WWF Indonesia: Pariwisata Harus Utamakan Wawasan Lingkungan

Jumat, 22 November 2019 20:45 WIB

Kolam renang Hotel Fairmont Baku memiliki pemandangan Laut Kaspia dan seluruh Kota Baku. Foto: Fairmont Baku

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivitas pariwisata di suatu tempat yang masif, bisa menyebabkan permasalahan lingkungan. Direktur Konservasi World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia Lukas Adhyakso mengingatkan tentang kesenjangan kelestarian lingkungan dan pariwisata.

"Pariwisata itu (perlu) air, hotel itu ada bathub. Kemudian kolam renang itu harus dikelola supaya penggantian air tidak terlalu sering," katanya, Kamis, 21 November 2019.

Lukas mengumpamakan, bila orang mandi di rumah membutuhkan air 20 liter. Perbandingan yang digunakan jadi jauh berbeda dengan hotel. Contohnya, ujar dia, penggunaan bathub dan kolam renang membuat peningkatan penggunaan air berkali-kali lebih banyak, "Daya dukung sekitarnya sering menjadi masalah," ujarnya.

Belum lama ini Fodor's Travel mengumumkan daftar destinasi yang tak layak dikunjungi pada 2020. Pernyataan 'No List' Fodor's Travel bisa menjadi contoh permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh pariwisata.

Dari 13 destinasi yang disebut, Bali dan Pulau Komodo termasuk yang dipertimbangkan untuk tidak dikunjungi pada 2020. Soal Bali, Fodor's Travel menyoroti overtourism, darurat sampah, kelangkaan air untuk petani lokal, norma kesopanan turis mengunjungi situs keagamaan.

Advertising
Advertising

"Saya melihatnya lebih sebagai warning (teguran) ketika melakukan sesuatu dan apa yang mesti dilakukan," kata Lukas.

Tak cuma mengacu dari pernyataan Fodor's Travel, Lukas juga mengingatkan soal pola mengkonsumsi makanan dalam aktivitas pariwisata. Menurut dia, wisatawan harus memahami sumber makanan yang dikonsumsi.

Seorang petani mengerjakan sawahnya di areal persawahan sekitar 12 kilometer dari Gunung Agung. Bali menghadapi overtourism hingga disarankan tak dikunjungi oleh media travel Fodor's Travel. ANTARA FOTO

Ia mencontohkan, misalnya kawasan wisata tertentu yang mengutamakan konsumsi sari laut. "Semakin banyak turis, semakin banyak ikan yang harus ditangkap masuk ke piring makan mereka. Itulah yang harus diperhatikan untuk tidak menghabiskan sumber daya seperti itu," katanya.

Lukas menjelaskan, bahwa tak semua biota bisa dikonsumsi terus-menerus. Memang, ujar dia, ikan dan udang di laut jumlahnya banyak. "Tetapi ada juga ikan yang (fase) berkembang biak dan tumbuhnya lambat," ujarnya.

Berita terkait

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

6 jam lalu

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

Cuaca yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

1 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

1 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

2 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

4 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

Bandara Adi Soemarmo turun status dari internasional ke domestik. Bagaimana nasib pariwisata di Solo? Ini tanggapan Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

5 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

8 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

9 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

9 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya