TEMPO.CO, Yogyakarta - Tepat 1 Juli 2020, gerbang Candi Prambanan dan Ratu Boko kembali dibuka untuk pelancong. Namun, pembukaan tersebut sifatnya ujicoba dalam penerapan protokol kesehatan pada era new normal.
PT Taman Wisata Candi (TWC) pengelola Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko menyiapkan dan menerapkan protokol kesehatan ketat. Menurut Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, dua candi utama itu dibuka untuk melengkapi ujicoba pembukaan yang sudah dilakukan di Candi Borobudur.
"Ujicoba pembukaan operasional dilakukan setelah keluar izin dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)," kata Edy Setijono.
Ia mengatakan protokol kesehatan yang diterapkan di antaranya physical distancing. Pengunjung juga diwajibkan menggunakan masker dan mencuci tangan. PT TWC mempersiapkan sarana cuci tangan di beberapa lokasi sekitar area Candi Prambanan dan Ratu Boko, seperti di pintu masuk kompleks TWC, area candi, dan di lokasi penjualan suvenir.
Calon pengunjung juga disarankan untuk membeli tiket secara online melalui situs ticket.borobudurpark.com. Sementara untuk pembelian tiket di loket dibatasi hanya 70 persen dari total tiket yang diperjualbelikan. Sisanya bisa didapatkan dengan reservasi online.
"Tujuannya untuk mengurai antrean di loket. Langkah ini sesuai dengan anjuran pemerintah terkait dengan social/physical distancing bagi tiap wisatawan yang berkunjung di destinasi yang dikelola PT TWC," katanya.
Pengunjung juga dibatasai. PT TWC hanya mengizinkan 25 persen dari kapasitas normal atau 1.500 pengunjung setiap harinya. Pengunjung juga dibatasi area kunjungannya di kompleks Candi Prambanan. Wisatawan tidak diperbolehkan untuk naik ke atas Candi Prambanan dan menikmati keindahan candi dari pelataran zona 1.
Selain penerapan protokol kesehatan, PT TWC juga membatasi jam operasional TWC Prambanan dan Ratu Boko. Untuk TWC Prambanan dibuka dari pukul 08.00–16.00 WIB, sedangkan Ratu Boko beroperasi dari pukul 10.00–18.00 WIB.
Dalam kurun waktu tersebut ada jeda istirahat selama 1 jam, untuk membersihkan semua peralatan protokol kesehatan yang telah digunakan oleh wisatawan, "Pelaksanaan uji coba ini akan dimonitor oleh tim dari pemerintah daerah," kata Edy.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengapresiasi langkah pemerintah daerah dan pengelola destinasi wisata, dalam menyiapkan protokol kesehatan sekaligus mengontronya dengan ketat.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Dampak COVID-19 di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Kemenparekraf/Baparekraf Ari Juliano Gema mengatakan, protokol ini diharapkan dapat meningkatkan standar kebersihan, kesehatan, dan keamanan di sektor pariwisata, sekaligus peningkatan inovasi digital.
Turis yang mengunjungi Candi Prambanan antre di lokeut dengan mematuhi aturan jarak fisik. Dok. Kemenparekraf “Khusus sektor pariwisata, penerapan protokol normal baru tersebut bertujuan agar wisatawan dapat tetap berkunjung dengan tenang dan nyaman karena fasilitas pariwisata kini sudah semakin disempurnakan dengan standar Bersih, Sehat, Aman yang terverifikasi,” ujar Ari.
Ari berharap ujicoba itu dapat menjadi barometer untuk bangkitnya industri pariwisata di Yogyakarta dan Jawa tengah, pada masa pandemi Covid-19.