Rahasia di Balik Nama Tempat yang Selalu Dilekatkan pada Makanan
Reporter
Terjemahan
Editor
Ludhy Cahyana
Kamis, 2 April 2020 20:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ayam goreng Amerika, mie Singapura, Soto Betawi, coto Makassar, dan masih banyak lagi. Selalu ada nama kota atau negara yang dilekatkan pada nama makanan. Benarkah itu menjelaskan asal-usulnya?
Meskipun tak selalu, tapi ada kaitan emosional di dalamnya. Orang-orang Makassar menyebut kanre Jawa, untuk menyebut setiap kue secara umum. Baked Alaska, merupakan perpaduan kue es krim dari seorang chef New York City. Makanan itu populer pada tahun 1867 untuk menghormati Amerika Serikat yang membeli Alaska dari Kerajaan Rusi).
Untuk sebagian besar, nama makanan ditujukan untuk memikat pengunjung dan mempengaruhi pecinta makanan, "Anda menginginkan sesuatu yang selaras dengan nilai-nilai konsumen Anda, dan Anda ingin menonjol dari pesaing," kata sejarawan makanan Ken Albala dari University of the Pacific kepada National Geographic Travel.
Albala, penulis buku sejarah kuliner seperti Eating Right In The Renaissance and Nuts: A Global History juga mengira beberapa nama makanan berasal dari ketidaktahuan semata-mata. "Misalnya, orang awalnya mengira kalkun berasal dari Turki," katanya.
Salah satu contoh sempurna adalah ayam Kiev. Resep dasarnya berupa irisan daging ayam yang digoreng tepung, diisi dengan butter yang dibumbui rempah. Makanan itu tak berasal dari Ukraina, tapi orang-orang Amerika menyebutnya demikian.
Bonnie Morales, koki dan salah satu pemilik restoran Portland, Oregon Rusia Kachka, pertama kali mencicipi hidangan tersebut ketika orang tuanya yang imigran Soviet-nya menyajikannya saat makan malam pada 1990-an. Mereka tidak pernah mendengarnya di negara asalnya, Belarusia. "Orang-orang tidak membuat ayam Kiev di rumah," kata Morales.
Bertahun-tahun kemudian, ayam Kiev menyumbang penjualan terbesar dalam menu Kachka. "Kami khawatir orang-orang kecewa dengan masakan Rusia, jadi kami tak menybut Rusia agar pengunjung Amerika tidak takut," katanya. “Lagipula, itu hanya ayam goreng dengan mentega di tengahnya. Siapa yang tidak suka itu?"
Meskipun itu tidak dimulai di Ukraina, ayam Kiev tampaknya pertama kali muncul di menu Rusia pada akhir abad ke-19. Mungkin diciptakan oleh juru masak Prancis yang dipekerjakan para aristokrat Rusia kala itu. Awalnya mungkin dibuat dengan daging giling — paling sering daging babi, tetapi kadang-kadang daging sapi atau ayam — dan ditaburi bumbu, menghasilkan apa yang tampak seperti hamburger berbentuk oval dan roti.
Beberapa nama makanan hanyalah bagian dari teknik pemasaran. Misalnya, kepiting Rangoon, yang komposisinya pangsit goreng yang diisi dengan daging kepiting, krim keju, dan potongan cabai dan saus.
Di Yangon, Myanmar (sebelumnya dikenal sebagai Rangoon, Burma), sangat sedikit pasar yang menjual krim keju krim, untuk memasak hidangan tersebut. Malahan, menu kepiting Rangoon bukanlah asli Myanmar. Menu tersebut dibuat oleh Victor J. Bergeron, yang menyampuraduk menu Asia dan Polinesia pada menunya.
Dalam banyak kasus, seperti pangsit, Bergeron hanya memberi nama daerah-daerah terpencil — squab Cathay, Tahitian flambe (es krim es krim tropis). "Anda memberi merek produk dengan nama tempat sehingga ada asosiasi instan di benak konsumen," kata Albala.
Pertama kali disajikan di Trader Vic pada 1950-an, kepiting Rangoon masih menjadi hidangan pembuka terlaris di 17 resto, dari Atlanta hingga ke UEA. "Itu adalah makanan fusi yang mengambil bahan-bahan eksotis dan menggabungkannya dengan teknik Eropa," kata Eve Bergeron, juru bicara Trader Vic dan cucu pendiri Resto Trader Vic.