Rahasia di Balik Suksesnya Desa Wisata di Yogyakarta

Kamis, 12 Desember 2019 09:12 WIB

Objek wisata Embung Krapyak di Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Antara

TEMPO.CO, Jakarta - Desa wisata merupakan salah satu studi kasus yang menarik dalam penerapan ekowisata. Di antara desa wisata yang berhasil, adapula desa wisata yang bertumbangan. Di sisi lain, desa wisata juga menjadi produk alternatif bagi destinasi mapan seperti Yogyakarta.

Desa wisata bertumbuhan di Yogyakarta sejak 2014. Ratusan desa wisata dengan aneka ragam atraksi budaya dan panorama alam bermunculan. Tapi, belum pernah terdengar ada desa wisata di Yogyakarta itu yang mati dan tak berlanjut.

Resepnya, warga bekerja keras menonjolkan keunikan alam yang dikemas ulang dengan penataan yang menggoda mata wisatawan untuk menyambanginya.

Seperti di Sleman ada Kampung Flory yang mengandalkan wahana air tepi Kali Bedog Puri Mataram. Mulanya, Kampung Flory adalah lahan kas desa yang disulap menjadi miniatur taman bunga, atau Sambirejo dengan Tebing Breksinya yang amat populer.

Objek wisata Taman Bunga Puri Mataram di Dusun Drono, Desa Tridadi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Advertising
Advertising

Sedangkan di Gunungkidul, wisatawan seolah dibelokkan dari wisata pantai menjadi aktivitas susur gua di Pindul atau Bantul. Jadi, tak melulu ke Parangtritis dan Hutan Pinus Mangunan.

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY yang kini menjabat Asisten Sekretaris DIY Bidang Pemerintahan dan Administrasi Umum, Tavip Agus Rayan mengatakan keberhasilan desa wisata di Yogyakarta tergantung pada paradigma pengembangannya.

"Pengembangan desa wisata merupakan perubahan terencana yang di dalamnya melibatkan partisipasi warga lokal secara holistik," ujar Tavip, pada 11 Desember 2019.

Tavip mengatakan pengembangan desa wisata dari bawah yang melibatkan komunitas lokal sangat penting. Warga adalah bagian mendasar untuk merumuskan model bagaimana desa wisata akan dibuat.

Pelibatan warga di desa wisata yang dibuat, untuk membangkitan semangat memiliki dan berkelanjutan atau kelestariannya bisa menjadi sumber yang menghidupi desa itu.

Pengrajin topeng batik mulanya membuat topeng untuk keperluan ritual desa. Kini berkembang menjadi kerajinan desa. Foto: @desawisata_bobung

Oleh sebab itu, pelibatan komunitas lokal menjadi hal paling utama yang ditempatkan dalam kerangka rencana pengembangan desa wisata, "Komunitas lokal tak bisa dipungkiri sudah menjadi bagian ekosistem ekologi, saling kait mengkait dengan sumber daya budaya yang ada," ujarnya.

Tavip menuturkan program desa wisata pun tak bisa diseragamkan satu sama lain. Melainkan harus responsif dan sensitif melihat keberadaan dan kebutuhan komunitas lokal.

"Masyarakat desa menjadi subyek dan obyek atas desa wisata. Mereka menjadi pelaku yang memiliki pengalaman turun temurun dalam pengelolaan sumber daya alam dan aktivitas ekonomi sehingga punya komitmen kuat mengelola desa wisata berkelanjutan," ujarnya.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sambirejo yang mengelola kawasan wisata Tebing Breksi Desa Sambirejo Sleman, Mujimin membenarkan jika desa wisata menjadi medium efektif memberdayakan masyarakat.

"Dari total 6.500 warga yang ada di Desa Sambirejo, masih hidup di bawah garis kemiskinan sudah sangat berkurang, tersisa 900 warga dari sebelumnya lebih dari sepertiga hidup miskin," ujar Mujimin.

Mujimin menuturkan sejak kawasan Tebing Breksi beroperasi 2016 silam, sampai kini sudah menyerap 400 lebih tenaga kerja dari warga desa Sambirejo.

Tenaga kerja itu di luar warga yang ikut menikmati panen rejeki, berkah dari kunjungan Breksi seperti jasa penyewaan jip wisata, dokumentasi sampai warung-warung di luar lokasi Breksi.

Kandang ternak kambing Etawa di Desa Wisata Gamol Sleman, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono

"Pemberdayaan itu bisa dilihat sederhana misalnya dulu hampir tak ada warga yang bisa kuliahkan anaknya, sekarang sudah ada beberapa yang bisa menguliahkan," ujarnya.

Selain itu, warga yang sebelumnya tak memiliki rumah bisa membangun rumah setelah membuka usaha pelayanan wisata di Breksi, "Ya lambat laun kami tentu akan terus mengurangi angka kemiskinan yang masih tersisa, dengan jalan pariwisata ini," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

2 jam lalu

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.

Baca Selengkapnya

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

8 jam lalu

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

Walhi menyoroti kebijakan layanan persampahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang tak lagi melakukan layanan angkut sampah organik untuk masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

15 jam lalu

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

Peringatan ulang tahun Pura Pakualaman dikemas dalam tema besar Karti Widyastuti Sampurnaning Bekti, ads 21 acara dari 13 Mei hingga 23 Juni.

Baca Selengkapnya

Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

18 jam lalu

Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

Salah satu syarat study tour adalah pemilihan bus atau kendaraan, usianya tak boleh lebih dari enam tahun dan harus lolos uji KIR.

Baca Selengkapnya

Menengok Pameran Karya Seniman Difabel di Taman Budaya Yogyakarta

19 jam lalu

Menengok Pameran Karya Seniman Difabel di Taman Budaya Yogyakarta

Suluh Sumurup Art Festival 2024 dengan tema Jumangkah ini wujud ruang inklusi bagi difabel untuk bergerak melalui seni rupa.

Baca Selengkapnya

Usai Libur Panjang, Yogyakarta Diwarnai Sejumlah Aksi Ricuh Konvoi Lulusan Sekolah

1 hari lalu

Usai Libur Panjang, Yogyakarta Diwarnai Sejumlah Aksi Ricuh Konvoi Lulusan Sekolah

Aksi ricuh pelajar yang masih berseragam sekolah itu membuat lalu lintas di sejumlah Kota Yogyakarta tersendat.

Baca Selengkapnya

Pertengahan 2024, Kebun Binatang Gembira Loka Datangkan Tiga Singa Afrika

1 hari lalu

Pertengahan 2024, Kebun Binatang Gembira Loka Datangkan Tiga Singa Afrika

Setelah mendatangkan dua pasang Hyena Tutul dari Afrika pada Februari 2024 lalu, pada bulan depan atau Juni, Gembira Loka mendatangkan singa Afrika.

Baca Selengkapnya

Masuk Musim Kemarau, Ini Daerah di Yogyakarta yang Diprediksi Masih Tetap Diguyur Hujan

1 hari lalu

Masuk Musim Kemarau, Ini Daerah di Yogyakarta yang Diprediksi Masih Tetap Diguyur Hujan

BMKG Yogyakarta memperkirakan cuaca di sebagian wilayah DIY periode 12 - 14 Mei 2024 akan diguyur hujan, meski Mei ini masuk musim kemarau.

Baca Selengkapnya

Sedang Asyik Jalan-jalan di Yogyakarta, Wisatawan Dihadang Debt Collector di Jalanan

2 hari lalu

Sedang Asyik Jalan-jalan di Yogyakarta, Wisatawan Dihadang Debt Collector di Jalanan

Para penagih pun telah meminta maaf kepada wisatawan Yogyakarta itu karena salah sasaran, melalui sambungan aplikasi video.

Baca Selengkapnya

Calon Jemaah Haji dari Jateng & DIY Mulai Masuk Asrama Haji Donohudan, Dilayani dengan Sistem One Stop Service

3 hari lalu

Calon Jemaah Haji dari Jateng & DIY Mulai Masuk Asrama Haji Donohudan, Dilayani dengan Sistem One Stop Service

Calon jemaah haji dari berbagai kota/kabupaten Jateng dan DIY mulai masuk ke Asrama Haji Donohudan Boyolali, Sabtu, 11 Mei 2024

Baca Selengkapnya