Sesaot, Jalur Pendakian Rinjani yang Istimewa

Minggu, 12 Januari 2020 09:00 WIB

Salah satu pemandangan pendakian Gunung Rinjani melalui jalur Torean, Lombok, (20/10). Tidak banyak pendaki lewat jalur ini karena tidak ada angkutan umum, hanya ojek dan truk yang melintas di sana. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga desa di lembah Gunung Rinjani di Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat dijadikan desa wisata. Meskipun sudah lama menjadi destinasi tujuan plesiran warga lokal di Lombok, desa tersebut baru ditetapkan sebagai desa wisata.

Kawasan tersebut disebut sebagai Desa Sekawan Sejati, yang di dalamnya terdapat tiga desa, yang masing-masing memiliki daya tarik tersendiri -- meskipun memiliki hanya satu sumber daya. Misalnya, Desa Sesaot yang memiliki ada Pusat Rekreasi Masyarakat (Purekmas), penataan trekking dan penataan lingkungan, kemudian Desa Buwun Sejati ada air terjun dan pemandian. Sedangkan Desa Pakuan memiliki Masjid Cina.

Menurut Kepala Desa Sesaot Yuni Hari Seni, tiga desa ini ke depan menjadi satu paket agar bisa membangun Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan kelompok sadar wisata bersama ''Supaya pembagian hasil bisa sejalan sehingga apa yang diinginkan bersama tercapai," kata Yuni Hariseni.

Desa wisata Sekawan Sejati tersebut, Sabtu 11 Januari 2020 pagi tadi diresmikan oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalilah, "Kunci agar desa wisata dapat dikenal masyarakat dunia yakni tata kelola manajemen yang lebih profesional dan kebersihan," kata Sitti Rohmi Djalilah.

Tiga desa tersebut, juga memiliki potensi sebagai pintu pendakian gunung Rinjani. Jalur Sesaot di Kecamatan Narmada, Lombok Barat (Lobar) juga menjanjikan alternatif lainnya untuk pintu pendakian Rinjani pada masa mendatang. Sebagaimana diketahui, jalur yang umum diketahui saat ini yaitu jalur Sembalun, Lombok Timur (Lotim) dan jalur Senaru, Kabupaten Lombok Utara (KLU). Ada juga jalur baru lainnya yaitu jalur Benang Kelambu atau Benang Stukel, Lombok Tengah (Loteng).

Advertising
Advertising

Jalur pendakian Gunung Rinjani dari Lombok Barat. Dok. Humas Pemkab Lombok Barat

Sesaot merupakan jalur altenatif yang sebenarnya sudah dikenal sejak lama dan ditempuh oleh orang-orang tua zaman dulu. Potensi jalur pendakian alternatif ini sudah dibicarakan oleh warga setempat bersama Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid, di kantornya di Giri Menang, Jum'at 10 Januari 2020. Sepekan sebelumnya, Sabtu 4 Januari 2020 warga membicarakan jalur Rinjani tersebut di Pusat Rekreasi Masyarakat (Purekmas) Desa Sesaot.

Sesaot Jalur Pendakian Rinjani yang Istimewa

Kepala Desa Sesaot, Yuni Hari Seni sangat yakin pembukaan jalur Sesaot ini mampu membangkitkan perekonomian masyarakat sekitar, baik yang ada di Desa Sesaot maupun empat desa tetangga lainnya. “Saya sangat optimistis akan berdampak positif bagi perekonomian masyarakat,” ujar Yuni Hari Seni.

Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Sesaot, Azudin Nur alias Jabot menyebut secara rinci jalur ini. Jalur Sesaot merupakan jalur suci yang pernah digunakan oleh Raja Anak Agung Karang Asem, pada saat menguasai Lombok dulu.

Jalur tersebut merupakan jalur pendakian kuno Anak Agung dan pertapa, yang mereka lintasi untuk menuju Gunung Rinjani yang tersebut dalam Babad Lombok. Itulah ceritanya, alasan Taman Narmada dijadikan sebagai replika Gunung Rinjani oleh Raja Anak Agung. Sesaot merupakan satu wilayah yang ada di Kecamatan Narmada.

Menurut Jabot, jalur Sesaot melalui sejumlah titik yaitu Bunut Ngengkang, Buak Odak, Jurang Peken pada kilometer ke-20, Lingkok Dangko, Senaos, Senitik, Gunung Anak Dare (di sini terdapat pohon kayu besar Urat Sase), dan Gunung Sangkareang (masuk wilayah Taman Nasional Gunung Rinjani/TNGR), "Setelah itu sekitar dua kilometer kemudian akan masuk ke Plawangan, pintu masuk ke kawah Gunung Rinjani," ujarnya.

Jarak tempuh jalur ini sekitar sekitar 25 km, yang ditempuh masyarakat lokal dalam sehari pulang pergi. Kelebihan jalur ini, menurut Jabot, relatif lurus, tidak berpasir dan tidak licin, dengan jalan yang cukup lebar yang jika ditingkatkan bisa dilewati segala jenis kendaran baik roda dua maupun roda empat.

Pada jalur Sesaot juga ditemukan air yang melimpah pada lima titik yaitu di Buak Odak, Lingkok Dangkok, Senaos, Senitik, dan di dekat Pondok Selau. Selain itu, jalur yang ditempuh cukup landai sekitar 0-15 derajat, teduh, dengan melewati tebing jurang yang tidak panjang hanya sekitar 500 meter.

“Tidak ada istilah tersesat, satu ruas, jalurnya kenceng,” ucap Jabot yang berharap sejak lama menginginkan jalur yang bisa melibatkan lima desa (Suranadi, Sesaot, Buwun Sejati, Pakuan dan Lebah Sempage) dibuka. Kelima desa ini, bisa menjadi alternatif untuk menginap bagi pendaki.

Pada masa depan, Sesaot menjadi sangat istimewa. Selain landai, berpanorama oke, dengan mata air melimpah serta kesejarahannya, Sesaot juga merupakan rumah habitat satwa endemik Pulau Lombok.

Flora dan fauna yang tinggal di jalur Sesaot antara lain celepuk Rinjani, musang Rinjani, sapi hutan, pohon purba, dan pohon cemara endemik rinjani (mayang mekar). Tidak sekadar itu, ada fakta unik lain seperti menyimpan sejarah suku Sasak dan situs bangunan purba di dalam kawasan hutan.

Jalur ini juga digemari pendaki dan wisatawan karena ruas jalannya lebar. Daya tarik pendukung sepanjang jalur kata Jabot, berupa dua air terjun, gua alam, situs bangunan bersejarah, puluhan hektar tanaman khas pegunungan yang menyerupai buka sakura Jepang.

Potensi inilah yang diharapkan Jabot, agar semua pihak mendukung rencana untuk membuka jalur menuju Rinjani melalui Sesaot. “Jika ini teralisasi, tidak menutup kemungkinan, warga yang hobi menebang kayu (illegal loging), bisa beralih profesi menjadi porter, pemandu wisata, atau pawing,” ucap Jabot.

Pemandangan mendaki Gunung Rinjani melalui jalur Torean, Lombok, (20/10). Jalur Torean menawarkan panorama alam yang beragam dibanding dua jalur lain yang umum ditempuh para pendaki, yaitu Senaru dan Sembalun. Pada masa depan, Jalur Sesaot akan dibuka, lebih nyaman untuk wisatawan dan pendaki. TEMPO/Tony Hartawan

Pengaman hutan dari Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Rinjani Barat, Sektori Wirawan mengatakan, jalur Sesaot menyediakan sumber makanan berupa buah sehingga pendaki bisa terhindar dari kelaparan. Beberapa di antaranya buah mundah, buah badung, dan kepundung.

Jalur Sesaot belum dioperasikan, masih dalam pembahasan Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid dengan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Dedy Asriady. Intinya, bila jalur ini dioperasikan, harus membuat wisatawan dan pendaki merasa nyaman.

SUPRIYANTHO KHAFID

Berita terkait

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

23 jam lalu

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

Kalau sudah pernah ke Istana Versailles dan ingin mencari tempat baru, berikut ini adalah istana terbaik di dekat Paris

Baca Selengkapnya

3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

1 hari lalu

3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

Korea Tourism Organization mencatat 902 pengaduan dari wisatawan selama tahun 2023

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

3 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

5 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

8 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

8 hari lalu

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

Jepang memasang tembok pembatas yang menghalangi turis berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

9 hari lalu

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran mengatakan pantai Pangandaran pasca terjadinya gempa Garut dalam situasi aman.

Baca Selengkapnya

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

9 hari lalu

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

Foto Gunung Fuji yang berdiri megah di delakang toko Lawson itu menarik bagi wisatawan asing

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

9 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

12 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya