Strategi Travel Bubble Indonesia, Belum Bisa Sentuh Sektor Pariwisata

Reporter

Tempo.co

Editor

Ludhy Cahyana

Kamis, 3 September 2020 15:05 WIB

Turis Cina menyentuh kulit buaya di Peternakan Buaya Sriracha Crocodile Farm di provinsi Chonburi, Thailand, 20 Juni 2017. Produk kulit buaya yang dijual tas buaya bergaya Birkin dan pakaian kulit buaya. REUTERS/Athit Perawongmetha

TEMPO.CO, Jakarta - Penyebaran Covid-19 yang belum melambat membuat pemerintah Indonesia kesulitan memperluas kerja sama koridor penerbangan khusus (Travel Corridor Arrangement/TCA) atau yang biasa disebut travel bubble ke sektor pariwisata.

Juru Bicara Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi mengatakan TCA masih terbatas dipakai untuk urusan diplomatik maupun perjalanan bisnis esensial ke tiga negara, yaitu Uni Emirat Arab, Korea Selatan, dan beberapa lokasi di Cina.

“Masih dibicarakan lagi di lintas lembaga, termasuk soal wisatawan mancanegara. Butuh kesepakatan bersama dari berbagai parameter,” ujarnya.

Skema penerbangan khusus ini, dipakai untuk negara yang membatasi akses perjalanan udaranya. Dengan protokol pemeriksaan medis yang super ketat untuk penumpangnya. Jodi menyebut TCA harus melalui kesepakatan bilateral yang juga melibatkan Kementerian Luar Negeri. “Pembukaan untuk wisatawan asing harus bertahap, memang didahului dengan perjalanan dinas. Itu pun perlu review dulu.

Dua bulan lalu pemerintah sudah mengungkapkan rencana kolaborasi travel bubble dengan empat negara yakni Cina, Jepang, Korea Selatan, dan Australia. Rencana ini sempat dibawa juga ke rapat terbatas kabinet pada 28 Mei 2020.

Advertising
Advertising

Menurut Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Odo Manuhutu, saat itu mengatakan keempat negara menjadi penyumbang investasi terbesar ke Indonesia, sehingga cocok jadi sasaran koridor khusus.

Namun, dia belum bisa memperkirakan target realisasi rencana ini, lantaran harus berbasis tren wabah, secara nasional maupun di masing-masing destinasi tujuan.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, membenarkan maskapainya juga melayani TCA untuk urusan kenegaraan dan bisnis. Di segmen carter, Garuda sudah mulai terbang ke Kota Chengdu di Cina sepekan sekali. Anak usaha Garuda, Citilink, pun terbang ke Kota Kunming.

Adapun segmen berjadwal Garuda Indonesia dari dan menuju Cina daratan dibekukan sejak 5 Februari 2020. “Kami masih hold penambahan rute maupun frekuensi,” ucapnya kepada TEMPO.

FRANSISCA CHRISTY ROSANA | YOHANES PASKALIS

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

7 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

18 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

1 hari lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

1 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

2 hari lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

2 hari lalu

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

Jumlah penumpang Garuda Indonesia Group di kuartal pertama 2024 sebanyak 5,42 juta.

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

2 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

Bandara Adi Soemarmo turun status dari internasional ke domestik. Bagaimana nasib pariwisata di Solo? Ini tanggapan Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

3 hari lalu

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

Rute penerbangan Garuda Indonesia rute Manado - Bali akan dioperasikan sebanyak dua kali setiap minggunya pada Jumat dan Minggu.

Baca Selengkapnya