Ke Depan, Yogyakarta Garap Wisata Konservasi Air

Senin, 23 Desember 2019 14:18 WIB

Warga memindahkan tangkapan ikannya saat mengikuti Tradisi Memet Ikan di Embung Gemblegan, Kalikotes, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu, 27 Juli 2019. ANTARA

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kota Yogyakarta belum menjadi ikon wisata yang memanfaatkan air sebagai daya tarik. Seakan tak mau kalah dengan kabupaten-kabupaten sekitarnya yang sukses menggarap zona air sebagai pendulang wisatawan, Pemerintah Kota Yogyakarta kini menyiapkan kawasan baru untuk dipoles menjadi destinasi berkonsep konservasi air.

Jika Kabupaten Gunungkidul punya Embung Nglanggeran dan Embung Sriten yang fenomenal serta instagramable di perbukitan, Yogyakarta tengah menyiapkan Embung Giwangan yang lokasinya di pinggiran selatan kota, berbatasan dengan Kabupaten Bantul.

Tak main-main, embung atau danau buatan kedua yang disiapkan setelah Yogya memiliki embung Langensari di pusat kota itu digadang menjadi ikon wisata baru Kota Gudeg. Konsep Embung Giwangan mengusung tema edukasi konservasi air dan targetnya beroperasi penuh tahun 2022.

“Embung Giwangan ini akan menjadi referensi edukasi konservasi air modern berskala nasional bahkan internasional, karena akan dibuka untuk semua orang tidak hanya warga Yogya saja,” ujar Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti 22 Desember 2019.

Embung Giwangan disiapkan pembangunannya dengan panjang 320 meter dan mampu menampung air sebanyak 22.000 meter kubik. Di kawasan embung yang berseberangan lokasinya dengan pasar ikan higienis itu, nantinya juga dibuat jalan setapak selebar 2,5 meter serta fasilitas pendukung seperti masjid, pagar dan toilet.

Advertising
Advertising

Tak hanya menyajikan panorama danau buatan nan asri, di komplek embung bakal dibangun sejumlah sarana sarana edukasi tentang konservasi air secara lengkap.

Objek wisata Embung Krapyak di Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Antara

Pelaksana Tugas Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono menambahkan, total dana yang disiapkan untuk membangun embung tersebut yaitu Rp525 miliar.

“Dana yang disiapkan sudah termasuk pengisian seluruh konten edukasi dan wisata yang berkonsep konservasi air dan lingkungan,” ujarnya.

Pembangunan embung menurutnya akan dilakukan secara bertahap. Setelah membangun embung akan dilakukan pembangunan fasilitas pendukung, setelah itu baru dibangun gedung-gedung sarana edukasinya.

Agus berharap seluruh prose pembangunan berjalan dengan lancar sehingga bisa selesai pada 2022, meskipun saat ini pemerintah masih terganjal sejumlah pekerjaan seperti pembebasan sebagian lahan.

Wali Kota Yogyakarta Haryadi meminta kelak jika embung sudah dibangun dan sudah mulai terisi air, belum akan dibuka untuk umum jika belum selesai seratus persen pengerjaannya, “Kami siapkan dulu semua kebutuhannya, baru nanti kami buka,” ujarnya.

Haryadi mengatakan keberadaan Embung Giwangan tersebut sekaligus untuk mengisi masih minimnya sektor wisata sisi selatan Yogyakarta.

Sebab Giwangan sendiri, saat publik mendengar namanya, biasanya langsung membayangkan tentang terminal induk bus yang sibuk, dan menjadi transit berbagai bus antar provinsi.

"Embung Giwangan ini akan menjadi daya dukung Yogyakarta di wilayah selatan. Embung ini akan meramaikan Yogyakarta secara keseluruhan," ujar Haryadi.

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) khususnya di kabupaten-kabupaten yang lahan pertaniannya masih luas, yang selama ini memiliki sejumlah embung yang terkenal. Tak hanya untuk keperluan penyimpan cadangan air, namun juga destinasi alternatif wisatawan.

Embung Nglanggeran yang masuk dalam kawasan ekowisata Desa Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, 10 Februari 2017. Embung Nglanggeran merupakan telaga buatan yang berfungsi untuk menampung air hujan dimanfaatkan untuk mengairi perkebunan petani pada saat musim kemarau. TEMPO/Pius Erlangga

Kota Yogyakarta juga sebelummya sudah mengoperasikan embung pertamanya, Embung Langensari sejak 2015. Walau Embung Langensari ini berada di pusat kota Yogyakarta, namun pesonanya juga tak kalah dengan embung-embung yang sudah populer.

Biasanya wisatawan mampir demi sekedar berfoto atau melepas penat setelah lelah berkeliling kota.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

11 jam lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

1 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

2 hari lalu

Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

Cinta Laura menjelaskan strategi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi dan manajemen sumber daya air yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

3 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

3 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

4 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

4 hari lalu

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.

Baca Selengkapnya

World Water Forum ke-10, Perpamsi: Momentum Perbaikan Tata Kelola Air

4 hari lalu

World Water Forum ke-10, Perpamsi: Momentum Perbaikan Tata Kelola Air

World Water Forum ke-10 diharapkan membawa perubahan dari sisi tata kelola air.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

4 hari lalu

Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, membeberkan nama-nama pegawai lembaga antikorupsi itu yang telah diperiksa oleh Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya

Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

4 hari lalu

Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

Ketika cenderamata lokal sudah tertandai dengan indikasi geografis, reputasinya akan terangkat karena produk itu sudah dinyatakan original.

Baca Selengkapnya