Setelah 1.000 Tahun, Santo Corona Baru Populer Karena Covid-19

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Kamis, 2 April 2020 10:00 WIB

Katedral Aachen di Jerman bagian barat mengklaim menyimpan relik Santo Corona yang diyakini sebagai pelindung terhadap wabah. Foto: @trip_tabirunrun

TEMPO.CO, Jakarta - Wabah corona (Covid-19) menciptakan krisis dunia, melumpuhkan ekonomi terutama industri pariwisata. Nama corona, sejatinya telah muncul di abad pertengahan, yang merujuk kepada pengikut Kristen yang taat, yang kemudian menjadi Santo Corona

Relik sang santo itu, menurut Atlas Obscura, tersimpan di Katedral Aachen di Jerman bagian barat. Kini, katedral itu mengklaim memiliki hubungan spiritual khusus dengan krisis virus corona global (Covid-19). Terlebih lagi, Santo Corona diyakini sebagai santo pelindung terhadap wabah.

Setahun sebelum wabah virus corona menjangkiti Eropa, Katedral Aachen merencanakan untuk untuk memamerkan relik tersebut kepada publik pada musim panas 2020. Namun virus corona yang merebak, membuat katedral itu mengutungkan niatnya. Uniknya, di saat didera musibah, religius orang-orang Eropa meningkat, dan keingintahuan terhadap Santo Corona juga meningkat.

Publik pun mulai menggali kisah sang santo. Menurut Catholic Online, Corona diyakini hidup pada abad kedua di Suriah -- yang saat itu diduduki Romawi. Rezim Romawi di Suriah melarang ibadah umat Nasrani saat itu. Ketika seorang prajurit Romawi bernama Victor terungkap rahasianya mengimani ajaran Kristen, ia pun disiksa. Corona memutuskan mengakui secara terbuka kekristenannya sebagai tindakan solidaritas.

Alkisah, Hakim Romawi, Sebastian, akhirnya mengeksekusi mereka berdua. Masih menurut Catholic Online, jenazah mereka mungkin terletak di Anzu, di Italia utara, di Basilika Santo Suci Victor yang dibangun pada abad ke -11. Anzu merupakan wilayah di Italia utara yang paling parah dilanda pandemi.

Advertising
Advertising

Candida Moss, seorang teolog di University of Birmingham, di Inggris, baru-baru ini men-tweet bahwa sisa-sisa Saint Corona, memang, di Anzù, bukan Aachen — dengan asumsi bahwa Santo Corona pernah hidup di tempat pertama. Dalam sebuah email, Moss menguraikan bukti yang menunjukkan Corona adalah sosok nyata.

Lukisan Santo Corona abad ke-14 karya Master of Palazzo Venezia Madonna. Wikimedia/Museum Statens For Kunst

Lebih jauh lagi, menurut Moss sebagaimana dinukil Artnet, Santo Corona bukanlah salah satu santo pelindung sejarah penyakit menular, bertentangan dengan informasi yang menyebar di tengah-tengah wabah Covid-19. Memang, menurut Catholic Online, Corona dikaitkan dengan takhayul yang melibatkan uang, seperti perjudian atau perburuan harta karun. Tradisi lain menyatakan bahwa Santo Corona adalah pelindung penebang pohon, karena dia mati syahid saat diikat ke dua pohon.

Bahkan jika pandangan-pandangan tentang Santo Corona ini telah mendominasi secara historis, Moss mengatakan mungkin saja kelompok-kelompok yang berbeda telah memandang orang suci dengan cara yang berbeda. "Pemujaan orang-orang kudus adalah urusan yang sangat regional," kata Moss kepada Artnet.

Sebagai contoh, ia mengutip Santo Edmund — santo pelindung lain terhadap wabah — yang tidak terkait dengan penyakit sampai 700 tahun setelah kematiannya. Alasannya, kata Moss, adalah wabah di kota Prancis, Toulouse, di mana terdapat peninggalan Edmund, yang menyebabkan penduduk kota berdoa kepadanya untuk perlindungan.

Di Austria bagian timur, nama Santo Corona muncul di Kota Kirchberg am Wechsel — rumah bagi Gereja Paroki Santo Corona (Pfarrkirche St. Corona). Wayback Machine mengulas Santo Corona dengan menyatakan bahwa, Holy Corona berfungsi sebagai penganjur untuk memohon ketabahan dalam iman, untuk meminta perlindungan dari badai dan kegagalan panen, untuk mencegah epidemi dan untuk meminta bantuan dalam kebutuhan kecil kehidupan sehari-hari.

Daniela Lvenvenich, juru bicara Katedral Aachen, juga mengatakan kepada Artnet bahwa hubungan Saint Corona dengan wabah “mungkin” berasal dari Kirchberg am Wechsel, bukan dari Aachen atau Anzù.

Pfarrkirche juga berusaha untuk mengklarifikasi beberapa informasi yang simpang siur seputar relik Santo Corona dan keberadaan mereka. Menurut informasi yang dikumpulkan Pfarrkirche, relik Santo Corona tersebar antara Italia dan Aachen -- tempat Kaisar Romawi Suci Otto III menyerahkan beberapa relik pada tahun 997.

Kuil emas tempat penyimpanan relik Santo Corona di Katedral Aachen, Jerman. Foto: REUTERS/Thilo Schmuelgen

Jadi selama ini, Santo Corona mungkin hanya dikaitkan dengan penyakit di satu kota kecil Austria. Lalu jadi simbol perlindungan terhadap wabah yang mendunia – karena kesamaan nama, “Tradisi suci selalu tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu ketika orang-orang memanggil orang-orang kudus setempat untuk bantuan dalam situasi krisis,” ujar Moss.

Meski begitu, lebih baik jika warga dapat menemukan kenyamanan dengan Santo Corona, sepanjang mereka juga mau mengisolasi diri.

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

3 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

8 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

11 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

11 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

19 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

22 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

22 hari lalu

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual

Baca Selengkapnya