Diminta Waspadai Awan Panas, Guguran Lava dan Lahar

Badan Geologi masih mempertahankan status aktivitas Gunung Semeru berada di Level III atau Siaga dengan penambahan rekomendasi.

Baca Selengkapnya