Desa Wisata Tak Sekadar Kepuasan, tapi Pengalaman
Reporter
Bram Setiawan (Kontributor)
Editor
Ludhy Cahyana
Selasa, 24 Desember 2019 14:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu alasan mengapa wisatawan ingin menikmati pedesaan, karena ingin merasakan suasana kehidupan masyarakat lokal. Wisatawan yang mencari pengalaman pelesiran semacam itu akan berkunjung ke desa wisata.
Pelesiran mengunjungi desa wisata memungkinkan pelancong merasakan denyut kehidupan masyarakat. Pengelola Desa Wisata Pentingsari Doto Yogantoro berbagi cerita ihwal pengembangan serta potensi pedesaan.
"Pariwisata bergeser dari wisata massal, ke wisata alternatif, dan sekarang ke wisata pedesaan," katanya, Sabtu, 21 Desember 2019.
Doto berbagi cerita itu saat menghadiri Forum Silaturahmi Aceh Meusapat dalam Dialog Pembangunan Pariwisata di Jakarta Pusat. Asal mula pengembangan desa wisata, menurut dia, sepenuhnya harus mengutamakan peran masyarakat setempat.
"Wisatawan tinggal di rumah penduduk, homestay, yang dijual adalah pengalaman," ucapnya. Ia menambahkan, wisatawan yang mengunjungi desa wisata ingin utuh menikmati suasana pedesaan.
Menurut dia, pengembangan desa wisata, karena pemahaman tentang pariwisata tak cuma sekadar kepuasan. Pariwisata, kata dia, adalah perjalanan untuk mencari pengalaman, termasuk tujuan mencari pengetahuan, "Kontribusi desa wisata tentu saja semua punya peran, ada ekosistem," katanya.
Walhasil, desa wisata memerlukan berbagai unsur penunjang kepariwisataan. Soal akomodasi, Doto menjelaskan, keutamaan desa wisata adalah homestay. Kemudian, kuliner yang memiliki kekhasan.
"Dan bikin atraksi untuk pengalaman, hiburan yang disiapkan. Ada oleh-oleh juga yang disiapkan," ucapnya.
Maka, kata dia, pengembangan desa wisata bisa memberi manfaat untuk warga setempat. Ia menambahkan, hal penting lagi adalah membuat keseimbangan untuk keberlanjutan lingkungan, "Merencanakan desa wisata yang sesuai pola berkembang, maju, mandiri," katanya.
Doto menjelaskan, ketika desa wisata mulai berkembang, salah satu manfaatnya mampu mencegah urbanisasi. "Menjaga keseimbangan ekonomi, budaya, dan lingkungan," tuturnya.
Ihwal keseimbangan itu, kata Doto, tidak sembarangan dalam mengembangkan desa wisata. "Harus berani mengatakan cukup untuk tidak mengeksploitasi desa. Desa dijaga kelestarian supaya bisa dinikmati," katanya.