Begini Cara Orang Superkaya Menyelamatkan Diri Saat Pandemi

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Kamis, 13 Agustus 2020 12:00 WIB

Pengunjung bermain air di sebuah pantai di Castiglione della Pescaia, Italia, 9 Mei 2020. Pelonggaran lockdown ini pun disambut warga dengan mengunjungi beberapa tempat wisata. REUTERS/Jennifer Lorenzini

TEMPO.CO, Jakarta - Bila warga umumnya tak bepergian atau hanya memiliki kesempatan kecil pelesiran saat wabah melanda, tidak demikian dengan keluarga superkaya. Dengan uang yang melimpah, mereka bisa menembus perbatasan yang tak dibuka untuk ekspatriat.

CNN Travel menyebutnya sebagai migrasi investasi elit (CIP). Aplikasi paspor tidak didasarkan pada kewarganegaraan, tetapi pada kekayaan dan kemauan untuk memindahkan uang ke seluruh dunia. Saat wabah, investasi menjadi sesuatu yang sulit. Namun beberapa negara yang juga merupakan destinasi wisata populer, membuka diri dengan program investasi yang disebut sebagai "visa emas".

Bagi orang superkaya, program tersebut digunakan untuk mendiversifikasi portofolio sekaligus memindahkan uang mereka ke suatu negara. Mereka menerima manfaat berupa kewarganegaraan, termasuk paspor baru.

Dalam lima-10 tahun terakhir, menurut CNN, individu yang memiliki kekayaan bersih mulai dari US$2 juta hingga lebih dari US$50 juta, memiliki kebebasan bergerak, tunjangan pajak, dan faktor gaya hidup, seperti pendidikan yang lebih baik bahkan kebebasan sipil. Namun dengan Covid-19 yang mengubah dunia, beberapa keluarga elit juga mempertimbangkan perawatan kesehatan, respons pandemi, dan tempat perlindungan yang potensial. Untuk memastikan mereka dan aset mereka aman.

"Orang-orang sangat menginginkan polis asuransi kewarganegaraan alternatif, yang memberi mereka Rencana B," ujar Dominic Volek dari perusahaan konsultan keuangan Henley & Partners kepada CNN Travel. Menurut Voleh mereka ingin aman sekaligus bisa hidup 100 tahun lagi dalam kekayaan dan kesejahteraan.

Advertising
Advertising

Henley & Partners mencatat peningkatan 49 persen tahun-ke-tahun (year-on-year) antara Januari dan Juni 2020. Dan jumlah orang yang mengajukan aplikasi setelah konsultasi meningkat 42 persen jika dibandingkan kuartal terakhir tahun 2019 dengan kuartal pertama tahun 2020. Lalu ke mana uang itu dibawa pelesiran dalam CIP?

Mengenai program kewarganegaraan tertentu, Montenegro dan Siprus adalah yang paling populer. Saat era pandemi program CIP pada dua negeri itu, masing-masing naik 142 persen dan 75 persen, pada kuartal pertama tahun 2020, dibandingkan dengan kuartal keempat tahun 2019. Sementara itu, Malta tetap signifikan dengan bunga konstan.

"Banyak orang dalam kelompok superkaya ini tertarik dengan Siprus dan Malta, karena hal itu memberi pemohon dan keluarganya akses tak terbatas dan kebebasan bermukim di seluruh Uni Eropa," kata Volek.

Menurut Volek, mereka tidak hanya memiliki kebebasan bergerak yang lebih besar tetapi juga pendidikan dan perawatan kesehatan yang lebih baik dibandingkan di negara asal mereka. Saat ini, para pengaju CIP umumnya berasal dari Amerika, India, Nigeria dan Lebanon. Lonjakan besar CIP berasal dari negeri-negeri itu dalam sembilan bulan terakhir.

Aplikasi dari Amerika, khususnya, melonjak 700 persen pada kuartal pertama tahun 2020, dibandingkan dengan kuartal terakhir tahun 2019. Individu ultra-elit ini bergabung dengan arus investor yang stabil dari China dan Timur Tengah.

Lionel Messi saat berlibur bersama keluarganya di Karibia, Juli 2019. (instagram/@leomessi)

Tempat berlindung bebas COVID-19

Beberapa pelancong superkaya itu, hanya mencari tempat yang aman dan terpencil di mana mereka dapat tinggal bersama keluarga mereka jika terjadi wabah lagi. Meskipun tidak terpapar virus corona saat, mereka ingin bersiap menghadapi pandemi berikutnya.

"Pembicaraan sejauh ini adalah bahwa negara-negara kecil dapat menangani dan mengelola pandemi dengan lebih mudah," ujar Nuri Katz, pendiri firma penasihat keuangan internasional Apex Capital Partners, mengatakan kepada CNN Travel.

"Lihat seperti Amerika Serikat, ini benar-benar di luar kendali. Tetapi negara-negara yang lebih kecil belum terpukul sekeras itu. Misalnya, di negara-negara Karibia seperti Dominika, Antigua dan Barbuda, atau St Kitts, hanya ada sedikit kasus Covid," ujarnya.

"Negara-negara kecil ini tampaknya membuka diri dan ada perasaan bahwa mereka akan mampu menangani masalah ini jauh lebih baik daripada negara-negara besar," tambah Katz. "Jadi, ada banyak minat dalam hal perawatan kesehatan dan gaya hidup," imbuhnya. Selain itu, negara pulau kecil di negara Karibia menyediakan CIP yang relatif murah, dan kebebasan perjalanan yang lebih besar.

"Jika Anda memiliki kekayaan bersih sekitar $ 1 juta hingga, katakanlah, US$5 juta atau US$10 juta, Karibia adalah pilihan yang bagus. Misalnya, seorang Bangladesh yang kaya memegang salah satu paspor terburuk di dunia dalam hal kebebasan perjalanan. Dengan CIP Anda butuh visa untuk pergi ke mana pun," tambah Volek.

"Jika Anda menyumbangkan US$100.000 kepada pemerintah Antigua dan Barbuda, ditambah biaya, keluarga berempat Anda bisa mendapatkan paspor kedua dalam waktu sekitar empat sampai enam bulan," kata Volek.

Migrasi Investasi

Program migrasi investasi menawarkan tempat tinggal atau kewarganegaraan sebagai imbalan atas investasi besar dalam perekonomian suatu negara. Investasi tersebut, biasanya dalam bentuk real estat, penciptaan lapangan kerja, pembangunan infrastruktur atau obligasi pemerintah.

CIP pertama diperkenalkan pada tahun 1984 oleh St Kitts dan Nevis di Karibia. Sejak itu, lusinan negara telah membuat program, termasuk Austria, Siprus, Malta, Moldova, St Lucia, Turki, Antigua dan Barbuda, Dominika, Yunani, Montenegro, dan banyak lagi.

Beberapa negara mewajibkan pelamar untuk mendirikan lembaga nonprofit, mendirikan perusahaan yang menciptakan pekerjaan lokal, atau tinggal di negara tersebut untuk jangka waktu tertentu. Lainnya memungkinkan pelamar untuk berinvestasi dalam obligasi pemerintah, real estat dan proyek pembangunan dari jarak jauh.

Bergantung pada negaranya, program ini dapat menghabiskan biaya mulai dari US$100.000 di Antigua dan Barbuda hingga US$250.000 di St Kitts dan Nevis, US$280.000 di Yunani, US$380.000 di Portugal, US$1,1 juta di Malta, dan $ 2,4 juta di Siprus.

Kota Algarfe di Portugal hidup dari pariwisata. Portugal membuka pula program CIP. Foto: @camucoroneel

"Saya pikir negara seperti Portugal adalah salah satu yang paling menarik karena titik harga € 350.000-500.000 dapat dicapai oleh individu berpenghasilan tinggi," kata Volek. Dengan CIP di Portugal, masih menurut Volek, Anda kemudian mendapatkan akses bebas visa ke wilayah Schengen Eropa dan ada jalur hukum yang jelas untuk kewarganegaraan setelah lima tahun tinggal -- selama bisa berbicara bahasa Portugis tingkat dasar.

"Tetapi jika klien memiliki kemampuan keuangan, maka langsung ke Malta atau Siprus karena Anda akan segera mendapatkan kewarganegaraan UE," imbuh Volek.

Berita terkait

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

15 jam lalu

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

Kadin menggelar panel diskusi sebagai rangkaian dari SIWW 2024. Akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca Selengkapnya

BRI Danareksa dan Succor AM Jalin Kerja Sama, Bidik Kenaikan AUM 50 Persen

16 jam lalu

BRI Danareksa dan Succor AM Jalin Kerja Sama, Bidik Kenaikan AUM 50 Persen

Sucor Aset Management menjalin kerja sama dengan BRI Danareksa Sekuritas untuk distribusi produk investasi reksa dana. Seperti apa targetnya tahun ini

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

16 jam lalu

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

Bank CIMB Niaga bekerja sama dengan Principal Indonesia untuk meluncurkan Reksa Dana Syariah Principal Islamic ASEAN Equity Syariah.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

23 jam lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

1 hari lalu

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk., imbas penutupan pabrik alas kaki itu di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

1 hari lalu

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

Selain Indonesia, ada negara-negara lain yang membujuk Tesla untuk berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

1 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Vira Widiyasari Menjabat Sebagai Country Manager Visa Indonesia

1 hari lalu

Vira Widiyasari Menjabat Sebagai Country Manager Visa Indonesia

Vira akan memimpin inisiatif strategis dan bisnis Visa di Indonesia, termasuk mendorong strategi perluasan pasar Visa.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

2 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

2 hari lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya