Beginilah Wajah Kota Dunia Usai Covid-19: Selalu Jaga Jarak

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Kamis, 14 Mei 2020 11:31 WIB

Fasilitas publik memiliki kursi-kursi yang mematuhi aturan menjaga jarak. Foto: miss3/Hua Hua Architects/CNN

TEMPO.CO, Jakarta - Kota-kota dunia bakal berubah usai Covid-19. Selain aturan yang membuat manusia saling menjaga jarak, rupanya demikian pula penataan fasililtas publik. Hal yang berubah, di antaranya kursi-kursi di taman hingga halte bis dibatasi jumlahnya. Malahan diberi sekat serat kaca, agar tak membuat warga tak bersentuhan. Seperti apa, model fasilitas umum setelah Covid-19 berlalu? Inilah rangkumannya dari CNN Style.

Pengurangan Transportasi Umum dan Pribadi

Karantina wilayah atau lockdown mengakibatkan polusi berkurang dramatis. Namun bukan hanya polusi yang jadi fokus perhatian. Dengan mengurangi transportasi umum dan publik, kontak antar warga juga kian minim.

Di Oakland, California, hampir 10 persen jalan raya, sedangkan Bogota, Kolombia, telah membuka 47 mil jalur sepeda sementara. New York telah mulai melakukan uji coba tujuh mil yang diperuntukkan untuk jalur sepeda dan pejalan kaki. Auckland, Mexico City dan Quito di antara lusinan kota dunia lainnya yang bereksperimen dengan langkah-langkah serupa.

Mendorong warga bersepeda dapat mengurangi keramaian dalam bus kota dan kereta bawah tanah, agar warga mendapatkan jarak satu sama lain. Jalan bebas kendaraan menawarkan warga akses yang aman menuju taman.

Advertising
Advertising

Sejumlah warga mengendarai sepeda saat Hari Tanpa Kendaraan di jalur sepeda di Bogota, Kolombia, 4 Februari 2016. REUTERS/John Vizcaino

Kota-kota di AS, Kanada dan Australia telah mengkonfigurasi ulang lampu lalu lintas sehingga orang tidak perlu lagi menyentuh tombol penyeberangan. Milan berencana membangun 22 mil jalur sepeda baru dan memperluas trotoar secara permanen setelah karantina wilayah dicabut. Namun, aturan tersebut belum tentu permanen. Kecuali Paris, yang telah mendedikasikan 400 mil jalan rayanya untuk jalur sepeda.

Konsep ulang ruang publik

Parc de la Distance, merupakan proposal spekulatif oleh studio desain Austria Precht, membayangkan taman umum yang penuh dengan pelindung dan pembatasan jarak selebar dua meter – yang tampak seperti labirin.

Para pejalan kaki diberi antrean, sehingga untuk berjalan di seluruh taman butuh waktu 20 menit – demi menjaga jarak dari yang lain. Jalanan taman itu, dilengkapi dengan gerbang yang mengatur kapan jalur bisa ditempati.

Sementara itu firma Ceko Hua Hua Architects telah mengusulkan "Zona Aman Gastro", yang menggunakan marka tanah berwarna cerah, untuk mendorong orang yang lewat agar menjaga jarak dari pengunjung di udara terbuka. Dan di Milan, salah satu kota yang paling parah dilanda Covid-19, desainer Antonio Lanzillo telah membayangkan bangku-bangku publik yang dilengkapi dengan pembagi plexiglass "shield".

Kursi dengan pembatas kaca akrilik di pusat kota, untuk mematuhi aturan menjaga jarak. Foto: Antonio Lanzillo & Partners/CNN

Mengurai Kepadatan

Salah satu yang mengkhawatirkan dari sifat wabah, yakni, sangat cepat menyebar di permukiman padat. New York City menjadi contoh paling aktual.

Data dari Harris Poll menemukan bahwa hampir sepertiga orang Amerika mempertimbangkan untuk pindah ke tempat-tempat yang kurang ramai sebagai akibat langsung dari Covid-19. Jajak pendapat, yang dilakukan pada akhir April, mengindikasikan bahwa responden yang berusia 18 hingga 35 tahun adalah yang paling mungkin mempertimbangkan langkah semacam itu.

"Ruang sekarang berarti lebih dari satu meter persegi," kata CEO Harris John Gerzema dalam siaran pers. "Sudah dilanda rente tinggi dan jalan-jalan macet, virus itu sekarang memaksa kaum urban untuk mempertimbangkan jarak sosial sebagai gaya hidup."

Gubernur New York Andrew Cuomo juga tampaknya menyalahkan keparahan Covid-19 di kotanya pada kepadatan kota. "Ada tingkat kepadatan di NYC yang merusak," tweetednya. "Itu harus berhenti dan harus berhenti sekarang. NYC harus mengembangkan rencana segera untuk mengurangi kepadatan."

Penumpang duduk di bangku yang telah diberi stiker panduan jarak antarpenumpang di rangkaian gerbong kereta MRT, Jakarta, Jumat, 20 Maret 2020. Sebagai tindakan pencegahan penyebaran virus Corona atau COVID-19, pemerintah telah memberikan arahan kepada seluruh masyarakat untuk mulai menerapkan praktik "social distancing" atau menjaga jarak sosial dalam kegiatan sehari-hari. ANTARA

Bahkan sebelum perkembangan teori kuman, orang tidak mempercayai manfaat tinggal dalam jarak dekat. Kepercayaan Victoria yang tersebar luas bahwa racun (atau "udara buruk") membantu menyebarkan penyakit, sebagian membenarkan pembersihan kawasan kumuh London pada abad ke-19. Namun kepadatan populasi membuktikan, selama wabah SARS 2003, virus menyapu seluruh kawasan perumahan Amoy Gardens Hong Kong.

Tapi para ahli memperdebatkan teori kepadatan penduduk. Pasalnya, Hong Kong memiliki infeksi virus corona lebih sedikit dibanding kota-kota di AS yang jarang penduduknya. Namun, tata kota ke depan akan sangat memperhatikan kepadatan populasi.

Arsitektur dan Pangan

Epidemi dapat memiliki efek radikal dan tak terduga pada arsitektur dan desain. Pandemi flu 1918, misalnya, membantu mengubah kamar mandi rumah di Eropa. Bahkan pemilik properti memasang perlengkapan kuningan dan kamar serbuk untuk menjaga para tamu dari kamar mandi utama.

Belakangan pada awal abad 20 itu, sanatoria yang dibangun untuk mengobati tuberkulosis (TBC), menginspirasi estetika warna putih dalam arsitektur modernis. Sanatoria yang memanfaatkan sinar matahari untuk membunuh bakteri TBC, menginspirasi teras dan taman beratap.

Ilustrasi urban farming/berkebun di perkotaan. Shutterstock

Jadi meskipun mempertimbangkan dampak Covid-19, pada tahap ini, sebagian besar spekulatif, ada banyak ruang untuk inovasi.

Mungkin warga dunia bakal melihat lebih banyak pintu otomatis. Juga pemanfaatan halam rumah untuk urban farming, untuk mencukupi kebutuhan pangan secara mandiri – ketimbang menyerbu stok makanan di supermarket.

Berita terkait

Kota Paling Harum di Dunia Ini Ada di Yunani

2 hari lalu

Kota Paling Harum di Dunia Ini Ada di Yunani

Menurut studi HAYPP, Athena, ibukota Yunani menduduki peringkat pertama kota yang memiliki aroma paling harum

Baca Selengkapnya

IMD Rilis Hasil Survei Smart City Index dan Persoalannya, Tiga Kota di Indonesia Masuk Daftar

5 hari lalu

IMD Rilis Hasil Survei Smart City Index dan Persoalannya, Tiga Kota di Indonesia Masuk Daftar

Jakarta, Medan, dan Makassar masuk dalam daftar survei Smart City Index 2024.

Baca Selengkapnya

Bukan Paris Ini Kota Favorit di Eropa untuk Melamar Kekasih

23 hari lalu

Bukan Paris Ini Kota Favorit di Eropa untuk Melamar Kekasih

Menurut sebuah studi, kota ini menempati urutan teratas sebagai kota terpopuler untuk melamar kekasih

Baca Selengkapnya

Malam Ini Mulai Mudik Lebaran? Begini 5 Tips Aman Berkendara di Jalan Tol Panjang

27 hari lalu

Malam Ini Mulai Mudik Lebaran? Begini 5 Tips Aman Berkendara di Jalan Tol Panjang

Mau berangkat mudik Lebaran via jalan Tol Trans Jawa atau Trans Sumatera? Simak tips berkendara di tol yang berjarak panjang berikut.

Baca Selengkapnya

Partai Erdogan Kalah Telak di Pemilu Lokal Turki: Kami Akan Introspeksi

29 hari lalu

Partai Erdogan Kalah Telak di Pemilu Lokal Turki: Kami Akan Introspeksi

Presiden Recep Tayyip Erdogan berjanji untuk memperbaiki kesalahan apa pun yang menyebabkan kekalahan partainya dalam pemilihan lokal di Turki.

Baca Selengkapnya

Inilah Daftar Kota di Seluruh Dunia dengan Durasi Puasa Ramadan 2024 Terpanjang

40 hari lalu

Inilah Daftar Kota di Seluruh Dunia dengan Durasi Puasa Ramadan 2024 Terpanjang

Umat Islam yang tinggal di negara-negara belahan bumi bagian utara harus berpuasa relatif lebih lama daripada bumi bagian selatan.

Baca Selengkapnya

Inilah Daftar Kota di Seluruh Dunia dengan Durasi Puasa Ramadan 2024 Terpendek

40 hari lalu

Inilah Daftar Kota di Seluruh Dunia dengan Durasi Puasa Ramadan 2024 Terpendek

Salah satu kota dengan durasi puasa terpendek pada Ramadan 2024 ada di Indonesia, yaitu Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

56 hari lalu

Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

Saat Pandemi Covid-19 berbagai kehidupan 'normal' berubah drastis. Saat itu yang kerap terdengar seperti protokol kesehatan, jaga jarak, rapid test.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pengusaha Sebut Penyebab Beras Langka di Retail Modern karena Diserbu Caleg, Jokowi Titipkan 4 Nama untuk Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

28 Februari 2024

Terkini: Pengusaha Sebut Penyebab Beras Langka di Retail Modern karena Diserbu Caleg, Jokowi Titipkan 4 Nama untuk Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

Wakil Ketua Perpadi Billy Haryanto mengungkap, kelangkaan stok beras kemasan 5 kilogram di sejumlah retail modern karena dibeli oleh Caleg.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Atlantis, Kota Misterius yang Hilang

22 Februari 2024

6 Fakta Atlantis, Kota Misterius yang Hilang

Atlantis diyakini sebagai kota raksasa dengan kekuatan magis dan sejahtera. Berikut ini beberapa fakta Atlantis yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya