Wisatawan Sulit Diingatkan, Florida Waspada Badai Covid-19
Reporter
Terjemahan
Editor
Ludhy Cahyana
Rabu, 22 April 2020 06:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Florida salah satu destinasi wisata utama di pantai timur Amerika Serikat. Kota yang berangin, hangat, dan memiliki garis pantai yang panjang dijuluki warga Amerika Serikat sebagai negeri sinar matahari.
Dinukil dari ABC, kota ini terkenal dengan taman hiburan, pohon jeruk, dan garis pantai sepanjang 2.100 kilometer. Suhu rata-ratanya 21,5 derajat dan menjadi salah satu destinasi utama wisata bahari di Amerika Serikat. Dan berkah itu pula yang membuat virus corona mulai menyerang Florida.
Warga dan wisatawan, menurut pemberitaan ABC, mulai diimbau agar tak keluar rumah. Peraturan itu ditetapkan pertama kali pada 1 April 2020 – atau setelah muncul kasus infeksi virus corona yang pertama. Florida memiliki populasi lebih dari 21 juta tetapi hanya melaporkan 25.000 kasus pada 22 April 2020. Sebagai perbandingan, New York dengan populasi 19 juta memiliki lebih dari 200.000 kasus infeksi virus corona.
Florida Selatan kira-kira merupakan hotspot kedelapan terbesar penyebaran virus corona di AS. Tetapi pengujian di negara bagian tersebut secara substansial tertunda, salah satunya karena kekurangan alat uji.
Bila di negara bagian lain, kasus mulai datar atau menurun, justru Florida menunjukkan gejala akan naik. Jadi, saat negara lain akan menetapkan pelonggaran karantina wilayah, justru Florida sedang menanti badai virus corona.
Milenial yang Mengabaikan Larangan Berlibur
Pariwisata menghasilkan US$84,2 miliar, dan menjadi tulang punggung perekonomian Florida. Negara bagian AS itu, tetap membuka pintunya untuk wisatawan dengan menerapkan pembatasan jarak.
Pada pertengahan Maret, beberapa konvensi dan festival terbesar di Florida telah dibatalkan, tetapi di beberapa negara, pantai, bar dan bandara tetap buka hingga April. Masalah terbesar terletak pada ribuan mahasiswa yang berbondong-bondong ke Florida pada Maret, tidak mau membiarkan virus corona merusak tradisi liburan musim semi mereka.
Seperti diberitakan CBS News, Brady Sluder, 22 tahun, menunjukkan sikap menantang para milenial yang diwakilinya, "Pada akhirnya, aku tidak akan membiarkannya (virus corona) menghentikanku untuk berpesta. Aku sudah menunggu – kami sudah menunggu - untuk liburan musim semi Miami sebentar," ujarnya kepada CBS News.
Sluder akhirnya meminta maaf atas pernyataannya tersebut, karena bisa membahayakan masyarakat di sekitarnya. Sluder adalah bagian dari milenial, yang menganggap mereka kebal terhadap virus corona.
Faktanya, beberapa wisatawan dinyatakan positif setelah kembali ke rumah. Mereka menghadiri pesta pantai, tanpa ketegasan aturan.
Kayley Watkins, seorang mahasiswa berusia 18 tahun di Universitas Memphis, melakukan perjalanan ke Panama City pada awal Maret, sebelum Pusat Kontrol Wabah (CDC) mengeluarkan pedoman jarak sosial nasional, "Pada saat itu, tidak ada yang punya cukup informasi untuk menyadari betapa pentingnya itu," katanya.
"Tidak ada yang mengatakan apa-apa ... semuanya terbuka. Pejabat pemerintah dan pemilik bisnis tidak memiliki aturan jarak sosial."
Watkins, yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang rentan karena kelainan jaringan ikat, kembali ke Tennessee begitu dia mendengar National Basketball Association (NBA) menangguhkan musimnya dan sekolahnya memperpanjang liburan musim semi. Empat hari setelah dia kembali, dia mulai mengalami sakit perut yang parah. Beberapa hari kemudian dia dinyatakan positif Covid-19.
"Aku benar-benar tidak bisa mempercayainya. Itu adalah momen, 'wow ini sudah tiba di rumah sekarang'," katanya. "Aku berharap para pejabat mengatakan sesuatu sebelum kami pergi liburan musim semi. Jika aku tahu sebelumnya, aku tidak akan pernah pergi."
Watkins, sekarang sepenuhnya pulih, mengatakan dia bersyukur bahwa tidak ada orang yang berinteraksi dengan dia, yang kemudian dinyatakan positif, "Covid-19 tidak membeda-bedakan usia atau faktor apa pun. Hanya karena itu tidak akan memengaruhi Anda, bukan berarti itu tidak akan memengaruhi orang-orang di sekitar Anda," katanya.