Strategi Taman Satwa Solo Dapat Pemasukan Saat Pandemi Covid-19
Reporter
Antara
Editor
Rini Kustiani
Senin, 18 Mei 2020 18:00 WIB
TEMPO.CO, Solo - Pengelola Taman Satwa Taru Jurug atau TSTJ Solo, Jawa Tengah, menerapkan strategi baru agar tetap mendapatkan pemasukan selama wabah corona. Kendati saat ini belum beroperasi seperti biasa, pengelola kebun binatang itu tetap menjual tiket untuk kunjungan di masa mendatang.
Direktur Utama Taman Satwa Taru Jurug, Solo, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso mengatakan upaya itu dilakukan untuk memastikan segala kebutuhan operasinal tetap terpenuhi selama pandemi Covid-19. "Kami jual dulu tiketnya, nanti kalau Taman Satwa Taru Jurug sudah buka lagi, tiket tersebut bisa digunakan untuk masuk," kata Bimo Wahyu di Solo, Minggu 17 Mei 2020.
Penjualan tiket untuk kedatangan hingga tahun 2021 itu sudah dilakukan sejak Rabu, 13 Mei 2020. Bimo Wahyu mengatakan ada 40.200 tiket yang tersedia. Dan hingga Sabtu sore, 16 Mei 2020, sudah terjual sebanyak 20 ribu lembar tiket.
"Masyarakat yang belum bisa membeli tiket secara langsung bisa mentransfer uang pembelian tiket. Nanti saat berkunjung, mereka tinggal menunjukkan bukti transfer kepada petugas," kata Bimo Wahyu. Bagi mereka yang membeli minimal 10 tiket akan mendapatkan sebuah kaos bertuliskan 'Do Manuto'.
'Do Manuto' adalah slogan didengungkan oleh Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan demi memutus rantai penyebaran virus corona.
Taman Satwa Taru Jurug ditutup sejak 16 Maret 2020 karena wabah corona. Tiada pemasukan dari penjualan tiket. Padahal, jika dirata-rata untuk penjualan tiket setiap bulannya sekitar 50 ribu lembar. Meski begitu, biaya pakan dan obat-obatan untuk koleksi Taman Satwa Taru Jurug sudah aman hingga Juli 2020.
Bimo Wahyu menuturkan, selain menjual tiket di muka, pengelola juga membuat program lain berupa bantuan pakan satwa. "Untuk pakan dan obat satwa, kami butuh Rp 120 juta setiap bulan. Dari Mei hingga Juli 2020, kami mendapatkan suntikan dana dari Pemerintah Kota Surakarta sebesar Rp 100 juta per bulan," katanya.
Mengenai kekurangan dana Rp 20 juta per bulan, Bimo mengatakan, akan dipenuhi dengan gotong-royong masyarakat melalui program bantuan pakan satwa.