Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019 Dibuka, Parade Begitu Meriah

Jumat, 5 Juli 2019 09:56 WIB

Suasana karnaval pembukaan Festival Kebudayaan Yogyakarta atau FKY 2019 di Malioboro Kamis sore, 4 Juli 2019. Festival Kebudayaan Yogyakarta akan digelar pada 4 - 21 Juli 2019 di berbagai titik di Yogyakarta dengan kegiatan beragam. TEMPO | Pribadi Wicaksono.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ribuan warga Yogyakarta tumpah ruah ke jalan dalam pembukaan Festival Kebudayaan Yogyakarta atau FKY 2019 pada Kamis sore, 4 Juli 2019. Masyarakat begitu antusias menyaksikan parade kesenian yang panjangnya sampai puluhan meter.

Baca: Asyik, Wisata Air di Taman Pintar Yogyakarta Kembali Beroperasi

Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019 mengambil tema besar Mulanira yang berarti wiwitan atau asal muasal. Sebanyak 33 kontingen turun dalam parade pembukaan festival yang akan berlangsung pada 4 - 21 Juli 2019, di berbagai titik di Yogyakarta itu.

"Untuk pawai ini diikuti 2000 peserta dan 16 kendaraan hias," ujar Direktur Kreatif Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019, Gintani Swastika kepada Tempo. Peserta parade pembukaan FKY ini berangkat dari dua titik berbeda.

Titik pertama, kontingen dilepas dari Kompleks Kantor Gubernur DI Yogyakarta Kepatihan melintasi Malioboro. Di titik kedua, peserta dilepas dari Alun-alun Pura Pakualaman. Rombongan tersebut kemudian bertemu di kawasan Titik Nol kilometer, tepatnya di depan Gedung Sonobudoyo.

Advertising
Advertising

Beragam kreasi kostum peserta pawai mendapat sambutan luar biasa dari wisatawan dan masyarakat. Tak jarang sebagian dari peserta pawai diminta berfoto dengan masyarakat di pinggir jalan meski iring-iringan parade masih berjalan.

Salah satu peserta parade pembukaan Festival Kebudayaan Yogyakarta yang menarik perhatian masyarakat adalah aksi para penari dari Sanggar Seni Rawikara Nari Bahuwarna Wonosari Gunungkidul. Mereka mengenakan kostum bertema flora yang bentuknya menyerupai barong simo dan dadak merak pada reog Ponorogo, namun seluruh ornamennya diganti dedaunan hijau.

Suasana karnaval pembukaan Festival Kebudayaan Yogyakarta pada Kamis, 4 Juli 2019. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Kelompok ini juga menampilkan para perempuan dengan kreasi kostum unik lain dengan ciri khas sayap layaknya kupu-kupu mengepak. Pilihan warna dibuat mencolok seperti kuning emas, biru mengkilap, dan hijau. Ada juga penari yang memakai kostum berbentuk burung dan mengepakkan sayap seolah terbang hingga membuat masyarakat, khususnya anak-anak menyingkir khawatir terkena sayapnya yang terus bergerak.

Suasana karnaval pembukaan Festival Kebudayaan Yogyakarta pada Kamis, 4 Juli 2019. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Baca juga:
Tiap Selasa Wage Malioboro Jadi Ruang Kosong, Enaknya Diisi Apa?

Kelompok mahasiswa pun tak ketinggalan. Laskar Seni Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta atau UNY menurunkan pasukannya yang berdandan ala kerajaan, lengkap dengan mahkota dengan baju kebesaran. Busana kebesaran berupa lembaran batik berlogo Hobo Keraton yang saat berjalan diiringi empat abdi dalam. Wajah para raja itu seluruhnya dicat putih.

Suasana karnaval pembukaan Festival Kebudayaan Yogyakarta pada Kamis, 4 Juli 2019. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Adapun kelompok Bergodo Nghrowot Girikerto Turi Sleman menampilan deretan prajurit yang mengawal sebuah replika guci tembaga raksasa setinggi sekitar 2 meter yang dililit seekor naga. Sejumlah kendaraan hias turut meramaikan pawai. Dari Bregodo Argo Satrean Kalibawang Kulon Progo misalnya, mengawal seorang putri yang duduk di atas replika burung putih besar. Ada pula kreasi truk yang dibuat penuh mainan kardus asal Gunungkidul.

Suasana karnaval pembukaan Festival Kebudayaan Yogyakarta pada Kamis, 4 Juli 2019. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Pembukaan Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019 dilanjutkan dengan lagu 'Bagimu Negeri' secara instrumental, juga pertunjukkan komposisi tari kreasi baru yang terinsipirasi dari tembang macapat era Mangkunegara yang liriknya digubah Ki Hajar Dewantara, yaitu 'Kinanti Sandung'. Gubahan ini kemudian dibawakan oleh 100 penari dari Sanggar Seni Kinanti Sekar.

Gintani mengatakan tagline Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019 yakni ruang ragam interaksi sebagai simbol Yogyakarta menjadi pertemuan berbagai unsur kebudayaan di Jawa khususnya, juga Indonesia secara keseluruhan. Dalam perhelatan Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019 ini, pihaknya mengacu Peraturan Daerah Keistimewaan (Perdais) Nomor 3 Tahun 2017 untuk menerjemahkan kegiatan kebudayaan yang mengisi festival ini.

Simak: Wisata ke Yogyakarta, Mampir ke Pojok Baca Pocahontas & Casandra

"Jika event sebelumnya yang menjadi highlights semata kesenian, sekarang kami perluas makna kebudayaan itu dengan kegiatan berbau sains, ritual, bahasa, hingga kuliner," ujar Gintani. Agenda Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019 akan diadaiakn di berbagai titik. Di antaranya Museum Merapi, Museum Sonobudoyo, juga Museum Ki Hadjar Dewantara di Taman Siswa.

Berita terkait

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

4 jam lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

12 jam lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

15 jam lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

1 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

2 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Akademisi Ungkap Peluang Jaring Wisatawan Mancanegara Lewat Sektor Pendidikan

2 hari lalu

Akademisi Ungkap Peluang Jaring Wisatawan Mancanegara Lewat Sektor Pendidikan

Pendidikan menjadi pintu masuk untuk mengenalkan Indonesia terutama kekayaan wisata budayanya ke wisatawan mancanegara.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

4 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

5 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

5 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

5 hari lalu

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.

Baca Selengkapnya