Israel Turun Tangan Selamatkan Sulaman dan Tenun Gurun Negev

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Minggu, 12 Januari 2020 16:00 WIB

Program Negev Desert Embroidery and Weaving membina pengrajin wanita Badui. Foto: Kementerian Luar Negeri Israel

TEMPO.CO, Jakarta - Suku-suku Badawi (Bedouin/Badui) suku asli jazirah Arab, wilayah pengembaraannya hingga Gurun Negev, wilayah di selatan Israel. Negev meliputi wilayah seluas 13.000 km2 atau sekitar 55 persen dari luas wilayah Israel.

Kota terbesar di Negev, berada di sisi perbatasan utara, tepatnya di Kota Beersheba. Batas selatannya adalah Teluk Aqaba dan kota wisata Eilat. Terdapat sejumlah kota-kota yang sedang dikembangkan, antara lain Dimona, Arad dan Mitzpe Ramon, dan juga banyak desa-desa kecil suku Badui, termasuk Rahat dan Tel as-Sabi.

Desa-desa kecil itu memiliki seni sulaman dan tenun yang nyaris hilang, karena belum dipromosikan dan dipasarkan dengan baik. Sejak 2013, pemerintah Israel, turun tangan melestasikan seni itu, untuk meningkatkan keuangan dan posisi perempuan Badui. Mereka dibina dan diberi permodalan dengan membuat kerajinan dengan tujuan komersial.

Program yang dinamai Negev Desert Embroidery and Weaving, menjadikan desa-desa Badui secara resmi dinyatakan sebagai situs wisata. Program tersebut mengubah kerajinan perdagangan yang sebelumnya kecil menjadi situs warisan budaya nasional.

Negev Desert Embroidery and Weaving berpusat di sekitar permukiman Lakiya di dekat Be'er-Sheva, Israel. Di Lakiya, kerajinan tenun dan sulaman dipajang untuk dipamerkan kepada wisatawan. Seni sulaman dan bordir yang dipamerkan diproduksi di rumah-rumah. Bahkan, wisatawan bisa menyaksikan langsung proses menenun dan menyelam di rumah-rumah mereka.

Advertising
Advertising

Keterampilan seni tersebut diwariskan dari beberapa generasi dan dipelajari oleh para wanita Badui. Untuk meningkatkan kemampuan para pengrajin, Negev Desert Embroidery and Weaving juga mengadakan lokakarya, bagi siapa saja yang tertarik untuk mempelajari seni kuno tersebut. Sulaman itu menghasilkan dompet, pakaian, hingga hiasan dinding. Hasilnya, tentu kembali kepada para wanita pengrajin.

Seni tenun dan sulam Badui memiliki motif garis yang tegas. Foto: Polly Neill/Pinterest

Tenun gurun yang dipamerkan kepada wisatawan, merupakan kerajinan skala yang jauh lebih besar – hasil produksi beberapa desa. Dari sisi produksi, para pengrajin menggunakan metode tradisional yang menggunakan alat yang lebih besar. Sedangkan pewarnaan kain tenun menggunakan pewarna yang diimpor dari Inggris dan kain yang dipintal dari bulu unta, kambing, dan rambut domba. produk-produknya didekorasi dengan garis-garis tegas bergaya Badui.

Komersialisasi seni tenun dan sulam wanita Badui tersebut, menjadi oase kesetaraan gender dalam masyarakat Badui. Asumsinya, para wanita itu tak memiliki pekerjaan untuk menambah pemasukan bagi keluarga.

Berita terkait

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

5 jam lalu

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

Pejabat PBB mengatakan penutupan perbatasan Rafah dan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) merupakan "bencana besar" bagi warga Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

6 jam lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

6 jam lalu

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

12 senator AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap ICC jika menerbitkan perintah penangkapan terhadap perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

6 jam lalu

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

Suara pro-Palestina, termasuk mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, mengatakan perusahaan Lockheed Martin dan MBDA harus dilarang

Baca Selengkapnya

Profil Gustavo Petro, Presiden Kolombia Tegas Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel

7 jam lalu

Profil Gustavo Petro, Presiden Kolombia Tegas Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel

Gustavo Petro, Presiden Kolombia ini menyatakan sikap negaranya memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel karena genosida di Gaza Palestina.

Baca Selengkapnya

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

7 jam lalu

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina

Baca Selengkapnya

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

7 jam lalu

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

Militer Israel mengambil kendali atas perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

8 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

10 jam lalu

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

Project Nimbus merupakan kontrak yang menyediakan bantuan teknologi kepada Israel.

Baca Selengkapnya

Israel Bersumpah Tetap Serang Rafah, Sebut Gencatan Senjata Tak Pasti

11 jam lalu

Israel Bersumpah Tetap Serang Rafah, Sebut Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel mengatakan tetap akan menyerang Rafah di tengah pembicaraan gencatan senjata dengan Hamas.

Baca Selengkapnya