TEMPO.CO, Jakarta - Wisata selam terpuruk selama pandemi virus corona. Menurut Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia (PUWSI), wisata bahari jadi sepi peminat. Pasalnya, turis asal Cina yang merupakan salah satu pasar utama wisata bahari, khususnya selam, menahan diri untuk pelesiran.
Untuk mendorong kembali minat wisata selam, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengajak para pelaku wisata selam mempersiapkan strategi promosi. Pasalnya, Kemenparekraf memperkirakan lonjakan kinerja sektor pariwisata begitu wabah virus corona berakhir.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf Rizki Handayani Mustafa dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa, 28 April, menjelaskan, selama ini Indonesia dikenal memiliki titik selam terindah bahkan beberapa destinasinya seperti Labuan Bajo hingga Raja Ampat berkali-kali dinobatkan sebagai salah satu titik selam terbaik di dunia.
Untuk itu Kemenparekraf memfasilitasi 80 peserta dalam kegiatan #Sharingbarengpakar Webinar Wisata Selam, dengan menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya seperti Abi Carnadie Founder & Co-owner Bubbles Dive Center serta Julius Bramanto Co-Founder & CEO of Traval.co. Acara tersebut dihelat secara daring pada 29 April 2020, pukul 10.00 WIB.
Kegiatan seminar secara daring sebagai salah satu wujud Kemeparekraf membantu pelaku wisata, yang kesulitan mengakses pelatihan selama wabah virus corona.
Rizki Handayani ingin agar kegiatan itu memberikan manfaat bagi pelaku pariwisata dalam menghadapi masa krisis sekaligus mempersiapkan mereka menghadapi lonjakan pariwisata pasca-COVID-19.
“Kami berharap, kegiatan ini dapat meningkatkan dan mempersiapkan kemampuan pelaku industri minat khusus. Sehingga mereka sudah memiliki target dan rencana promosi pascapandemi ini dinyatakan usai,” katanya.
Rizki juga mengatakan, usai pandemi ini berakhir sektor pariwisata diprediksi akan mengalami perubahan tren berwisata. Arahnya, bisa mengusung prinsip pariwisata berkelanjutan termasuk fokus pada isu kesehatan dan safety.
Kemenparekraf menggelar promosi wisata selam dengan seminar secara online. Dok. Kemenparekraf
“Menyikapi hal tersebut, seminar juga membahas tentang bagaimana menyiapkan destinasi wisata pasca-COVID-19, seperti prosedur peralatan sebelum digunakan ataupun bagaimana memastikan peserta fit to dive sebelum melakukan aktivitas,” katanya.
Sementara itu, salah satu narasumber Abi Carnadie yang juga Founder & Co-owner Bubbles Dive Center akan berbagi banyak materi, salah satunya terkait prosedur "new normal" dalam penyelengaraan wisata selam, dimana saat pandemi usai tren wisata diprediksi akan berubah kearah kesehatan dan keamanan.