Cara Bangkitkan Usaha Pariwisata yang Mati Suri di Yogyakarta

Rabu, 5 Agustus 2020 06:47 WIB

Sejumlah perajin perak menyelesaikan pesanan di Kampung Trunojayan, Kotagede, Yogyakarta, 21 November 2017. Kerajinan perak Kotagede punya motif khas dari tanaman teratai dan teknik membuatnya dengan filigri (membentuk dengan kawat perak yang tipis) yang hanya bisa dikerjakan oleh perajin yang teliti. ANTARA FOTO/Maulana Surya

TEMPO.CO, Jakarta - Sektor pariwisata di Yogyakarta seolah mati suri selama pandemi Covid-19. Pengelola destinasi wisata, perajin cenderamata, pemilik penginapan, dan lainnya, semua berhenti berdenyut sejak wabah corona merebak pada pertengahan Maret 2020.

Memasuki masa new normal pandemi Covid-19, pariwisata di Yogyakarta mulai menggeliat kembali. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui layanan visitingjogja.com mencatat, sejak Juli hingga Agustus 2020, lebih dari 27 ribu wisatawan datang ke sana.

Hanya saja, kedatangan wisatawan ini belum diiringi dengan bangkitnya berbagai lini usaha di sektor pariwisata. Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah atau BPD DI Yogyakarta, Santoso Rohmad mengatakan masih banyak pelaku industri yang belum siap menyambut wisatawan karena tak punya modal dan tak tahu harus memulai lagi dari mana.

"Kami mendorong munculnya pelaku-pelaku baru industri pariwisata dengan memanfaatkan layanan yang sudah disiapkan pemerintah," ujar Santoso Rohmad di Yogyakarta, Selasa 4 Agustus 2020. Saat ini bank milik Pemerintah DI Yogyakarta itu mengelola dana sebesar Rp 400 miliar untuk kredit usaha rakyat atau KUR.

Dari dana itu, sektor pariwisata mendapat prioritas. Plafon kredit yang dapat diajukan mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 500 juta. Rohmad mencontohkan, bagi pemilik homestay di destinasi wisata dapat memanfaatkan layanan itu sebagai kredit lunak untuk kembali membuka usahanya.

Advertising
Advertising

Homestay di kawasan Gunung Api Nglanggeran Gunungkidul, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Jika sebelumnya homestay tersebut belum memiliki fasilitas protokol Covid-19 yang memadai, maka kredit ini dapat digunakan untuk membeli peralatan untuk memenuhi protokol kesehatan. "Yang penting tidak untuk kebutuhan konsumtif, melainkan mendukung usaha jasa pariwisata agar siap beroperasi kembali," ujarnya.

Pelaku industri pariwisata sekunder juga dapat memanfaatkan kredit lunak ini. Misalkan perajin batik, cenderamata atau kuliner oleh-oleh. Rohmad menambahkan, pengusaha pariwisata yang bergabung dalam organisasi Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah bisa mendapatkan keringanan bunga saat mengajukan kredit ini.

Kepala Dinas Pariwisata DI Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan sektor pariwisata terpantau menggeliat perlahan sepanjang Juli hingga awal Agustus 2020. Sebanyak 51 persen wisatawan yang datang ke Yogyakarta berasal dari luar daerah, sedangkan sisanya dari kabupaten/kota di DI Yogyakarta. "Yang terbanyak adalah wisatawan asal Jawa Tengah," ujarnya.

Kendati sudah banyak wisatawan yang berkunjung, Singgih Raharjo mengatakan pemerintah belum berencana membuka semua destinasi wisata karena masih dalam masa tanggap darurat sampai akhir Agustus 2020. Pemerintah fokus memantau uji coba 32 objek wisata yang sudah dibuka sejak Juli lalu.

Berdasarkan evaluasi uji coba di sejumlah destinasi wisata yang sudah beroperasi, Singgih mengatakan masih banyak wisatawan yang belum mematuhi protokol kesehatan. "Pengelola objek wisata harus berulang kali mengingatkan mereka agar menaati protokol kesehatan, misalkan belum pakai masker, akhirnya wisatawan beli masker dulu," ujarnya.

Berita terkait

3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

4 jam lalu

3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

Korea Tourism Organization mencatat 902 pengaduan dari wisatawan selama tahun 2023

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

12 jam lalu

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.

Baca Selengkapnya

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

14 jam lalu

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

Meteor terang atau fireball itu bergerak dari selatan ke utara, tak hanya terpantau di langit Yogyakarta tapi juga Solo, Magelang, dan Semarang

Baca Selengkapnya

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

1 hari lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

1 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

Cuaca yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

1 hari lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

2 hari lalu

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

2 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya