TEMPO.CO, Jakarta - Penduduk Venesia dalam satu dekade terakhir, mengeluhkan overtourism. Sebagian generasi muda meninggalkan kota laguna itu, untuk menghindari keramaian dan mencari pekerjaan. Puncaknya, warga tak nyaman karena masalah lingkungan, akibat lalu lalang kapal pesiar membuat kondisi perairan dan daratan Venesia tak stabil.
Kini, hiruk pikuk turis telah menghilang sejak Februari. Sebagaimana diberitakan Majalah Travel and Leisure, Rabu, 19 Maret, perairan Venesia tenang dan jernih. Kanal-kanal yang sepi oleh aktivitas perahu dan kapal, menjadi jernih. Pemandangan yang langka kini tampak lagi: umba-lumba berenang di sepanjang dermaga.
Lockdown yang dialami Venesia, membuat hewan-hewan yang lama tak tampak, kini hadir kembali, seperti lumba-lumba dan angsa liar. Penguncian Italia karena pandemi virus corona, tidak hanya membuat orang tetap aman, tetapi juga memberi tempat terbuka - yang biasanya dibanjiri oleh wisatawan – diisi kembali oleh satwa-satwa yang terusik.
Warga Venesia mengunggah foto dan video ke akun Twitter dan grup Facebook, "Venezia Pulita" yang diterjemahkan menjadi "Bersihkan Venesia," penduduk setempat berbagi foto-foto air kota yang tampak sangat bersih. Kanal-kanal yang sepi membuat ikan besar, lumba-lumba, dan angsa kembali kanal dan pelabuhan. "Alam merebut kembali ruangnya," kata keterangan pada satu video.
Fenomena itu, bagaimanapun, bukan karena penurunan polusi. "Air sekarang terlihat lebih jernih karena lebih sedikit lalu lintas di kanal-kanal, memungkinkan sedimen mengendap di dasar," kata juru bicara kantor Wali Kota Venesia kepada CNN. "Itu karena ada lebih sedikit lalu lintas kapal yang biasanya membawa sedimen ke permukaan air."
Selain sedimen yang mengendap, kualitas udara pasti juga meningkat. Dengan lebih sedikit taksi air dan kapal yang mengangkut turis dan penduduk kota di sepanjang kanal, udara menjadi lebih bersih, kata juru bicara itu. Venesia ditutup pada Februari di hari-hari terakhir perayaan tahunan Karnaval Venesia, saat virus corona menyerang Italia. Negeri itu, menderita 30.000 kasus infeksi virus corona.
Di akun Twitter Venezia Pulita, warga Venesia memamerkan kanal-kanal yang sepi diganti angsa atau lumba-lumba. Foto: @fernbudow
Beberapa pengguna media sosial berharap bahwa penutupan Venesia dapat bertindak sebagai "pengaturan ulang ekologis" untuk kota-kota tersibuk di dunia. Tahun lalu, Venesia kebanjiran, yang menyebabkan kerusakan kota senilai US$5,5 juta. Warga telah berkampanye untuk mengurangi pariwisata dalam upaya melestarikan infrastruktur kota.