Surplus Tulip, Perkebunan Ini Sumbang Bunga untuk Tenaga Medis

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Selasa, 7 April 2020 19:41 WIB

Kebun bunga tulip milik Wooden Shoe Tulip Farm, yang kerap dikunjungi saat Festival Bunga Tulip. Foto: @woodenshoefarm

TEMPO.CO, Jakarta - Mungkin, bila tak ada wabah virus corona, datang ke Amerika Serikat adalah pilihan yang tepat. Di awal musim semi, bunga-bunga tulip bermekaran. Memberikan lanskap Amerika warna-warni indah, yang dibutuhkan usai musum dingin.

Tapi, itu bila keadaan normal. Menurut Forbes, gegara wabah virus corona, peritel yang biasa memasarkan bunga tulip menutup gerainya. Sementara festival-festival bunga ditunda. Tapi, bunga-bunga itu ternyata punya fungsi lain: jadi pelipur lara para manula yang terbaring sakit dan membuat tersenyum para tenaga medis, yang sedang berjuang menyembuhkan pasien virus corona.

Berikut perkebunan bunga tulip yang menyumbangkan bunga-bunganya untuk mereka yang tengah menghadapi virus corona, dinukil dari Forbes.

Midway Greenhouse Gritt - Red House, WV

Pusat rumah kaca dan kebun milik keluarga Gritt, setiap tahun menjual ribuan tulip, lotus, dan lili ke gereja-gereja daerah untuk layanan Paskah. Tetapi karena kebaktian gereja dibatalkan, demikian pula semua pesanan bunga itu. Gritt sedang melihat hilangnya 9.000 pot bunga.

Advertising
Advertising

Tapi ia segera mengambil langkah antisipasi. Ia membuat program “Send a Smile to a Senior”. Hanya dengan US$ 6,5, seseorang bisa mengirimkan pot berisi bunga dengan kartu yang dikirim secara anonim, untuk mencerahkan hari orang tua di fasilitas perawatan di daerah tersebut. Ternyata bukan hanya penduduk setempat yang menggunakan layanan itu. Ribuan pesanan datang dari seluruh Amerika, untuk mengirimkan ke rumah sakit atau panti jompo – dan pesanan masih saja masuk.

Bunga di rumah kaca Midway Greenhouse Gritt - Red House, WV. Foto: @grittsmidwaygreenhouse

Wooden Shoe Tulip Farm - Woodburn, OR

Ketika Wooden Shoe harus membatalkan festival tulip tahunan, mereka juga dihadapkan pada hilangnya 9.000 pot tulip yang mekar, ditambah 40 hektar ladang tulip yang biasanya diisi oleh pengunjung festival. Mereka takut sebagian besar bunga akan tetap tidak terjual dan membusuk.

Melalui saluran media sosial mereka, Wooden mendapat saran meluncurkan program untuk orang tua. Lalu, Wooden ditelepon Gritt's, perusahaan perkebunan bunga yang tengah meluncurkan program untuk orang tua. Kebetulan Gritt’s berbagi pembelajaran dengan sesama petani tulip yang menghadapi dilema yang sama.

Wooden Shoe Tulip Farm lalu mengirimkan lebih dari 1.700 pot tulip kepada para manula yang terisolasi di daerah mereka. Pertanian memiliki respons yang luar biasa, mereka sekarang telah memperluas program. Mulai dari US$8 untuk satu keranjang, dan pemesan dapat memilih bunga yang akan dikirim ke menaula, atau kepada seseorang di garis depan pandemi, seperti petugas kesehatan.

Perusahaan keluarga ini merasakan kebahagiaan, ketika mengambil peran dalam memerangi wabah, “Para manula di daerah tersebut telah mengunjungi kami untuk festival selama bertahun-tahun, kami senang untuk memberi mereka warna, pada saat mereka paling membutuhkannya. ”

Tulip Town — Mount Vernon, WA

100.000 pengunjung diharapkan di festival tulip tahunan Tulip Town di Lembah Skagit di negara bagian Washington. Selama beberapa minggu, perusahaan mengandalkan pengunjung untuk mendatangkan sebagian besar pendapatannya sepanjang tahun.

Nah, saat pemerintah AS meminta semua bisnis yang tidak penting tutup, peluang untuk mendapatkan 100.000 pelanggan itu lenyap sama sekali. Saat itulah perusahaan menjadi kreatif dan meluncurkan kampanye #colorforcourage mereka. Untuk US$15, siapa pun dapat secara anonim menyumbangkan karangan bunga kepada anggota masyarakat setempat yang mendarmabaktikan dirinya melawan wabah.

Responsnya luar biasa. Pesanan mulai masuk, dan Tulip Town mulai mengirimkan bunga ke warga lanjut usia di pusat pensiun, panti jompo, dan fasilitas lain yang tidak bisa mendapatkan pengunjung. Mereka juga membawa tulip mekar ke rumah sakit, guru dan administrator sekolah, dan pekerja penting lainnya seperti operator pos, dan pekerja sanitasi.

Mereka bahkan mendengar dari seseorang yang selamat dari Covid-19, ingin mengirim bunga ke dokter dan perawat di Rumah Sakit Providence di Everett, WA, yang menyelamatkan hidupnya.

Perkebunan milik Tulip Town di Washington, DC. Foto: @tuliptown

Sejauh ini, Tulip Town telah mengirimkan lebih dari 1.200 karangan bunga bersponsor. Pada akhir April ketika musim bunga berakhir, mereka berharap telah mendapat 10.000 pesanan. Andrew Miller, petani dan CEO Tulip Town, mengatakan bahwa hadiah tersebut sangat berdampak bagi mereka yang memberi dan menerima.

“Tulip sangat pribadi bagi banyak orang, baik dari sisi memberi maupun sisi penerima. Memiliki hak istimewa untuk menghubungkan begitu banyak energi positif dan berbagi dalam kisah-kisah emosional mereka adalah puncak kerja keras kami," ujarnya.

Berita terkait

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

23 jam lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kota Paling Harum di Dunia Ini Ada di Yunani

4 hari lalu

Kota Paling Harum di Dunia Ini Ada di Yunani

Menurut studi HAYPP, Athena, ibukota Yunani menduduki peringkat pertama kota yang memiliki aroma paling harum

Baca Selengkapnya

10 Bunga Paling Mahal di Dunia, Ada yang Mencapai 60 Miliar

11 hari lalu

10 Bunga Paling Mahal di Dunia, Ada yang Mencapai 60 Miliar

Berikut ini eretan bunga paling mahal di dunia, ada yang dikembangkan selama 15 tahun dan harganya mencapai Rp60 miliar.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

51 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

52 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

57 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Bunga Bangkai Mekar di California, Pengunjung Antre Mencium Baunya

1 Maret 2024

Bunga Bangkai Mekar di California, Pengunjung Antre Mencium Baunya

Bunga bangkai khas Pulau Sumatra itu disumbangkan ke California Academy of Sciences pada 2017, lalu disimpan di ruang pameran hutan hujan sejak 2020.

Baca Selengkapnya

Momen Langka Bunga Bangkai Mekar Sempurna di Jakarta Escape

18 Februari 2024

Momen Langka Bunga Bangkai Mekar Sempurna di Jakarta Escape

Saat fase mekar sempurna, tinggi bunga bangkai di Jakarta Escape bisa mencapai 2,5 meter.

Baca Selengkapnya

Polemik Bayar Uang Kuliah Pakai Pinjol, Tim Anies-Muhaimin: Menyalahi Aturan

2 Februari 2024

Polemik Bayar Uang Kuliah Pakai Pinjol, Tim Anies-Muhaimin: Menyalahi Aturan

Timnas Anies-Muhaimin atau AMIN buka suara soal pembayaran uang kuliah menggunakan pinjol yang menjadi polemik belakangan ini.

Baca Selengkapnya