Satu Lagi Kuliner Lezat Banyuwangi, Geseng Bangsong

Selasa, 5 November 2019 16:17 WIB

Geseng Entok adalah makanan khas Dusun Wijenan Kidul, Desa Singolatren, Singojuruh. Makanan ini biasanya dihidangkan saat acara-acara keagamaan umat Islam, seperti Maulid Nabi, Hari Raya Idul Fitri, dan Idul Adha. TEMPO/David Priyasidharta

TEMPO.CO, Banyuwangi - Banyuwangi terus melengkapi dirinya untuk menjadi destinasi kelas wahid. Setelah memiliki Arabian Street Food (Arasfo), ikon kuliner yang wajib dituju wistawan adalah Pasar Wit-Witan di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh.

Di pasar itu, wisatawan bisa menikmati berbagai kuliner tradisional, termasuk geseng bangsong atau entok khas Singojuruh, yang dikudap di bawah pepohonan yang rindang.

Pasar kuliner tradisional ini buka setiap hari Minggu pagi, mulai pukul 06.00 - 10.00. Geseng Entok adalah makanan khas Dusun Wijenan Kidul, Desa Singolatren, Singojuruh. Makanan ini biasanya dihidangkan saat acara-acara keagamaan umat Islam, seperti Maulid Nabi, Hari Raya Idul Fitri, dan Idul Adha.

Selain geseng bangsong, di pasar tersebut juga dijajakan rawon alas, sego cawuk, hingga aneka kudapan tradisional seperti tiwul, gatot. Untuk minuman, mulai dari jamu hingga es cendol juga ditemukan di sini.

Tak hanya itu, para pedagang makanan juga diwajibkan mengenakan busana adat khas masyarakat Using Banyuwangi. Di pasar ini juga tak boleh ada wadah dan sampah plastik. Para penjual makanan menggunakan daun pisang hingga tempurung kelapa untuk makan dan minum.

Advertising
Advertising

Selain geseng bangsong, Pasar Wit-Witan juga menjajakan rawon alas, sego cawuk, hingga aneka kudapan tradisional seperti tiwul, gatot. TEMPO/David Priyasidharta

Menikmati aneka kuliner masa lampau di tempat ini memang beda suasananya. Karena berada di kawasan hutan kecil yang penuh dengan pepohonan. Tempat duduk juga dari bangku bambu, sendok yang digunakan juga dari kayu.

Pasar yang ramai dikunjungi ratusan wisatawan ini, memberi berkah bagi para pedagangnya yang semuanya adalah warga setempat. Seperti yang dirasakan Lamhatin salah satu pedagang geseng entok. Wanita yang memiliki usaha warung Geseng ‘Mbak Tin’ ini mengaku bisa meraup keuntungan lebih tinggi saat berjualan di Pasar Wit-Witan.

“Kalau jualan di rumah, saya biasanya habis 6-7 ekor entok per hari. Namun di Pasar Wit-Witan ini, saya bisa masak hingga 24 ekor entok. Itupun dua jam saja sudah ludes. Alhamdulillah,” kata Tin, sapaan akrabnya, Minggu, 3 November 2019..

Hal serupa juga diungkapkan Sundari, pembuat aneka dodol. “Setiap minggu berjualan di Wit-Witan, omsetnya mencapai Rp5-6 juta. Angka ini setara dengan yang saya dapatkan kalau berjualan dodol dari rumah selama satu minggu. Jadi ini sangat bermanfaat bagi keluarga kami," ujar Sundari.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas pun berkesempatan mengunjunginya. Anas mengaku sangat menikmati kekhasan saat makan di pasar tersebut, terutama geseng bangsong (itik jantan), "Nikmat sekali rasanya. Rasa pedas bercampur asam dari daun wadung yang menjadi campuran bumbunya sungguh nikmat," ujar Anas.

Bupati Anas mengapresiasi langkah masyarakat desa yang mendukung pariwisata daerah, sekaligus menggerakkan perekonomian warga setempat.

“Sepertinya memang sederhana, tapi ini bisa menjadi kekuatan ekonomi baru bagi masyarakat sekitar. Kami pun terus mendorong agar ke depan setiap kecamatan bisa memiliki satu pasar tradisional yang menjual kuliner khas dan menampilkan kesenian daerah setempat,” kata Anas.

Ihwal penggunaan alat atau wadah non plastik juga telah menjadi komitmen dan kesepakatam bersama di antara para pedagang.

Para pedagang di Pasar Wit-Witan kian kreatif menyiasati larangan penggunaan plastik, misalnya tempurung kelapa atau potongan bambu sebagai mangkok dan gelas. Juga Cobek dari tanah dengan alas daun. TEMPO/David Priyasidharta

"Ini memang ketentuan yang sudah disepakati oleh panitia, yaitu ibu-ibu PKK Desa Alasmalang. Bahkan mereka sangat ketat, agar penjual tidak menggunakan tempat atau wadah dari plastik," ujar Camat Singojuruh, Mochamad Lutfi. Para pedagang juga kian kreatif menyiasati larangan penggunaan plastik, misalnya tempurung kelapa atau potongan bambu sebagai mangkok dan gelas. Juga Cobek dari tanah dengan alas daun.

"Alhamdulillah mendapat sambutan positif, karena pengunjung tambah banyak dan mereka yang ingin bergabung pun juga tambah banyak. Namun demikian, panitia tetap menyeleksi dengan ketat mulai dari olahan yang ditawarkan, hingga kemasan dan penampilan penjualannya," tambah Lutfi.

DAVID PRIYASIDHARTA

Berita terkait

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

1 hari lalu

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru

Baca Selengkapnya

Warga Desa Temurejo Tagih Sertifikat Tanah ke Jokowi: Mohon Diselesaikan Sebelum Turun Jabatan

2 hari lalu

Warga Desa Temurejo Tagih Sertifikat Tanah ke Jokowi: Mohon Diselesaikan Sebelum Turun Jabatan

Presiden Jokowi ditagih sertifikat tanah oleh warga dalam kunjungan kerja ke Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi

3 hari lalu

Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi

Atas pencapaian hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD) 2022, dan mendapatkan nilai terbaik nasional dengan status kinerja tertinggi.

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

4 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

3 Perbedaan Gunung Ruang dan Gunung Raung

6 hari lalu

3 Perbedaan Gunung Ruang dan Gunung Raung

Dengan perbedaan signifikan dalam lokasi, aktivitas vulkanik, dan dampak lingkungan, Gunung Ruang dan Gunung Raung menunjukkan perbedaannya.

Baca Selengkapnya

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 200 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Banyuwangi

6 hari lalu

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 200 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Banyuwangi

Kementerian PUPR mulai merevitalisasi Pasar Banyuwangi yang menjadi pusat perbelanjaan dan kawasan heritage pada pertengahan tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Sekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung

7 hari lalu

Sekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung

Gunung Ruang dan Gunung Raung, meskipun memiliki nama yang mirip merupakan dua gunung berapi yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

7 hari lalu

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

Tim advokasi akan menunggu pemberitahuan resmi dari MA untuk mengeluarkan dua petani Desa Pakel yang permohonan kasasinya dikabulkan.

Baca Selengkapnya

Tersandung Rok Sendiri, Wisatawan Asal Cina Tewas Terjatuh di Jurang Blok Sunrise Kawah Ijen

11 hari lalu

Tersandung Rok Sendiri, Wisatawan Asal Cina Tewas Terjatuh di Jurang Blok Sunrise Kawah Ijen

Nahas menimpa HL, 31 tahun, seorang wisatawan asal Cina saat melakukan pendakian di Kawah Ijen, Sabtu, 20 April 2024.

Baca Selengkapnya

126 Ribu Wisatawan Berkunjung ke Banyuwangi Selama Libur Lebaran

13 hari lalu

126 Ribu Wisatawan Berkunjung ke Banyuwangi Selama Libur Lebaran

Destinasi yang paling banyak dikunjungi di Banyuwangi selama libur Lebaran salah satunya Pantai Marina Boom

Baca Selengkapnya