Malaysia Bakal Buka Wisata Medis, Ini Syarat Bagi Pasien
Reporter
Bisnis.com
Editor
Ludhy Cahyana
Minggu, 13 September 2020 10:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Malaysia sukses menekan penyebaran virus corona (Covid-19). Kini, negeri itu bakal membuka perbatasannya untuk turis, untuk keperluan wisata medis.
Badan pengelola pariwisata medis negara itu, Dewan Perjalanan Perawatan Kesehatan Malaysia (MHTC), mengusulkan untuk mengizinkan pasien dari negara tertentu, untuk memasuki Malaysia guna mendapatkan perawatan medis.
Mereka diizinkan memasuki Malaysia dengan penerbangan komersial dan masuk melalui zona hijau. Syarat lain, mereka harus memiliki izin dari pemerintah negara asal.
Enam negara telah diidentifikasi untuk masuk zona hijau tersebut: Brunei, Singapura, Korea Selatan, Jepang, Australia dan Selandia Baru, demikisn Sherene Azli, kepala eksekutif MHTC sebagaimana diberitakan dari The Straits Times yang diwartakan Bisnis.com.
Permohonan MHTC, jika sektor wisata medis dibuka dan disetujui oleh pemerintah, akan secara efektif menciptakan aliran perjalanan kecil yang dapat bertindak sebagai pendahulu dari aliran perjalanan pariwisata umum untuk Malaysia.
"Sementara wisatawan medis perlahan-lahan kembali, jumlahnya masih jauh dari hari-hari sebelum Covid-19," kata petugas medis senior di Departemen Darurat Rumah Sakit Pantai Kuala Lumpur (PHKL), Dr Mohd Ridzuan Abdul Razak.
Terletak di jantung Kuala Lumpur, PHKL adalah tujuan utama wisatawan medis. Rumah Sakit itu, dikenal dengan tenaga medis dan peralatannya yang mumpuni dengan biaya lebih murah, “Kami setara dengan standar dunia. Dokter di Malaysia kebanyakan dilatih di negara barat. Jadi, pasien tahu ada kualitas," kata Dr Ridzuan kepada The Straits Times.
Sebelum pandemi, PHKL merawat sekitar 120 pasien internasional setiap hari, termasuk wisatawan medis. Sekarang, ada kurang dari 10 pasien seperti itu setiap hari.
Salah satu alasan penurunan tajam ini adalah prosedur operasi standar (SOP) yang ketat di negara tersebut untuk pariwisata medis. Sejak 19 Juni, hanya pasien asing dengan penyakit serius yang diizinkan masuk ke negara itu untuk menerima perawatan.
Menghadapi reaksi keras untuk memulai kembali pariwisata medis, Malaysia mengatakan hanya menerima 16 orang asing yang mencari perawatan.
Selain itu, mereka harus terbang dengan pesawat carter atau penerbangan evakuasi medis. Lalu dikarantina di rumah sakit selama masa tinggal mereka. Dan mereka tidak diizinkan menjadi turis setelah perawatan mereka.
Malaysia memposisikan dirinya sebagai tujuan wisata medis sekitar 10 tahun yang lalu, ketika meluncurkan program MHTC di bawah kementerian kesehatan. Sejak itu telah tumbuh secara eksponensial, dengan pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 15 persen sejak 2011.
Wisata medis juga telah mendukung industri pariwisata Malaysia, yang sekarang menjadi penyumbang PDB terbesar ketiga. Sebelum pandemi, itu menyumbang hampir 10 persen bagi ekonomi pariwisata, kata MHTC.
Pendapatan perjalanan perawatan kesehatan - dari penerimaan rumah sakit saja - lebih dari tiga kali lipat dalam satu dekade, mencapai RM 1,7 miliar (S$ 550 juta) pada tahun 2019, dan menyumbang RM8 miliar bagi perekonomian.