Wisata Italia Kian Tak Menentu, Korban Covid-19 Lampaui Cina

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Jumat, 20 Maret 2020 18:46 WIB

Warga Milan memainkan instrumen untuk solidaritas di tengah wabah virus Corona yang melanda Milan, Italia, [Alessandro Grassani/The New York Times]

TEMPO.CO, Jakarta - Masa depan pariwisata Italia kian tak menentu tahun ini. Pasalnya, Italia kini menjadi pusat pertarungan melawan virus corona. Angka kematian mengalahkanjumlah tewas akibat virus corona di Cina.

CNN melaporkan jumlah kematian di Italia mencapai 3.405 pada hari Kamis, 19 Maret 2020. Badan Perlindungan Sipil Italia mengatakan pada konferensi pers, jumlah tersebut 156 lebih banyak dari jumlah korban di Cina -- menurut Johns Hopkins University, berjumlah 3.249. Jumlah total kasus di Italia naik menjadi 41.035 dengan 5.322 kasus baru.

Angka suram datang beberapa jam setelah Cina mencapai titik balik, dalam pertarungan melawan penyebaran virus corona. Cina melaporkan tidak ada kasus virus corona yang ditularkan secara lokal untuk pertama kalinya sejak pandemi dimulai.

Sementara di Italia kasus-kasus infeksi virus corona terus naik, hingga negeri itu mengunci diri secara nasional sebagaimana yang dilakukan Cina. Kebijakan itu menempatkan lebih dari 60 juta orang dikunci.

Seturut laporan CNN, warga dirawat di rumah sakit lapangan dan ranjang mereka berbaris di koridor di dalam rumah sakit umum yang tegang. Dokter dan perawat terinfeksi, karena kurangnya perlindungan yang memadai.

Advertising
Advertising

Pihak berwenang Italia sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang penutupan sekolah hingga April, "Saya pikir kami akan menuju perpanjangan," kata Menteri Pendidikan Italia, Lucia Azzolina, seraya menambahkan bahwa sekolah-sekolah akan dibuka kembali begitu ada "kepastian keamanan absolut."

Corriere della Sera, mengutip Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengatakan "jelas" langkah-langkah untuk mengatasi wabah, "baik yang telah menutup banyak bisnis negara dan kegiatan individu, dan yang menyangkut sekolah, hanya bisa diperpanjang hingga batas waktu."

Tinggal di Rumah

Para ahli medis Cina yang membantu negara itu menangani krisis, mengatakan langkah-langkah di wilayah Lombardy yang terpukul "tidak cukup ketat."

Situasinya "mirip dengan yang kami alami dua bulan lalu di Wuhan, Cina, pusat Covid-19," kata wakil presiden Palang Merah Cina, Sun Shuopeng, mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Milan, Kamis, 19 Maret 2020, "Di kota Wuhan setelah satu bulan sejak penerapan kebijakan lockdown, kami melihat tren penurunan dari puncak penyakit," kata Sun Shuopeng.

"Di sini di Milan, daerah yang paling parah dihantam Covid-19, tidak ada lockdown yang sangat ketat: transportasi umum masih berfungsi dan orang-orang masih bergerak, Anda masih makan malam dan berpesta di hotel dan Anda tidak memakai masker. Kami membutuhkan setiap warga negara untuk terlibat dalam pertarungan Covid-19 dan mengikuti kebijakan ini."

Dia menyarankan orang Italia untuk menghentikan semua "kegiatan ekonomi dan memotong mobilitas orang," meminta semua orang untuk hanya tinggal di rumah.

Berita terkait

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

1 hari lalu

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

Jendela wine diperkenalkan pada 1600-an, pada saat wabah bubonic menyebar ke seluruh Florence. Kembali populer saat pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

5 hari lalu

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

Atraksi terkenal adalah salah satu tempat beraksi bagi pencopet karena perhatian wisatawan cenderung terganggu.

Baca Selengkapnya

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

6 hari lalu

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

Mulai 25 April, wisatawan harian di Venesia harus beli tiket masuk sebesar Rp86.000.

Baca Selengkapnya

Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

9 hari lalu

Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

Kebijakan melarang piza dan es krim tengah malam pernah ada satu dekade lalu, tapi ditentang warga Milan sehingga aturan ini ditinggalkan.

Baca Selengkapnya

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

9 hari lalu

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

Kamis ini, yang merupakan hari libur di Italia, pengunjung Venesia diharuskan membeli tiket masuk seharga Rp87 ribu. Tidak berlaku untuk tamu hotel.

Baca Selengkapnya

Danau Como Dilanda Overtourism, Tarif Khusus untuk Pengunjung Harian sedang Dipertimbangkan

14 hari lalu

Danau Como Dilanda Overtourism, Tarif Khusus untuk Pengunjung Harian sedang Dipertimbangkan

Pemerintah sekitar Danau Como berencana meniru Venesia, yang menerapkan biaya khusus untuk pengunjung harian

Baca Selengkapnya

Pemandian Kuno Caracella di Roma Kembali Berair setelah 1.000 Tahun, jadi Daya Tarik Turis

15 hari lalu

Pemandian Kuno Caracella di Roma Kembali Berair setelah 1.000 Tahun, jadi Daya Tarik Turis

Reruntuhan pemandian kuno ini menjadi tujuan wisata populer dan menjadi tuan rumah konser-teater di Roma.

Baca Selengkapnya

Kemenhan Teken Kontrak Pengadaan Kapal Perang Fregat dari Italia

17 hari lalu

Kemenhan Teken Kontrak Pengadaan Kapal Perang Fregat dari Italia

Kapal fregat pertama pesanan Kemenhan akan dikirimkan ke Indonesia dari Italia pada Oktober tahun ini.

Baca Selengkapnya

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

17 hari lalu

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?

Baca Selengkapnya

Kisah Orang Terkaya di Indonesia Hartono Bersaudara Beli Klub Sepak Bola Italia Como 1907 pada 2019

20 hari lalu

Kisah Orang Terkaya di Indonesia Hartono Bersaudara Beli Klub Sepak Bola Italia Como 1907 pada 2019

Klub Sepak Bola Italia, Como 1907 ternyata milik orang terkaya di Indonesia yakni Hartono Bersaudara. Bagaimana kisah pembeliannya saat itu?

Baca Selengkapnya