Oasis Fayoum, Keajaiban Mesir Selain Piramida

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Rabu, 20 Mei 2020 21:03 WIB

Oasis Fayoum bakal bersaing dengan piramida sebagai destinasi wisata di Mesir. Foto: @findthecloudwalker

TEMPO.CO, Jakarta - Mesir bukan hanya tentang wisata ke piramida atau kuil-kuil pemujaan dewa-dewi. Mesir juga memiliki pantai-pantai yang indah, dan gurun-gurun dengan oasis yang indah. Persaingan keindahan ini menjadi tajam.

Satu nama, yang belum banyak dieksplorasi wisatawan adalah Oasis Fayoum. Destinasi satu ini memiliki banyak danau dan kanal. Oasis Fayoum kerap dijadikan destinasi akhir pekan bagi keluarga-keluarga di Kairo. Mereka datang ke oasis hanya untuk menikmati ketenangan, menjauh dari hiruk- pikuk kota.

"Kairo kacau dan berisik. Semakin dekat Anda ke Fayoum, menjadi lebih tenang dan lebih bersih," kata sinematografer Italia yang berpusat di Kairo, Federico Corno, kepada CNN Travel. "Dan kemudian tiba-tiba kamu melihat bercak hijau di mana-mana.

"Orang sering berpikir tentang Mesir hanya sebagai pasir, piramida, panas, atau Laut Merah. Mereka tidak membayangkan pertanian hijau, seni dan tembikar, relaksasi dan meditasi," imbuh Corno. "Di Fayoum, hidup agak melambat dan kembali ke ritme alami seperti seharusnya."

Inilah berbagai objek wisata yang bisa dikunjungi di Oasis Fayoum berdasarkan rekomendasi CNN Travel.

Advertising
Advertising

Air Terjun di Wadi El Rayan

Wadi El Rayan, sebuah taman nasional terlindung yang membentang seluas hampir 700 mil persegi. Ia adalah salah satu dari banyak tempat menarik di Fayoum. Taman nasional ini memiiki danau buatan manusia dengan air terjun terbesar di Mesir.

Air terjun Wadi El Rayan - Fayoum. Foto: @bintihome

Air terjun ini tak mencolok, karena sedikit lebih kecil dari air terjun terkenal lainnya. Untuk menikmati keindahannya, pandanglah dari gurun, yang menciptakan sensasi kesegaran di tengah padang pasir.

Situs ini terkenal ramai di akhir pekan, jadi yang terbaik adalah mengunjungi selama hari kerja. Daerah itu hampir sepi selama Ramadan, meskipun beberapa penduduk tampaknya bergantung pada hasil tangkapan di danau untuk berbuka puasa.

Taman luas ini juga dilengkapi berbagai atraksi wisata, meliputi bukit-bukit pasir yang bergerak, mata air belerang alami, pegunungan, dan lembah subur Wadi Al Hitan.

Wadi Al Hitan, Museum Paus Purba

Menjadi situs Warisan Dunia UNESCO sejak 2005, Wadi Al Hitan, adalah museum terbuka yang menawarkan penggambaran evolusi kehidupan.

Kerangka ratusan paus raksasa, hiu, dan fosil tak terbatas memenuhi lembah padang pasir, yang juga dikenal sebagai Lembah Paus Berjalan (Walking whales). Disebut demikian, Wadi Al Hitan sekitar 40 juta tahun lalu, diduga berupa lautan.

Dari kejauhan, tulang-tulang yang sangat terawat ini menyerupai gigi yang menonjol keluar dari padang pasir. Lembah ini juga merupakan rumah bagi Museum Informasi Perubahan Iklim dan Fosil, dengan bangunan-bangunan mirip film "Star Wars".

Inti dari museum satu kamar adalah Basilosaurus prasejarah. Fosil panjang 60 kaki yang fenomenal ini, dianggap sebagai fosil utuh terbesar paus purba -- salah satu dari beberapa fosil Archaeoceti yang punah.

Fosil Basilosaurus (paus purba) di Wadi Al Hitan. Foto: @blowing.up.history

Basilosaurus memiliki dua tulang belakang kecil, yang diyakini tidak berguna untuk bergerak, yang menonjol dari sayapnya, menawarkan bukti evolusi transisi paus dari darat ke kehidupan laut.

Danau Ajaib (Magic Lake)

Danau Ajaib dinamai demikian berkat perairannya yang memesona, yang berubah warna tergantung pada waktu dan jumlah paparan sinar matahari yang didapatnya.

Mencapai pantainya sama menyenangkannya dengan berenang di perairan magisnya. Pasalnya, untuk menjangkaunya membutuhkan kendaraan 4x4, yang mampu menerabas gundukan padang pasir.

Melihat danau dari atas bukit, wisatawan dapat menemukan keajaiban. Ia seperti cermin sebening kristal yang memantulkan warna langit. Banyak pengunjung memilih untuk bermalam di sekitar danau, untuk menyaksikan pertunjukan bintang di langit.

"Pasir dan bukit pasir tinggi yang kontras dengan warna langit menciptakan beberapa foto yang menakjubkan. Pada musim panas, bintang-bintang Bimasakti sangat jernih dan terlihat seperti seseorang meletakkan karpet bintang di langit," jelas fotografer perjalanan Mesir Amr El Hadeka.

Danau Ajaib di Oasis Fayoum yang bisa berubah warna sesuai terpaan sinar matahari. Foto: @ahmedmagdy2229

Kincir Air

Penulis buku Paulo Coelho menulis tentang keindahan oasis Fayoum dalam novel klasiknya "The Alchemist," namun Fayoum sebenarnya bukan oasis sejati.

Sementara sebuah oasis mendapatkan air dari mata air bawah tanah, Fayoum mendapatkan airnya dari Sungai Nil, dari serangkaian kanal yang dikenal sebagai Bahr Yussef yang dibangun oleh orang Mesir kuno.

Ada sekitar 200 kincir air yang tersebar di seluruh wilayah yang mendistribusikan kembali air dari Bahr Yussef, yang bertanggung jawab untuk memberikan kesuburan dan identitas wilayah tersebut.

Kincir air ini diperkenalkan pada abad ke-3 SM. oleh insinyur Ptolema, yang menggunakan topografi tanah untuk mengangkat air ke saluran irigasi, menggunakan kekuatan alami dari aliran yang bergerak cepat.

Terletak di jantung area pusat kota Fayoum yang penuh warna, kincir-kincir itu menjadi landmark penting, terutama bagi mereka yang bersemangat mempelajari sejarah.

Hamparan langit berbintang di Wadi Al Rayan. Foto: @m3sker

Burung Danau Qarun

Beberapa tahun yang lalu, Danau Qarun dikenal sebagai Danau Moeris dan danau air tawar menutupi seluruh wilayah Fayoum. Terhubung ke Sungai Nil melalui Bahr Yussef, lahan basah yang dilindungi ini adalah sebagian kecil dari sisa Danau Moeris

Dianggap sebagai danau paling kuno di dunia, danau ini tidak cocok untuk berenang, tetapi sangat pas bagi pemerhati burung. Dari koloni besar flamingo hingga berbagai spesies bebek, menciptakan ekosistem yang unik. Danau itu memiliki lebih dari 88 spesies burung, dan juga menjadi sumber kehidupan bagi spesies langka seperti rusa bertanduk ramping.

Melimpahnya burung yang hidup di daerah ini juga membuat Fayoum populer dengan kuliner berbahan daging burung, yang dipadukan dengan nasi gurih.

Desa Tunis

Desa Tunis menghadap ke Danau Qarun, memberikan salah satu pemandangan paling indah yang ditawarkan Fayoum. Selain keindahan alamnya, Desa Tunis dianggap sebagai pusat seni budaya, karena warga memproduksi seni tembikar dan kerajinan tangan yang cantik.

Popularitas desa telah meningkat di kalangan orang Mesir dan wisatawan dalam beberapa tahun terakhir, karena acara tahunan Festival Tembikar Desa Tunis.

Warga di Kampung Tunis, Fayoum, merupakan penghasil seni tembikar dan beragam kerajinan. Setiap tahun desa ini menggelar festival budaya dan seni. Foto: @nesma_tarekkhedr

"Saya suka festival ini karena siapa pun yang melakukan apa pun yang artistik bisa mendapatkan stan, dan memamerkan karya mereka bersama penduduk setempat," kata Amr El Hadeka kepada CNN Travel.

"Ada banyak hal yang terjadi seperti lokakarya dan pertunjukan yang memberikan suasana festival yang luar biasa. Orang-orang datang dari mana-mana dan mendapatkan kesempatan untuk belajar tentang budaya dan meninggalkan inspirasi," imbuhnya.

Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

13 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

2 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

2 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

4 hari lalu

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

Pemerintah Indonesia terbuka terhadap pemanfaatan transaksi imbal dagang business-to-business (b-to-b).

Baca Selengkapnya

Berkukuh Serang Rafah, Dua Menteri Israel Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

7 hari lalu

Berkukuh Serang Rafah, Dua Menteri Israel Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Dua menteri Israel secara terbuka menentang kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan berkukuh akan menyrang Rafah

Baca Selengkapnya

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

7 hari lalu

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

Gedung Putih mengatakan Biden menegaskan kembali "posisinya yang jelas" ketika Israel berencana menyerang Kota Rafah, wilayah paling selatan di Gaza

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

10 hari lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya

Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

14 hari lalu

Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

Mesir menyambut pulang patung berusia 3.400 tahun yang menggambarkan kepala Raja Ramses II, setelah patung itu dicuri dan diselundupkan ke luar negeri

Baca Selengkapnya

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

14 hari lalu

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.

Baca Selengkapnya