Bila Warga Cina Bebas Jalan Pascawabah, ke Mana Mereka Berwisata?

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Senin, 13 April 2020 09:59 WIB

Suasana di depan Kuil Baima (Kuil Kuda Putih) yang bersejarah di Luoyang, 1984. Kuil ini merupakan tempat ibadah agama Buddha pertama yang diresmikan oleh dinasti kuno di Cina. Kuil ini didirikan pada tahun 68 Masehi oleh Kaisar Ming dari Dinasti Han Timur. boredpanda.com

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika Cina perlahan-lahan membuka pembatasan wilayah (lockdown) dan kehidupan kembali ke kondisi yang agak normal, warga kota menyambutnya dengan pelesiran. Mereka mengunjungi tempat-tempat populer, seperti Pantai Bund di Shanghai hingga Huangshan Mountain Park yang indah di provinsi Anhui timur.

Kini, destinasi-destinasi utama di seluruh negeri menyambut ribuan pengunjung selama akhir pekan. Meskipun wisata domestik bergairah kembali, namun perjalanan wisata mancanegara belum bakal pulih dalam waktu cepat. Kesimpulan itu merupakan penelitian yang dilakukan oleh Trip.com Group, agen perjalanan online terbesar di Cina, sebagaimana yang dikutip dari CNN.

Berdasarkan survei terhadap 15.000 orang di 100 kota di Cina pada akhir Maret, perusahaan menemukan bahwa 16 persen responden, bersiap untuk bepergian lagi pada bulan Mei saat Golden Week, hari libur umum lima hari.

Namun, sebagian besar – hingga 90 persen -- lebih suka bepergian ke dalam negeri, dengan destinasi seperti Yunnan, Pulau Hainan, dan Shanghai. Destinasi-destinasi itu, berada pada tiga preferensi teratas.

"Cina pulih dengan baik. Penguncian Wuhan akan dicabut dan pada saat yang sama, semua orang di seluruh dunia berjuang melawan Covid-19," Jane Sun, CEO Trip.com Group, mengatakan kepada CNN Travel. "Dengan hari libur nasional, kami merasa bahwa Mei adalah waktu yang tepat bagi para pelancong untuk pulang karena banyak negara telah menutup perbatasan mereka."

Advertising
Advertising

Seorang ibu dan anaknya mengenakan pakaian APD saat terlihat di Bandara Internasional Wuhan Tianhe di ibu kota provinsi Hubei, China, 8 April 2020. Ribuan orang bergegas meninggalkan Wuhan setelah otoritas setempat mencabut larangan warga berpergian selama lebih dari dua bulan di kota yang merupakan asal muasal pandemi virus corona (Covid-19) itu. REUTERS/Aly Song

Apa yang kedengarannya seperti kabar baik bagi sektor pariwisata domestik Cina bisa menimbulkan kekecewaan di luar negeri untuk industri perjalanan global – yang terpukul akibat wabah virus corona. Banyak biro perjalanan, hotel, toko, dan pemandu di seluruh dunia bergantung pada pelancong Cina, yang jadi pasar pariwisata outbound terbesar di dunia dalam hal perjalanan dan pengeluaran.

Pada tahun 2018 saja, para pelancong Cina melakukan sekitar 150 juta perjalanan ke luar negeri dan secara kolektif menghabiskan lebih dari US$277 miliar, "Pada tahun 2001, penduduk Tiongkok melakukan 10,5 juta perjalanan ke luar negeri. Pada tahun 2018, jumlah itu naik dengan 1,326 persen yang mencengangkan. Untuk beberapa negara, Cina sekarang menjadi sumber utama wisatawan yang masuk," tambah Sun.

"Perjalanan domestik adalah langkah pertama menuju pemulihan. Kami tetap optimis tentang masa depan."

Pemulihan Pariwisata Domestik Cina

Tahun Baru Cina yang terpotong oleh wabah virus corona awal tahun ini, membuat warga Cina berpikiran untuk pelesiran begitu wabah mereda. Dan bagi sebagian orang, perjalanan awal itu sudah dekat. Menurut Trip.com, sekitar 61 persen pelancong Cina yang disurvei menunjukkan bahwa mereka merasa siap untuk bepergian lagi pada bulan Agustus.

Sebuah survei berskala lebih kecil dengan responden 1.000 orang, yang dilakukan perusahaan konsultan manajemen internasional Oliver Wyman mendukung temuan tersebut. Alasan lain, wisata dmestik lebih bergairah karena dekat dengan rumah warga.

Sekitar 77 persen dari responden yang disurvei mengatakan, mereka lebih memilih tujuan domestik untuk perjalanan pertama pasca-epidemi. Kondisi penyebaran virus corona di luar negeri, menjadi pertimbangan utama mereka.

"Dari survei kami, sangat menggembirakan untuk melihat bahwa mayoritas pelancong Tiongkok memiliki keinginan kuat untuk melanjutkan perjalanan dan belanja ritel setelah Covid-19 mereda," kata Katie Sham, Direktur Oliver Wyman yang berbasis di Shanghai, kepada CNN Travel.

Seorang pengunjung mengambil gambar prajurit dan kuda Terakota, yang berada dalam Museum Pejuang dan Kuda Qin Terracotta di Xian, provinsi Shaanxi, Cina, 8 Januari 2018. Pada tahun 1987, UNESCO menetapkan makam sang Kaisar Qin beserta prajurit terakota sebagai situs warisan dunia. REUTERS/Charles Platiau

"Alasan utama warga Cina ingin pelesiran di dalam negeri, karena responden menganggap Cina berada dalam kondisi yang jauh lebih stabil dibandingkan negara-negara lain di dunia, setidaknya dalam tiga hingga empat bulan mendatang."

Apalagi, wisata dalam negeri di Cina memang menarik. Negeri itu memiliki beragam destinasi, yang banyak di antaranya merupakan situs Warisan Budaya UNESCO.

Berita terkait

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

2 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

14 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

18 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya