Benarkah Orang Papua Prasejarah Bertemu Alien?

Rabu, 17 Juni 2020 15:42 WIB

Peserta mempertunjukan tarian tradisional dalam Festival Budaya Lembah Baliem, di Distrik Welesi, Kabupaten Jayawijaya, Wamena, Papua, 8 Agustus 2017. Walau pun keadaan sudah modern, tapi suku Dani tetap mempertahankan adat istiadat dan tradisi mereka dengan menggunakan koteka. Tempo/Rully Kesuma

TEMPO.CO, Jakarta - Alien jadi pembahasan yang menarik. Bumbu kisahnya, mereka datang ke Bumi dengan mengendarai piring terbang ke bumi. Hollywood bahkan memvisualkan imajinasi liar mengenai alien dalam ratusan film. Tema yang diangkat salah satunya persuaan, alien dengan manusia dari peradaban kuno.

Bahkan, salah satu kisah Indiana Jones yang populer bertajuk Indiana Jones & the Kingdom of the Crystal Skull, menceritakan bangsa Inca yang berhubungan dengan Alien, untuk membangun peradaban. Kisah mengenai perjumpaan alien dengan suku prasejarah, juga ada di Distrik Kuruli, Kabupaten Jayawijaya.

Tentu kisah itu, kabar dari mulut ke mulut warga setempat ataupun turis, yang belum teruji secara ilmiah. Muasalnya, dari lukisan purba di gua Kontitola di Distrik Kurulu, Kabupaten Jayawijaya, Papua.

Gua ini terletak di ketinggian 1.650 meter di atas permukaan laut. Gua Kontilola sudah lama dikenal sebagai destinasi wisata saat musim turis di Lembah Baliem. Gua ini oleh wisatawan dikenal sebagai gua bergambar lukisan alien di dindingnya. Lalu, benarkah itu gambar alien?

Eksplorasi arkeologi oleh Balai Arkeologi Papua di Gua Kontilola, menunjukkan bahwa yang dimaksud gambar alien oleh wisatawan ini, sebenarnya termasuk sebagai rock art atau seni gambar cadas yang dibuat oleh manusia prasejarah. “Gambar alien yang terdapat di Gua Kontilola sesungguhnya merupakan gambar berbentuk manusia. Pada masa prasejarah, teknik menggambar manusia pada masa itu masih sangat sederhana,” kata arkeolog Hari Suroto.

Advertising
Advertising

Baca: Wisata Lembah Baliem Ditutup, Begini Nasib Mumi Papua

Situs Gua Kontilola berdasarkan cerita rakyat yang dipercaya oleh masyarakat Kurulu, dulu merupakan tempat tinggal nenek moyang mereka. Eksplorasi arkeologi juga menemukan spesies udang bertubuh transparan berukuran 1 -1,5 cm. Di dalam ruang gua yang gelap terdapat sumber air tawar, yang tercipta dari tetesan air dari stalagtit. Di dalam sumber air inilah udang tersebut ditemukan.

Menurut Hari Suroto, penelusuran informasi ke masyarakat sekitar gua, mereka baru mengetahui jika di dalam gua terdapat udang transparan. Udang bertubuh transparan juga sebelumnya ditemukan Tim Balai Arkeologi Papua dalam eksplorasi arkeologi di Situs Gua Togece, Kampung Parema, Distrik Wesaput, Kabupaten Jayawijaya.

Keberadaan air ini sangat penting dalam sebuah permukiman prasejarah. "Manusia prasejarah dalam memilih lokasi sebagai tempat tinggal, didasari oleh tempat yang aman dan nyaman untuk ditinggali. Selain itu, keberadaan sumber air tawar juga menjadi pertimbangan, serta ketersediaan sumber makanan di lingkungan sekitar," kata Hari.

Lukisan dinding gua prasejarah di Gua Kontilola di Distrik Kurulu, Kabupaten Jayawijaya, Papua. (Dok. Hari Suroto/Balai Arkeologi Papua)

Untuk mencapai gua ini, wisatawan harus mendaki tebing yang lumayan curam. Menurut Hari, manusia prasejarah memilih tempat tinggal seperti Gua Kontiola, juga dengan pertimbangan keamanan dari serangan binatang buas dan juga musuh.

"Gua yang terletak di ketinggian, dianggap sangat strategis, aman dari serangan musuh atau serangan binatang buas," katanya. Dalam penelitian sebelumnya, tim arkeolog pernah menemukan alat batu di gua itu.

Mumi Distrik Kurulu

Selain lukisan alien, situs indonesia.go.id, menyebut Distrik Kurulu juga menyimpan mumi yang dimiliki Suku Dani. Mumi bernama Wim Motok Mabel yang paling menarik perhatian pengunjung karena merupakan leluhur Suku Dani, tepatnya generasi ketujuh Suku Dani.

Nama Wim berarti perang, Motok adalah pemimpin, dan Mabel adalah nama individu mumi ini. Sekitar ratusan tahun silam, Wim Motok Mabel merupakan panglima perang yang paling disegani. Ia berasal dari era 300-an tahun lalu, dihitung dari jumlah tali di lehernya yang ditambah setiap tahun berganti.

Dari penuturan mulut ke mulut Suku Dani, Wim Motok Mabel sebelum meninggal dunia, meminta jasadnya diawetkan. Agar ingatan Suku Dani terhadapnya tak hilang. Menariknya, mumi Wim Motok Mabel tidak hanya mematri ingatan sukunya, namun jujga mengundang wisatawan. Keberadaan mumi itu, membuat warga Suku Dani sejahtera karena pariwisata.

Proses mumifikasinya memakan waktu 200 hari pengasapan setelah upacara “Ap Ako”, upacara meninggalnya seseorang yang akan dijadikan mumi. Tapi, tak semabarang orang dijadikan mumi. Hanya para kepala suku dan panglima perang yang dimumikan. Mereka juga dihadirkan pada setiap upacara maupun pesta, karena dipercaya bisa mendatangkan kesuburan dan kebahagiaan.

Mumi Wim Motok Mabel Mumi (jenazah yang diawetkan) Wim Motok Mabel diperlihatkan kepada wisatawan oleh warga Suku Dani di Desa Jiwika, Distrik Kurulu, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Selasa (13/8). Mumi Wim Motok Mabel yang telah yang telah berusia sekitar 278 tahun ini merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke kawasan pegunungan tengah Papua. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

Penduduk distrik kini mengandalkan uang dari pengunjung yang datang, untuk satu grup turis biasanya dikenai tarif Rp300.000, untuk melihat dan mengambil gambar Wim Motok Mabel sepuasnya.

Tidak hanya menyaksikan mumi, pengunjung juga bis amembeli suvenir khas Kurulu, semisal koteka, noken, kalung, gelang, dan beragam kerajinan tangan lainnya. Harganya bervariasi, mulai dari Rp.50.000 hingga ratusan ribu rupiah.

Berita terkait

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

1 hari lalu

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

1 hari lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

1 hari lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

2 hari lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

2 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

2 hari lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

2 hari lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

2 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

3 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya