Maskapai Lelah Jadi "Pesawat Hantu" Akibat Virus Corona

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Senin, 9 Maret 2020 13:23 WIB

Wisatawan menyaksikan pesawat yang akan mendarat di Bandara Skiathos, Yunani. Bandara di pulau Skiathos disebut-sebut sebagai St Maarten Eropa, karena pemandangan pesawat terbang rendah menjelang mendarat. youtube.com

TEMPO.CO, Jakarta - Uni Eropa menerapkan kebijakan “pakai atau hapus”. Artinya, rute penerbangan ke tujuan Eropa, bila tak diterbangi, maka maskapai pemilik rute bisa kehilangan izinnya. Akibatnya, maskapai telah menyia-nyiakan ribuan galon bahan bakar mengkuti aturan tersebut. Mereka jadi pesawat hantu, karena penumpang kosong.

Dinukil dari Business Insider, maskapai tetap mengoperasikan pesawat, meskipun mengoperasikan pesawat hantu – di mana kursi penumpang kosong sama sekali selama wabah virus corona. Pasalnya, mereka terancam kehilangan slot penerbangan, jika tak menerbangkan pesawat ke Uni Eropa.

Di bawah aturan Uni Eropa, maskapai penerbangan yang beroperasi dari luar Eropa harus terus menjalankan 80 persen dari slot yang dialokasikan. Atau berisiko kehilangan rute tersebut, dan dilalihkan kepada para pesaing.

Kebijakan ini telah menyebabkan beberapa operator menerbangkan pesawat kosong menuju dan dari negara-negara Eropa dengan biaya besar, tulis The Times of London.

Pada hari Kamis, Sekretaris Transportasi Inggris Grant Shapps menulis kepada Airport Coordination Limited (ACL), untuk meminta aturan tersebut ditangguhkan selama wabah virus corona, untuk mencegah kerusakan lingkungan dan ekonomi lebih lanjut.

Advertising
Advertising

"Saya sangat prihatin bahwa, untuk memenuhi aturan 80/20, maskapai penerbangan mungkin terpaksa menerbangkan pesawat dengan faktor muatan yang sangat rendah, atau bahkan kosong, untuk mempertahankan slot mereka," tulis Shapps.

“Skenario seperti itu tidak dapat diterima. Ini bukan kepentingan industri, kepentingan penumpang atau lingkungan dan harus dihindari. "

ACL telah menangguhkan aturan untuk penerbangan ke dan dari Hong Kong dan Cina daratan. Namun, mereka belum menangguhkan untuk tujuan lainnya, dari dan menuju Uni Eropa.

Pada hari Kamis, 5 Maret 2020, maskapai penerbangan Inggris Flybe akhirnya menyerah. Mereka memasukkan berkas ke ACL, yang isinya mengajukan perlindungan kebangkrutan, meskipun mereka mengatakan keuangannya bermasalah, jauh sebelum virus corona merebak.

Asosiasi Transportasi Udara Internasional telah memperkirakan bahwa wabah virus corona, mengakibatnya hilangnya pendapatan maskapai mencapai US$ 113 miliar di seluruh dunia.

Berita terkait

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

1 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

1 hari lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

2 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

5 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

6 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

6 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

6 hari lalu

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

Serikat Karyawan Garuda Indonesia meminta Prabowo-Gibran bisa penuhi janjinya untuk menyelamatkan maskapai Garuda Indonesia.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

7 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pelita Air Resmi Buka Penerbangan Langsung Kendari-Jakarta

7 hari lalu

Pelita Air Resmi Buka Penerbangan Langsung Kendari-Jakarta

Maskapai Pelita Air secara resmi membuka rute penerbangan baru Bandara Haluoleo Kendari-Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Banten.

Baca Selengkapnya