Negara-negara Ini Punya Lebih dari Satu Ibu Kota
Reporter
Terjemahan
Editor
Ludhy Cahyana
Selasa, 31 Maret 2020 15:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki abad 20 sebagai abad modern, perang, revolusi, dan kekaisaran yang jatuh mengubah peta dunia. Namun jatuh bangun suatu negara bermanfaat bagi sebuah kota, misalnya tiba-tiba ditunjuk menjadi ibu kota yang baru.
Sekitar 40 negara memiliki ibu kota pada tahun 1900, tulis profesor David Gordon dalam pengantar buku, "Planning Twentieth Century Capital Cities."
Pada tahun 2000, jumlah itu berlipat ganda menjadi lebih dari 200 negara. Negara-negara baru muncul dari runtuhnya kekaisaran Inggris dan Prancis, Uni Soviet dan Yugoslavia. Sebagian besar negara memilih satu kota sebagai ibu kota mereka.
"Ini adalah tempat di mana para politisi berkumpul untuk mengeluarkan undang-undang, di mana aparat administrasi pusat negara itu umumnya berada," kata Gordon, seorang profesor perencanaan kota di Queen's University di Kingston, Ontario. "Ada banyak sinergi dalam menemukan semua ini bersama-sama."
Namun, ada negara yang memutuskan memiliki lebih dari satu ibu kota, lebih baik. Alasan mereka beragam. Ketika negara dibentuk dari wilayah yang berbeda, seperti dalam kasus Amerika Serikat atau Afrika Selatan, Gordon mencatat bahwa persaingan regional untuk mendapatkan kekuasaan dapat menjadi faktor.
"Tidak seorang pun dari mereka yang menginginkan pesaing mendapatkan keuntungan dari menjadi pusat pemerintahan," kata Gordon. "Ada politik yang sangat rumit yang terlibat dengan hal semacam ini."
Amerika Serikat menyelesaikan konflik itu dengan mendirikan Washington, D.C., di bentangan Sungai Potomac yang relatif belum berkembang. Sebaliknya, Afrika Selatan memilih untuk mendistribusikan pemerintah nasional antara kota-kota Cape Town, Pretoria, dan Bloemfontein.
Berikut beberapa negara yang memiliki dua ibu kota, sebagaimana diulas CNN Travel.
Bolivia: La Paz dan Sucre
La Paz adalah adalah ibu kota Bolivia, yang merupakan kota tertinggi di dunia. Lokasinya berada di puncak Pegunungan Andes. Kereta gantung melayang di atas jalinan jalan-jalan di pusat kota, dan penduduk kerap berada di alun-alun bersuka ria dan berdemonstrasi. Tetapi sementara La Paz adalah ibu kota administratif Bolivia, ibu kota konstitusi berjarak ratusan mil di kota Sucre.
Pada masa awal pemerintahan kolonial, perak dari tambang di sekitar Sucre mengubah kota pegunungan itu, menjadi pembangkit tenaga listrik Andes. Industri timah yang berkembang membantu menjadikan La Paz sebagai pesaing baru bagi kekuatan ekonomi dan politik, dan itu tetap menjadi pusat pemerintahan Bolivia hingga hari ini.
Chili: Santiago dan Valparaíiso
Ketika anggota badan Administratif dan Peradilan Nasional Chile menyaksikan salju turun di pegunungan di sekitar Kota Santiago, sebaliknya, Badan Legislatif Nasional dapat menikmati matahari terbenam Samudra Pasifik yang berwarna-warni dari Kota Valparaíso.
Dua kota yang spektakuler itu hanya berjarak 72 mil satu sama lain, Tetapi mereka adalah dunia yang terpisah. Di Santiago, ibukota resmi, gedung-gedung tinggi memancarkan cahaya biru keabuan dengan latar belakang puncak berbatu. Sementara Valparaiso, pusat kota yang bersejarah. Kota itu terdaftar dalam Warisan Budaya UNESCO.
Pantai Gading: Yamoussoukro dan Abidjan
Presiden Felix Houphouet-Boigny, yang memerintah Pantai Gading dari tahun 1960 hingga 1993, memanfaatkan kedudukannya dengan menjadikan kampung halamannya, Yamoussoukro. Kota itu dijadikan sebagai ibu kota kedua Pantai Gading pada tahun 1983.
Namun, dibandingkan dengan ibu kota asli Abidjan, Yamoussoukro tetaplah udik. Abidjan adalah pusat pemerintahan de facto, tempat karya seni ramping di Galerie Cécile Fakhoury, bertemu dengan arsitektur modernis dan pasar yang penuh warna.
Republik Ceko: Praha dan Brno
Menara-menara gotik dan garis atap baroque berada di sepanjang Sungai Vltava di Praha, sebuah kota karismatik yang memamerkan budaya dan sejarah Ceko. Di antara situs yang paling mengesankan adalah Kastil Praha, bagian dari pusat kota bersejarah yang terdaftar di UNESCO. Didirikan pada abad ke-9, kastil yang luas ini tetap menjadi kantor resmi Presiden Republik Ceko.
Malaysia: Kuala Lumpur dan Putrajaya
Kuala Lumpur merupakan pusat kehidupan dan budaya Malaysia. Bar atap sibuk sepanjang malam di sana, dan pada jam sibuk membuat lalu lintas macet. Ini adalah ibu kota nasional, kantor legislatif dan rumah resmi raja Malaysia.
Terlalu hiruk pikuk, pemerintah pun butuh ketenangan. Pada tahun 1995, pemerintah mulai membangun Putrajaya, sebuah kota metropolitan yang lebih tenang untuk pusat pemerintahan. Lokasinya berada di pinggir danau buatan raksasa. Dengan banyak ruang untuk tumbuh, landmark besar telah berkembang di Putrajaya, termasuk Masjid Putra berwarna pink-permen, yang telah menjadi pusat wisata.
Belanda: Amsterdam dan Den Haag
Dengan kanal bersejarah dan reputasi sebagai salah satu tempat pesta terpanas di Eropa, Amsterdam memiliki banyak julukan. Meskipun konstitusi Belanda menunjuk kota itu sebagai ibu kota negara, namun pekerjaan nyata pemerintahan terjadi di Den Haag.
Den Haag merupakan lokasi badan pemerintahan utama Belanda. Pusat perkantorannya di Het Binnenhof, sebuah kompleks bangunan bersejarah di sekitar Aula Ksatria Gotik, tempat Raja Belanda berpidato tahunan dari tahtanya.
Afrika Selatan: Pretoria, Cape Town dan Bloemfontein
Ini adalah satu-satunya negara yang memiliki tiga ibu kota, pengaturan unik yang dirancang untuk berbagi kekuasaan di seluruh wilayah.
Dengan lokasi yang spektakuler antara garis pantai dan Table Mountain, Cape Town adalah ibu kota koloni dan tetap menjadi ibu kota legislatif Afrika Selatan. Dengan membagi cabang-cabang pemerintahan yang tersisa antara Pretoria dan Bloemfontein, membantu mendistribusikan kekuasaan di seluruh negara baru.
Masing-masing memiliki pesona: Pretoria dikenal dengan bunga-bunga jacaranda yang mekar setiap bulan September, sementara Bloemfontein merupakan kota yang santai.