Terbang di Atas Eropa, Inilah yang Membuat Penumpang Cemas

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Selasa, 16 Juni 2020 11:08 WIB

Seorang penumpang berjalan di Bandara Frankfurt, Jerman, pada saat pilot Lufthansa melakukan mogok kerja, 29 November 2016. Sekitar 180.000 penumpang terkena dampat pemogokan pilot. REUTERS/Ralph Orlowski

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak pertengahan Juni, negara-negara destinasi utama wisata Eropa seperti Portugal, Spanyol, dan Italia membuka langitnya untuk kunjungan turis Uni Eropa. Bahkan, pada Senin 15 Juni 2020, sebanyak 10.000 turis Jerman terbang ke Spanyol.

CNN melaporkan penerbangan dari Frankfurt, Jerman ke kota Porto, Portugal dengan jadwal penerbangan Lufthansa. Kantor berita itu mereportase bagaimana sektor penerbangan beradaptasi, ketika negara-negara Uni Eropa berusaha untuk memulai kembali sektor pariwisata mereka.

Lufthansa adalah maskapai penerbangan terbesar di Eropa dan sangat perlu untuk menghidupkan kembali kekayaannya, setelah menerima bailout US$10 miliar dari pemerintah Jerman, untuk melawan dampak ekonomi dari pembatasan perjalanan terkait virus.

Seluruh maskapai di dunia, termasuk Lufthansa saat ini berusaha meyakinkan penumpang, bahwa perjalanan udara memungkinkan tanpa risiko lonjakan baru infeksi virus corona. Para turis Uni Eropa yang berbulan-bulan terkurung, kini mulai memesan perjalanan ke destinasi populer Eropa seperti Portugal, Yunani dan Italia.

Namun, perjalanan dengan pesawat kini sangat jauh berbeda. Selebaran-selebaran di bandara, mengingatkan semua orang untuk memakai masker wajah setiap saat. Jarak sosial juga dimulai sejak di terminal keberangkatan.

Advertising
Advertising

Begitu dalam penerbangan, langkah-langkah ini menjadi lebih rumit. Pasalnya, meskipun masker tetap dipakai jarak sosial menjadi tidak mungkin. Hal yang perlu dicatat, meskipun penerbangan pulih, namun tak semua armada diterbangkan. Jadi, saat permintaan tinggi, kabin menjadi penuh.

Beberapa pelancong mengungkapkan keprihatinan mereka.
"Aneh, sangat sepi, tidak ada keramaian dan hiruk pikuk bandara," kata seorang penumpang, Nayr Ibrahim. "Kurasa juga agak menakutkan, karena kamu tidak pernah tahu apa yang mungkin kamu dapatkan, atau tidak."

Penumpang lain, Karl Heinz Lattau, yang mengatakan ia biasanya terbang 50 kali setahun. Dan ia tidak terpengaruh oleh risiko potensial terkait pandemi, tetapi ia terkejut saat kursi tengah ditempati.

"Saya sebenarnya sedikit terkejut karena, saya pikir sebenarnya berdasarkan pada virus corona, kami duduk sangat, sangat dekat," katanya.

Perdebatan mengenai kekosongan kursi tengah, memang belum menemukan titik final. Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menganggap, dengan kondisi keuangan maskapai, sangat berat bila kursi tengah ditiadakan. Penerbangan akan jadi mahal, dan penumpang berkurang. Sementara Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) organ PBB, meminta maskapai menegakkan aturan jarak sosial, dengan mengosongkan kursi tengah.

Pesawat Lufthansa. REUTERS/Phil Noble

Suasana di atas kapal lebih suram dari biasanya. Masker wajah berarti penumpang secara alami lebih tenang. Mereka menyadari bahayanya droplet, bila berbicara dengan penumpang di sebelahnya.

Penumpang yang berbicara dengan CNN mengatakan mereka khawatir berada dalam kabin pesawat, yang ruangnya terbatas selama waktu penerbangan. Sebagian besar mengatakan mereka bepergian untuk mengunjungi kerabat atau melakukan perjalanan kerja.

Penumpang terus diwajibkan memakai masker, namun tak demikian dengan pilot. Kapten Andreas Kauser mengatakan penting untuk dapat melihat ekspresi wajah co-pilot, untuk berkomunikasi dengan baik selama situasi yang tidak terduga.

"Wajah, ekspresinya sangat penting," kata Kauser kepada CNN. "Jika kamu berkomunikasi dengan kolega kamu dan kamu memiliki situasi aneh itu baik untuk dilihat, apakah dia dalam ketakutan?"

Masker dan jarak fisik hanyalah untuk penjagaan. Maskapai penerbangan, meyakini pesawat sangat aman dari penularan virus ketimbang kapal pesiar. Sebagaimana armada maskapai lain, Lufthansa mengatakan filter udara canggih di pesawat membuat infeksi tidak mungkin terjadi.

"Filter-filter tersebut menukar udara dengan udara dari luar dan terus bersirkulasi sehingga tidak ada virus," tambah Kauser.

Antrean yang Lama

Sebelum melakukan perjalanan dari Frankfurt ke Porto, reporter CNN menggunakan penerbangan domestik Jerman dari Berlin ke Frankfurt.

Check-in di Berlin memakan waktu hampir dua jam karena staf harus memastikan setiap penumpang mematuhi batasan terkait-corona di negara tujuan. Proses saat ini bervariasi untuk setiap negara dan ada garis besar.

Di Berlin, tidak ada perisai plastik untuk melindungi staf. Sementara Frankfurt lebih terorganisir dengan baik, tetapi antrean panjang tampaknya tak terhindarkan bagi pelancong saat ini. Siapa pun yang bepergian dalam waktu dekat, dapat menemukan waktu tunggu yang lama, termasuk di landasan pacu.

Penerbangan Lufthansa dari Frankfurt menuju Portugal, tanpa batas jarak. Kursi tengah pesawat masih digunakan oleh penumpang. Foto: CNN

Penerbangan kerap ditunda karena kurangnya jadwal penerbangan, membuat maskapai tak ingin ada penumpang yang tertinggal dan menunggu satu hari berikutnya. Setiap bagian dari proses terbang memakan waktu sedikit lebih lama, dengan biaya lebih tinggi.

Salah satu penumpang mengatakan, ia terbang karena urusan pekerjaan. Bila untuk berlibur, ia masih pikir-pikir mengingat proses yang panjang dan sulit.

Berita terkait

Delay 5 Jam, Penumpang Lion Air SUB-BDJ Desak Kompensasi Rp 300 Ribu

7 jam lalu

Delay 5 Jam, Penumpang Lion Air SUB-BDJ Desak Kompensasi Rp 300 Ribu

Pesawat Lion Air JT 316 rute Surabaya-Banjarmasin delay selama lima jam karena menunggu kedatangan pesawat Lion Air dari Batam.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

2 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Pengguna LRT Jabodebek Mencapai 1,4 Juta di April 2024

2 hari lalu

Pengguna LRT Jabodebek Mencapai 1,4 Juta di April 2024

Jumlah penumpang Light Rail Transit atau LRT Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) selama April 2024 sebanyak 1.402.933 orang.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

2 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

4 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

4 hari lalu

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

Jumlah penumpang Garuda Indonesia Group di kuartal pertama 2024 sebanyak 5,42 juta.

Baca Selengkapnya

Dubai akan Bangun Bandara Terbesar di Dunia, Bisa Tampung 260 Juta Penumpang

4 hari lalu

Dubai akan Bangun Bandara Terbesar di Dunia, Bisa Tampung 260 Juta Penumpang

Bandara Internasional Al Maktoum akan menggantikan Bandara Internasional Dubai yang masih beroperasi saat ini

Baca Selengkapnya

Kompensasi Apa yang Didapat Penumpang jika Terjadi Keterlambatan Penerbangan Pesawat?

5 hari lalu

Kompensasi Apa yang Didapat Penumpang jika Terjadi Keterlambatan Penerbangan Pesawat?

Penumpang memiliki hak mendapat kompensasi dari maskapai jika terjadi keterlambatan penerbangan pesawat.

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

5 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

5 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya