Ini Alasan Mu Cang Chai Bisa Jadi Pesaing Wisata Sawah di Bali

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Minggu, 5 Juli 2020 16:07 WIB

Sawah terasering di Mu Cang Chai, Vietnam. Foto: @thien_nguyen_images

TEMPO.CO, Jakarta - Saban Mei dan Juni, para petani di Mu Cang Chai, Provinsi Yen Bai, di wilayah Timur Laut Vietnam bekerja keras. Pada kurun itu, adalah waktunya musim panen.

Irigasi mengalirkan air, sementara wisatawan pun berdatangan. Tapi Mei-Juni 2020 sedikit berbeda. Pasalnya para turis mancanegara belum berdatangan, namun petani harus tetap bercocok tanam. Apalagi curah hujan yang relatif rendah tahun ini, musim irigasi hanya berlangsung hingga akhir Juni.

Dinukil dari Vietreader, Mei hingga Juni hingga sebulan sesudahnya, adalah saat yang tepat mengunjungi Mu Cang Chai. Panorama sawah terasering desa itu, menampilkan pemandangan terindahnya: air yang berkilauan, fantastis, indah karena pantulan cahaya di permukaan sawah.

Baca: Misteri di Balik 'Rumah Gila' Vietnam

Secara total, teras sawah di Mu Cang Chai mencakup lebih dari 2.200 hektar lahan, 500 di antaranya ditetapkan sebagai situs warisan nasional oleh Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Vietnam pada tahun 2007.

Advertising
Advertising

CNBC menggambarkan "ladang itu adalah hasil pertanian dengan ketelitian tinggi - pegunungan terjal diselimuti tangga zamrud yang, tampaknya, naik ke atas langit."

Mu Cang Chai juga merupakan rumah bagi sekitar 42.000 orang, dengan penginapan dan homestay yang bersuasana pedesaan.

Dinukil dari CNBC, berabad-abad yang lalu, nenek moyang suku-suku pegunungan Vietnam Utara menciptakan tempat dea itu untuk bertahan hidup.

Mu Cang Chai yang berada di Delta Mekong, pada beratus tahun lalu selalu banjir. Dan genangannya ideal untuk menanam padi. Untuk menanam padi dalam lahan vertikal, suku-suku dataran tinggi itu menciptakan sistem bertingkat untuk mengendalikan aliran air ke bawah. Dengan menggunakan kecerdikan, akal dan upaya keras, agar lahir bidang-bidang subur. Teknik terasering itu, terus dilestarikan hingga kini.

Sawah-sawah di Mu Cang Chai dikelola dengan sistem pertanian tradisional untuk menjaga air dan kesuburan. Foto: @vietnambikers

Situs warisan nasional itu dibagi dalam tiga desa: La Pan Tan, Che Cu Nha, dan De Xu Phinh. Dan menjadi destinasi wisata utama Di Vietnam bagian utara.

Akomodasi

Mu Cang Chai telah menjadi salah satu desa wisata terbesar di Vietnam. Jadi tak perlu khawatir soal penginapan. Salah satu contohnya adalah Indigenous Homestay, akomodasi peringkat teratas Mu Cang Chai.

Di TripAdvisor, Indigenous Homestay mendapat 25 ulasan "sangat baik" dan dua "baik" - tidak ada yang lain - dengan harga murah US$9 per malam.

Penginapan lainnya, Mu Cang Chai Ecolodge menawarkan lebih banyak kenyamanan. Dibangun pada tahun 2017, ecolodge itu terdiri dari tujuh rumah panggung. Asyiknya lagi, pengelola mengatur tur dua hingga empat hari di daerah itu, yang meliputi penanaman atau pemanenan sawah bersama penduduk setempat.

Untuk pelancong yang bergerak ke arah barat, di wilayah Sapa, terdapat penginapan Topas Ecolodge, yang menawarkan 33 bungalow batu, dua restoran, lounge, bar kolam renang, dan spa. Topas Ecolodge bahkan terdaftar dalam National Geographic Unique Lodges of the World.

National Geographic menyebutnya sebagai "pondok yang mengundang para tamu untuk menemukan beberapa tempat paling berharga di planet ini, sambil membantu melindungi tempat-tempat itu untuk generasi yang akan datang."

Kegiatan Wisata
Selain trekking, bersepeda dan fotografi di persawahan, turis bisa melihat etnis minoritas, seperti suku Thai, H'Mong dan Red Dzao, "Sambil menikmati makanan lokal otentik yang dipanen langsung dari pertanian ke piring Anda," kata Tran Thuy Hai, direktur perjalanan Topas Travel Vietnam.

Dia menambahkan bahwa bersepeda motor adalah kegiatan favorit, sebagian besar untuk backpacker dan pelancong muda, karena kualitas jalan dan trek tanah, namun Topas tidak menyarankan untuk alasan keamanan.

Saat yang tepat mengunjungi Mu Cang Chai adalah Mei-Agustus, ketika sawah dialiri air dan mulai ditanami. Wisatawan dapat menyaksikan pantulan air di sawah yang gemerlap. Foto: @vietnambikers

Topas Ecolodge dapat mengatur perjalanan empat hingga 10 hari di wilayah ini. Tran mengatakan, tur dapat disesuaikan dengan semua jenis pelancong mulai dari petualang ekstrem hingga perjalanan keluarga yang santai bersama anak-anak.

Antara sawah di Mu Cang Chai, Vietnam dan di Buleleng, Bali, memiliki kesamaan. Keduanya merupakan situs warisan budaya. Itulah yang jadi alasan, Mu Cang Chai bisa jadi pesaing terdekat persawahan Subak di Bali.

Berita terkait

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

3 jam lalu

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

Dua Kapal Ikan Asing berbendera Vietnam sempat hendak kabur sehingga petugas harus mengeluarkan tembakan peringatan.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Vietnam Didatangi 6,2 Juta Turis Asing pada Januari - April 2024, Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi

3 hari lalu

Vietnam Didatangi 6,2 Juta Turis Asing pada Januari - April 2024, Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi

Korea Selatan tercatat sebagai negara penyumbang wisatawan asing terbesar di Vietnam dengan jumlah 1,6 juta orang.

Baca Selengkapnya

Trenggono Akui Ekosistem Budi Daya Lobster Belum Terbentuk

5 hari lalu

Trenggono Akui Ekosistem Budi Daya Lobster Belum Terbentuk

Trenggono menjelaskan alasannya menggandeng negara tetangga, Vietnam untuk budi daya benih lobster. Trenggono telah membuka keran ekspor benur.

Baca Selengkapnya

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

5 hari lalu

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa setidaknya ada lima komoditas di sektor perikanan dan kelautan Tanah Air yang unggul. Ia menyebut lima komoditas itu di antaranya udang, rumput laut, tilapia, lobster, dan kepiting.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

6 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

7 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

8 hari lalu

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

Presiden Jokowi menerima laporan hasil lawatan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Vietnam beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Preview Laga Irak vs Vietnam di Perempat Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

8 hari lalu

Preview Laga Irak vs Vietnam di Perempat Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

Duel Timnas U-23 Irak vs Vietnam akan tersaji pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Al Janoub pada Sabtu dinihari, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya