Pemandangan Tak Lazim, Destinasi Ikon Wisata Dunia Sepi
Reporter
Terjemahan
Editor
Ludhy Cahyana
Minggu, 22 Maret 2020 18:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Lonceng malapetaka bagi industri pariwisata berdentang di Wuhan pada Januari. Seturut berita dari Majalah Travel and Leisure, tersiar kabar dari Cina bahwa virus corona varian baru yang dikenal sebagai COVID-19, menyerang Kota Wuhan di provinsi Hubei. Kota industri farmasi dan wisata itu ditutup.
Tapi hanya dalam hitungan minggu, virus menyebar ke seluruh dunia, mematikan seluruh negara yang terhubung dengan Cina. Penyebaran yang masif itu bisa dimaklumi, karena Cina adalah destinasi wisata utama dunia, sekaligus sumber dari wisata inbound dunia. Sebaran wisatawan pun berandil besar membawa virus corona. Dan akhirnya, penghentian pelesiran ke tujuan wisata populer di seluruh dunia pun dimulai.
Pada 13 Maret, kasus virus corona mencapai 125.000, meskipun para profesional medis memperingatkan bahwa jumlahnya bisa jauh, jauh lebih tinggi. Sebagai tanggapan, WHO menyebutnya sebagai pandemi global. Kemudian Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan peringatan tingkat 3 global yang mendesak orang untuk mempertimbangkan kembali setiap perjalanan internasional. Itali kini jadi tempat paling parah di luar Cina, dan negeri itu menutup seluruh kota.
Destinasi wisata dunia pun terimbas, karena diduga menjadi tempat penularan. Lalu, tempat-tempat seperti Louvre di Paris ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut. Disneyland mengumumkan akan ditutup hingga akhir Maret, dan Brodway hanya menawarkan pertunjukan live streaming, sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya -- hanya terjadi beberapa kali sepanjang sejarah.
Berikut destinasi wisata yang menampakkan pemadangan tak biasanya, dari ramai menjadi lengang, sebagaimana dinukil dari Travel and Leisure.
Louvre, Paris-Prancis
Seorang pengunjung berdiri sendiri di luar halaman Piramida Louvre yang sepi -- yang merupakan pintu masuk utama museum. Louvre akan tetap ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Piazza Navona, Roma
Restoran Italia yang tak pernah sepi di Piazza Navona, tampak kosong. Lokasinya di pusat bersejarah Roma, tak pernah kekurangan tamu. Namun kini hampir kosong karena seluruh warga diperintahkan mengisolasi diri.
Kabah, Mekkah
Saban tahun terdapat 2 juta jamaah haji mendatangi Mekkah untuk berziarah di Kabah di dalam Masjidil Haram. Saban tahun sekitar 18 juta jamaah umrah mengalir dari berbagai negara. Namun kini, Kabah sepenuhnya kosong sebagai tanda betapa seriusnya wisatawan menanggapi virus corona. Meskipun merupakan situs tersuci Islam, kebijakan melarang menyentuh Kabah diduga akan diberlakukan.
Wat Arun, Bangkok
Kapal wisata di Wat Arun di Bangkok telah berubah menjadi kapal hantu akibat wabah virus corona. Kapal-kapal wisata yang biasanya disesaki turis, kini sepi penumpang. Industri pariwisata di sini sangat terpukul karena mayoritas pengunjung umumnya berasal dari Cina.
Tembok Barat, Yerusalem
Situs paling suci Yudaisme, memamerkan tren terbaru virus corona: para peziarah mengenakan topi plastik. Israel memberlakukan karantina dua minggu pada semua pelancong yang memasuki negara itu. Kebijakan itu hampir menghentikan bisnis pariwisata.
Tangga Spanyol, Roma
Disebut tangga Spanyol, karena tepat di bawah tangga itu terdapat kantor Kedutaan Besar Spanyol untuk tahta suci Vatikan. Biasanya, ribuan turis berkumpul di situ, hingga pemerintah Roma menerapkan denda bagi turis yang terlalu lama nongkrong di tangga itu. Kini tangga itu sepi saat diambil gambaranya pada 12 Maret 2020. Italia kini menutup semua toko kecuali apotek dan toko makanan, bersama dengan karantina nasionalnya.
Istana Gyeongbokgung, Seoul
Dua pengunjung berjalan melalui halaman Istana Gyeongbokgung di pusat Seoul mengenakan masker wajah pada 6 Maret 2020. Situs ini biasanya didatangi ribuan pengunjung setiap hari, tetapi hampir kosong di tengah krisis kesehatan global.
Angkor Wat, Kamboja
Pemandangan udara dari Candi Angkor Wat di provinsi Siem Reap, yang menunjukkan pemandangan yang belum pernah terjadi sebelumnya: seluruh kuil kosong. Menurut World Travel and Tourism Council, penyebaran COVID-19 dapat merugikan pariwisata dunia sebesar US$22 miliar.