Hampir Punah, UNESCO Minta Lestarikan Siulan Warga Desa di Turki

Reporter

Bram Setiawan

Editor

Ludhy Cahyana

Selasa, 26 Mei 2020 19:04 WIB

Warga Desa Kuskoy di Turki berkomunikasi dengan cara bersiul. Komunikasi tersebut disebut pula sebagai bahasa burung dan dilestarikan oleh UNESCO. Foto: @ozgulozkanyavuz

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah desa di Turki memiliki kebiasaan berkomunikasi dengan cara bersiul. Cara berkomunikasi warga Desa Kuskoy itu dijuluki sebagai berbicara bahasa burung. Menurut UNESCO perkembangan teknologi, secara perlahan menyebabkan keadaan yang tidak pasti terkait kelangsungan berbicara bahasa burung itu, seperti dikutip dari BBC.

Menurut UNESCO bahasa burung warga Desa Kuskoy termasuk bagian dari warisan dunia yang terancam punah. Sebab, dipengaruhi oleh dampak perubahan sosial dan teknologi. Pasalnya, minat menggunakan ponsel dianggap sebagai peralihan cara berkomunikasi bahasa burung.

Ada sekitar 10.000 orang yang menggunakan bahasa burung di antara warga Desa Kuskoy. Cara bersiul digunakan untuk berkomunikasi melintasi jarak jauh di daerah pegunungan yang berbatu.

UNESCO mewanti-wanti agar kelangsungan bahasa burung tetap bertahan dalam modernisasi penggunaan ponsel, sebagai peranti komunikasi. Warga Desa Kuskoy pun mencoba menjaga praktik bersiul itu melalui Festival Bahasa Burung.

"Orang-orang lokal telah menyambut kabar itu dengan sukacita sebagai mimpi yang menjadi kenyataan," kata Ketua Asosiasi Budaya Bahasa Burung, Seref Kocek. Kabarnya, upaya menjaga bahasa burung juga melalui pendidikan sekolah dasar, pada 2014.

Advertising
Advertising

Menurut National Public Radio (NPR), warga Desa Kuskoy antara lain adalah petani teh, jagung, dan memelihara ternak. Bahasa burung yang digunakan warga Desa Kuskoy memikat minat ahli biopsikologi, Onur Gunturkun.

"Saya benar-benar terpesona ketika pertama kali mendengarnya. Saya langsung melihat relevansi bahasa ini untuk sains," katanya.

Untuk menguji keistimewaan bahasa burung, Gunturkun melakukan penelitian di Desa Kuskoy. Ia melakukan pengujian penduduk desa menggunakan penyuara kuping (headphone) dengan rekaman bicara bahasa Turki suku kata, maupun siulan.

Gunturkun menemukan bahwa memutar siulan dan percakapan suku kata, penduduk desa itu cenderung mendengar keduanya. Hal itu menunjukkan bahwa warga Desa Kuskoy menggunakan kedua belahan otak mereka ke tingkat yang jauh lebih besar.

Desa Kuskoy yang berbukit-bukit memungkinkan siulan seperti suara burung bisa didengar sampai jauh. Foto: @giresundanesintiler

"Ada kontribusi seimbang dari kedua belahan otak. Jadi memang, tergantung cara kita berbicara, belahan otak memiliki pekerjaan yang berbeda dalam pemrosesan bahasa," kata Gunturkun yang juga ahli ilmu syaraf. Ia telah bekerja untuk penelitian asimetri otak.

Penelitian Gunturkun menyisakan pertanyaan untuk sumbangsih kehidupan. Ia masih mempertanyakan kemungkinan cara berkomunikasi bersiul, membantu penderita strok dengan kerusakan otak kiri yang mengalami kesulitan memproses bahasa lisan.

BBC | NATIONAL PUBLIC RADIO

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

2 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

3 hari lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

3 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

3 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

3 hari lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

4 hari lalu

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

Program Pra Kerja meraih penghargaan dari UNESCO atas kontribusinya dalam inovasi pendidikan di kawasan Asia-Pasifik.

Baca Selengkapnya

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

11 hari lalu

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

Kamis ini, yang merupakan hari libur di Italia, pengunjung Venesia diharuskan membeli tiket masuk seharga Rp87 ribu. Tidak berlaku untuk tamu hotel.

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

11 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

10 Geopark di Indonesia yang Masuk Jejaring UNESCO, Geopark Kebumen Menyusul?

12 hari lalu

10 Geopark di Indonesia yang Masuk Jejaring UNESCO, Geopark Kebumen Menyusul?

Indonesia berpotensi menambah daftar geopark yang masuk jejaring UNESCO

Baca Selengkapnya