Ikan Cod Ditangkap Bangsa Norwegia, Jadi Kuliner Klasik Italia

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Rabu, 12 Februari 2020 08:15 WIB

Baccal alla vicentina hidangan tradisional Venesia. Foto: @antica_trattoria_al_sole_

TEMPO.CO, Jakarta - Pagi di Norwegia adalah pagi yang sibuk dengan matahari yang malas. Sinar matahari Arktik yang lemah nyaris tak mengintip di cakrawala. Di pelabuhan di Røstlandet para nelayan penangkap ikan cod membongkar tangkapannya.

Dinukil dari Gastro Obscura, kapal-kapal nelayan saling berganti merapat di pelabuhan. Sementara itu, forklift dapat terlihat meliuk di sekitar lantai beton, membawa bak plastik besar yang diisi dengan cod, hati cod, dan telur cod yang diasinkan.

Para nelayan yang selesai bertransaksi langsung berjabat tangan sembari tersenyum – tradisi yang hidup ratusan tahun. Bahkan beberapa dari para nelayan sudah saling kenal sejak mereka masih bersekolah, menyaksikan ayah dan kakek mereka melakukan hal yang sama.

Ini musim ikan cod di ujung utara Norwegia, dan Røst — Pulau berbatu di ujung terluar Kepulauan Lofoten, Norwegia — merupakan sentra perdagangan ikan cod kering (stockfish) yang menguntungkan, ekspor tertua Norwegia, yang berakar dari zaman Viking. Stockfish adalah ikan kering tanpa garam. Dibuat dengan cara digantung diterpa angin dan suhu dingin Kutub Utara.

Setiap musim dingin, selama lebih dari 1.000 tahun, para nelayan Norwegia berbondong-bondong ke laut di utara Norwegia, memburu ikan-ikan yang sedang musim kawin dan bertelur. Mereka gemuk dan besar, yang bermigrask dari Laut Barents untuk berkembang biak di antara terumbu dan beting di sekitar Kepulauan Lofoten, dan terutama di sekitar Røst.

Advertising
Advertising

Usai ditangkap, ikan-ikan segar itu langsung dibersihkan. Dihilangkan isi perutnya lalu digantung pada ekornya, dibiarkan kering secara tradisional. Gubuk-gubuk untuk menggantung ikan cod bisa ditemukan di sepanjang Pantai Røst.

Ikan cod digantung di gubuk di pinggir Pantai Lyngen hingga kering secara alami lalu menjadi ikan kering yang dinamai stockfish. Foto: Valugi/Wikimedia

Sejak dulu, Bangsa Viking mengandalkan stockfish untuk bertahan hidup berbulan-bulan di lautan. Uniknya, justru Italia yang mengembangkan menu stockfish sejak ratusan tahun silam. Dan warisan kuliner tradisional stockfish ada di Venesia, Napoli, Genoa, dan Calabria.

"Stockfish bukan produk Italia, tetapi kadang-kadang Anda hampir bisa membayangkan itu [seperti produk Italia]," kata Olaf Pedersen, mantan CEO Glea Sjømat, salah satu perusahaan stockfish utama Røst, yang didirikan oleh kakeknya pada tahun 1936. "Selama berabad-abad, stockfish telah tertanam dalam tradisi kuliner dan budaya mereka."

Bahkan Kota Badalucco, Liguria di Italia, mengadakan festival ikan cod setiap tahun. Festival itu untuk mengenang peristiwa di abad pertengahan, saat Liguria dikepung Bangsa Moor. Penduduk kota bisa selamat hanya dengan makan ikan kod.

Dan di dekat Venesia, di kota Sandrigo menjadi tuan rumah festival ikan terbesar di dunia — Festa del Bacala, yang diadakan setiap bulan September untuk merayakan kuliner baccalà alla vicentina – yang juga berbahan utama stockfish.

Begitu pentingnya pasar Italia bagi produsen ikan Norwegia sehingga Pedersen baru-baru ini pindah dari Røst ke Milan, tempat ia sekarang mengurus kepentingan 22 kelompok produsen ikan laut.

Perusahaan Pedersen, Lofoten Stockfish baru-baru ini dianugerahi status Denomination of Origin, yang berarti ia menikmati perlindungan hukum yang sama seperti ham Parma dan sampanye Prancis.

Festival stockfish di Italia. Foto: Marka/Alamy

Bermula dari Kapal Karam

Bagaimana stockfish sampai di Italia? Seperti dinukil dari Gastro Obscura, seorang pedagang pedagang Venesia bernama Pietro Quirini pada tahun 1432, melakukan pelayaran dan melintasi utara Norwegia. Kapalnya tenggelam dan ia terdampar di Pulau Røst. Ia menghabiskan tiga bulan yang menyenangkan dengan penduduk pulau itu, dan sekembalinya ke Italia, menceritakan kisah petualangannya ke senat Venesia.

Dia juga membawa sejumlah ikan. Dendeng cod atau stockfish yang kaya rasa, bergizi, dan beraroma kuat terbukti segera disukai warga Venesia, dan menjadi hidangan hampir di semua rumah-rumah Venesia saat itu. Rute perdagangan baru yang mustahil lahir, akhirnya menciptakan hubungan kota-kota Renaissance (kini Italia) dengan pulau-pulau di sekitar Røst .

Dan koneksi historis Røst dan Italia berlanjut. Berjalan-jalanlah di Røst hari ini, dan Anda akan menemukan tempat-tempat dengan nama-nama seperti Quirini Cafe dan Quirini Park.

Ikan cod komoditas utama Norwegia. Foto: Piola666/Getty Images

Pada 2012, sebuah opera yang didasarkan pada kapal karam Quirini ditayangkan perdana di Røst. Kisah itu begitu populer di kalangan penduduk setempat dan pengunjung, sehingga ditayangkan kembali dua tahun kemudian.

Berita terkait

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

2 hari lalu

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

Jendela wine diperkenalkan pada 1600-an, pada saat wabah bubonic menyebar ke seluruh Florence. Kembali populer saat pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

2 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

5 hari lalu

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

Atraksi terkenal adalah salah satu tempat beraksi bagi pencopet karena perhatian wisatawan cenderung terganggu.

Baca Selengkapnya

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

7 hari lalu

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

Mulai 25 April, wisatawan harian di Venesia harus beli tiket masuk sebesar Rp86.000.

Baca Selengkapnya

Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

9 hari lalu

Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

Kebijakan melarang piza dan es krim tengah malam pernah ada satu dekade lalu, tapi ditentang warga Milan sehingga aturan ini ditinggalkan.

Baca Selengkapnya

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

10 hari lalu

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

Kamis ini, yang merupakan hari libur di Italia, pengunjung Venesia diharuskan membeli tiket masuk seharga Rp87 ribu. Tidak berlaku untuk tamu hotel.

Baca Selengkapnya

Norwegia Minta Donor Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

11 hari lalu

Norwegia Minta Donor Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

AS, Inggris, Italia, Belanda, Austria, dan Lituania masih belum mengakhiri penangguhan dana untuk UNRWA.

Baca Selengkapnya

Danau Como Dilanda Overtourism, Tarif Khusus untuk Pengunjung Harian sedang Dipertimbangkan

15 hari lalu

Danau Como Dilanda Overtourism, Tarif Khusus untuk Pengunjung Harian sedang Dipertimbangkan

Pemerintah sekitar Danau Como berencana meniru Venesia, yang menerapkan biaya khusus untuk pengunjung harian

Baca Selengkapnya

Pemandian Kuno Caracella di Roma Kembali Berair setelah 1.000 Tahun, jadi Daya Tarik Turis

16 hari lalu

Pemandian Kuno Caracella di Roma Kembali Berair setelah 1.000 Tahun, jadi Daya Tarik Turis

Reruntuhan pemandian kuno ini menjadi tujuan wisata populer dan menjadi tuan rumah konser-teater di Roma.

Baca Selengkapnya