Macet Bikin Wisatawan Ogah Berlama-lama di Kota Bandung
Reporter
Antara
Editor
Rini Kustiani
Jumat, 18 Oktober 2019 18:09 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kemacetan menjadi salah satu masalah besar di perkotaan. Jakarta dan Kota Bandung merupakan dua kota dengan tingkat kepadatan lalu lintas yang terbilang tinggi.
Mengutip survei Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB), Kota Bandung menjadi kota termacet se-Indonesia atau peringkat ke-14 paling macet se-Asia. Dalam survei yang dirilis pada awal Oktober 2019 ini, menunjukkan Jakarta yang berada di peringkat ke-17 dan Surabaya di posisi 20.
Kondisi kemacetan di Kota Bandung berimbas ke berbagai sektor, salah satunya pariwisata. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI Jawa Barat, Herman Muchtar mengatakan kemacetan di Kota Bandung merugikan industri wisata.
Herman menjelaskan, lalu lintas yang macet menghambat mobilitas. Sementara mobilitas adalah aktivitas yang pasti dijalani oleh wisatawan yang datang ke Kota Bandung.
Dia menceritakan saat sejumlah wisatawan dari Jakarta datang ke Kota Bandung untuk menyegarkan diri, justru mendapati kemacetan di sana-sini. Wisatawan yang semula berniat menetap selama empat hari tiga malam di Kota Bandung, langsung memutuskan kembali pada hari pertama.
"Wisatawan itu sudah booking hotel untuk tiga malam. Mereka jalan-jalan lalu sampai lagi di hotel jam 23.00 karena macet," kata Herman Muchtar. Wisatawan tadi akhirnya tidak jadi menginap dan langsung pulang. Musababnya, mereka memperkirakan besok akan tetap terkena macet saat menjelajah Kota Bandung. "Wisatawan jadi tidak berlama-lama di Kota Bandung."
Menurut Herman, Kota Bandung adalah destinasi utama wisatawan dari Jakarta. Dengan adanya survei dari Asian Development Bank tadi, dia berharap jangan sampai para pelancong memilih plesiran ke daerah lain. "Kita harus berhati-hati bila wisatawan enggan datang ke Bandung," kata dia.
Herman Muchtar berharap seluruh pihak mencari solusi agar masalah kemacetan di Kota Bandung segera tuntas.